12. Mencari Pekerjaan

1.1K 135 9
                                    

Renandra melangkahkan kakinya dengan terburu-buru melewati lapangan utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renandra melangkahkan kakinya dengan terburu-buru melewati lapangan utama. Renandra tidak mau kejadian seperti kemarin terulang lagi. Renandra semakin mempercepat langkahnya, bahkan kini ia sudah berlari-lari kecil. Renandra ingin cepat sampai di kelas. Namun sialnya kakinya mendadak lemas. Hingga Renandra yang semula berlari kini terjatuh dengan keras, dagunya menghantam kasarnya paving block.

Renandra berulang kali mengumpati dirinya dalam hati. Sudah lama ia tidak mengalami keanehan seperti ini, sekarang ia mengalaminya lagi? Ah sebenarnya ada apa dengan tubuhnya. Suara tawa jelas terdengar di telinga Renandra. Kalimat cacian dan makian kembali terdengar dari para siswa yang melihat Renandra terjatuh tadi. Sial! Dirinya jadi bahan tertawaan lagi.

"Berisik! Berhenti ketawa atau mulut kalian gue robek satu-satu?! Ck, bikin mood gue rusak aja."

Sebuah suara yang terkesan dingin menginterupsi semua yang ada di sana. Ancaman itu terdengar tidak main-main. Para siswa yang tadi menonton kini satu-persatu mulai pergi.

Dug!

Sosok itu menendang kaki Renandra. "Bangun! Jangan ngehalangin jalan gue, bodoh!!" ketusnya. Lalu ia segera pergi melewati Renandra yang masih terkapar di bawah.

Renandra menatap kepergian orang itu. Rambut dikuncir kuda dengan tas yang disampirkan dibahu kirinya. Jaket merah maroon yang selalu dipakainya ketika ke sekolah. Sosok itu tampak tidak asing bagi Renandra. Ya, itu Nia. Zenia Maritza.

Renandra tersenyum tipis menatap Nia yang sudah menjauh. Entah kenapa Renandra merasa sikap Nia tadi seakan melindunginya. Meskipun mungkin Nia tidak melakukan itu untuk Renandra, tapi Renandra akan tetap menganggap bahwa Nia telah membantunya.

Renandra perlahan berdiri, ia meringis saat merasakan perih di area dagunya. Jari tangannya perlahan menyentuh dagunya. Renandra sangat terkejut saat mendapati dagunya lecet dan berdarah.

Pantas saja terasa sakit dan perih. Dengan langkah yang sedikit bergetar Renandra berjalan menuju UKS untuk mengobati lukanya. Renandra heran sendiri, kenapa akhir-akhir ini ia sering terjatuh ketika berjalan. Padahal dirinya tidak sedang melamun ataupun sakit.


***

Nia berjalan di sepanjang koridor menuju kelasnya dengan tatapan kosong. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya, dan itu berhasil membuat Nia berhenti dan berbalik menatap orang tersebut. Ia yang semula akan marah mengurungkan niatnya saat melihat ternyata orang itu adalah Alan.

"Kemana aja kamarin?" tanya Alan datar.

"Bukan urusan lo." jawab Nia santai. Nia mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Alan, namun pemuda itu semakin memperkuat cengkramannya.

"Lepas! Gue mau ke kelas!"

"Lo ngehindarin gue?"

Nia yang ditanya seperti itu hanya diam. Ia memalingkan wajahnya, tak mau melihat wajah Alan. Alan meraih kedua tangan Nia. Ia usap telapak tangan Nia dengan lembut.

50 HARI BERSAMA ILUSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang