Gus Rese

2K 288 3
                                    

Haechan dan Jeno berjalan beriringan memasuki pondok sembari menenteng kantong plastik kresek putih yang berisi penuh dengan barang belanjaan mereka.

"Jen lu tau gak koko itu apa?" tanya Haechan sembari melirik ke arah Jeno.

"Koko?, baju koko maksudnya?" si manis mendengus kesal begitu mendengar ucapan pemuda sipit itu barusan.

"Ck, bukan itu!" kata Haechan sembari menatap wajah pemuda sipit itu dengan sebal.

"Terus apa dong Chan?" tanya Jeno bingung.

"Gue juga gak tau, soalnya gus Rayan yang kemarin nyuruh gue buat manggil dia koko" Jeno mengangguk paham dengan ucapan si manis barusan.

"Coba kamu tanya langsung aja sama gus Rayan, biar kamu bisa langsung paham nanti" si manis menggeleng tak setuju begitu mendengar ucapan Jeno barusan.

"Males ah, dia rese orang" Jeno hanya terkekeh pelan begitu mendengar ucapan si manis barusan.

"Yah daripada kamu pusing sendiri kaya begini chan, mending langsung di tanyain aja" si manis mencebikkan bibirnya dengan kesal begitu mendengar ucapan pemuda sipit itu barusan.

"Ekhem! Ekhem!" refleks keduanya berhenti berjalan ketika melihat gus Rayan yang tengah berjalan ke arah mereka sembari menatap si manis dengan tajam.

"Enak sekali ya yang habis jalan-jalan" kata Rayan sinis sembari berhenti tepat di hadapan si manis.

"Kami tak habis jalan-jalan gus, tapi kami habis belanja kebutuhan harian kami" kata Jeno sembari tersenyum manis ke arah Rayan.

"Haechan jam berapa sekarang?" Rayan tak memusingkan ucapan Jeno barusan, pemuda tampan itu lebih memilih menatap si manis dengan tajam sembari melipat tangannya di depan dada.

Si manis menoleh ke arah Jeno, meminta pertolongan. Pasalnya dirinya tak tahu sekarang ini sudah jam berapa karena dia tak mengenakan jam tangan.

"Jam sebelas siang" jawab si manis sembari melirik ke arah jam tangan yang tengah Jeno kenakan.

"Kamu lupa ada jadwal sama saya atau bagaimana?" tanya Rayan sembari menatap wajah si manis dengan datar.

"Loh bukannya libur ya?, Jisung bilang koko lagi ada urusan" Rayan hanya mampu menghela nafas kasar ketika mendengar ucapan si manis barusan.

"Dan kamu percaya?, sudah tahu kalau Jisung itu kemusuhan sama kamu tapi kamu dengan tolol nya malah percaya sama omongan dia" kata Rayan sarkas sembari tersenyum mengejek ke arah si manis.

"Bersih-bersih sekarang saya tunggu kamu di masjid, jangan sampai telat" kata Rayan sembari berlalu pergi meninggalkan si manis yang sekarang ini tengah menatap punggung tegap nya dengan tajam.

"Jisung sama Rayan kelakuannya gak beda jauh ternyata, sama-sama kaya setan"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Haechan mendudukkan tubuh berisi nya di hadapan Rayan yang sekarang ini tengah menatapnya dengan tajam.

"Kamu telat sepuluh menit" si manis meringis pelan begitu mendengar ucapan gus Rayan barusan.

"Gue kan habis mandi dulu, jadi wajar aja kalau lama" kata si manis ketus.

"Apa kamu mandi seperti anak perempuan sampai-sampai menghabiskan waktu selama setengah jam?" tanya Rayan sembari menatap si manis dengan datar.

"Langsung aja mulai gak usah banyak bacot" kata Haechan kesal sembari menatap wajah tampan gus Rayan dengan penuh permusuhan.

"Lari keliling pondok sekarang!!, dan jangan berhenti sebelum saya menyuruh" mata bulat Haechan sukses melotot begitu mendengar ucapan Rayan barusan.

"Lari keliling pondok?" tanya si manis memastikan.

"Ya, sekarang" kata Rayan sembari berdiri dari duduknya.

"Eh situ jangan gila dong, masa gue disuruh keliling pondok seluas ini mana bisa lah" kata si manis tak terima sembari ikut berdiri dari duduknya.

"Sekarang Haechan!!" kata Rayan tak mau di bantah sembari mencengkram lengan atas si manis dengan erat.

"Situ kalau mau ngasih hukuman yang kira-kira dong, jangan ngasih hukuman yang gak masuk di akal kaya begini" kata Haechan sembari berusaha melepaskan cengkeraman Rayan dari lengan nya.

"Lari keliling pondok sekarang, atau saya kasih hukuman kamu untuk mengepel semua lorong lantai pondok selama satu minggu" kata Rayan sembari mendorong tubuh si manis ke belakang dengan kasar, membuat tubuh berisi Haechan oleng dan berakhir jatuh ke atas lantai masjid.

"Lakukan sekarang, dan jangan coba-coba untuk berhenti sebelum saya yang menyuruh" kata Rayan sembari berlalu pergi meninggalkan si manis yang sekarang ini tengah meringis pelan, merasakan pantatnya yang terasa sangat sakit karena kembali menghantam lantai.

"Gus bangke!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tubuh berisi si manis langsung ambruk ke atas tanah begitu si manis baru saja melakukan putaran yang ke sebelas, kulit tan nya sekarang ini sudah di banjiri oleh keringat bahkan wajah si manis sekarang ini sudah sangat memerah.

"Si koko setan itu kemana sih?, udah hampir magrib nih gue udah gak sanggup lari lagi" kata si manis kesal sembari mengatur nafasnya yang mulai memburu.

"Gue kesini mau belajar agama, bukannya malah di siksa kaya begini" kata Haechan sembari mengusap keringat yang memenuhi wajah manisnya menggunakan kaus hitam yang tengah di kenakan nya.

"Kayaknya ayah salah masukin gue ke pondok deh" kata si manis sembari berdiri dari acara tiduran di atas tanah.

"Haechan!!" Haechan menoleh ke arah Jeno yang tengah berlari ke arahnya sembari membawa sati botol air mineral.

"Udahan aja Chan, gak perlu di lanjutin lagi" kata Jeno sembari menyodorkan botol air mineral itu ke arah si manis.

"Gak, yang ada hukuman gue nanti di tambahin" kata si manis seraya menengguk air mineral itu dengan rakus.

"Tapi Chan kamu gak mungkin kan terus lari sampai gus Rayan datang?" kata Jeno sembari menatap si manis dengan khawatir.

"Gue gak papa kok, santai aja" kata Haechan sembari menepuk pundak Jeno dengan pelan.

"Gue lanjut lari lagi ya" Kata Haechan sembari melemparkan botol air mineral yang sudah kosong ke arah Jeno, kemudian pemuda manis itu kembali berlari dengan keadaan tubuhnya yang sudah benar-benar sangat lelah.

"Gus Rayan kali ini benar-benar sudah sangat keterlaluan" kata Jeno sembari menatap punggung si manis yang sudah menjauh dengan khawatir.

TBC

Semoga suka ya.

Gus ReseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang