Teman Baru

2.8K 320 8
                                    

Pemuda manis berpipi gemil itu menggeram marah kala ada seorang santri yang menabrak tubuhnya lalu berlalu pergi begitu saja tanpa meminta maaf terlebih dahulu.

"Bangsat!!, seengaknya lu minta maaf dulu kek anying jangan malah langsung pergi gitu aja kaya yang gak merasa bersalah sama sekali" teriak si manis kesal seraya menatap punggung tegap yang sudah menjauh itu dengan penuh permusuhan.

Cklek

"Dek jangan berisik ya, kasian penghuni pondok yang lain lagi pada istirahat" ucap seorang pemuda tampan yang tengah mengenakan baju koko berwarna putih seraya tersenyum teramat manis ke arah Haechan yang sekarang ini tengah menatapnya dengan tajam.

"Mata lu dek!!, umur gue udah duapuluh dua tahun ya anying!!" pemuda tampan itu hanya mampu meringis pelan begitu melihat raut wajah si manis yang tampak sangat menyeramkan sekarang ini, tapi terlihat sangat lucu juga secara bersamaan.

"Hahahah... Maaf saya tak tahu" kata pemuda tampan itu seraya mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal dengan pelan.

"Bacot!" kata si manis ketus seraya berlalu pergi dari hadapan pemuda tampan berkoko putih itu yang sekarang ini tengah menatapnya dengan rasa bersalah.

"Sial banget sih gue hari ini, baru juga nyampe tapi udah dapet masalah lagi aja" gerutu si manis seraya menyeret koper yang berisi barang-barangnya dengan penuh kekesalan.

Sekitar sepuluh menit pemuda manis itu terus mengomel sepanjang jalan menuju ke kamar yang mulai sekarang ini akan dirinya tempati.

"Awas aja kalau temen sekamar gue juga nyebelin kaya orang yang nabrak gue tadi" kata Haechan sembari menghela nafas pelan, pemuda manis itu tak akan pernah terima jika teman sekamar nya nanti malah lebih menyebalkan daripada pemuda yang sudah menabrak nya tadi.

Cklek

Tanpa mengucap salam atau mengetuk pintu terlebih dahulu pemuda manis itu langsung saja membuka pintu bercat putih itu, membuat seseorang yang tengah berada di dalam kaget karena kelakuannya itu.

"Astagfirullah!" pemuda sipit itu hanya mampu mengelus dada begitu melihat tingkah laku si manis yang langsung masuk ke dalam kamar tanpa mengucap salam ataupun mengetuk pintu.

"Eh maaf, maaf gue kirain gak ada orang" pemuda sipit yang tengah duduk si atas kursi meja belajar itu hanya mampu tersenyum maklum, kemudian setelah merapikan buku-bukunya pemuda sipit itu langsung berjalan menghampiri si manis yang masih berdiri di depan pintu kamar.

"Gak masalah, santai aja" kata pemuda sipit itu seraya menepuk pundak si manis dengan pelan.

"Gue Haechan" kata si manis tiba-tiba seraya mengulurkan tangannya ke arah pemuda sipit itu yang sekarang ini tengah berdiri di hadapannya.

"Saya Jeno" kata Jeno seraya menyambut uluran tangan si manis dengan penuh antusias.

"Semoga kita berdua bisa berteman dengan baik yah" Haechan hanya mampu tersenyum kikuk begitu melihat eye smile Jeno yang tampak sangat menawan.

"Hmm" Haechan hanya mampu mengangguk pelan begitu mendengar ucapan pemuda sipit itu barusan, karena sungguh baru kali ini dirinya berkenalan dengan orang asing selain teman-teman sekelas nya itu juga hanya untuk formalitas saja. Bahkan saat mulai berteman dengan Yeonjun pun Haechan sampai tak seperti ini.

"Mau istirahat dulu atau keliling pondok?" tanya Jeno seraya menatap wajah manis itu dengan senyuman yang tak luntur sendari tadi.

"Anter gue keliling pondok aja, soalnya gue juga pengen tau jalan biar nanti gue gak nyasar" kata seraya menaruh koper nya di samping lemari pakaian milik Jeno, dan mulai sekarang akan menjadi miliknya juga.

"Ok"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pemuda manis itu dengan antusias berjalan di samping Jeno seraya menelisik keadaan sekitar pondok yang lumayan ramai.

"Mereka lagi ngapain sih?, kok gue liat-liat dari tadi mereka kayak lagi sibuk banget nyiapin sesuatu" tanya Haechan seraya menunjuk kumpulan para santri yang tampak sangat sibuk entah tengah melakukan apa.

"Mereka tengah mempersiapkan jamuan untuk menyambut kedatangan gus Rayan dan gus Jusuf" Jawab Jeno sembari ikut memperhatikan teman-temannya yang tengah sibuk menyambut kedatangan anak dari pemilik pondok yang akan segera pulang dari luar kota.

"Cih lebay banget, yang kaya begitu aja harus pake acara di sambut segala" kata si manis sarkas seraya berjalan mendahului Jeno, pemuda sipit itu hanya mampu tersenyum maklum begitu melihat tingkah Haechan yang Jeno rasa dirinya harus segera terbiasa dengan itu.

"Sebenarnya nama Asli gus Rayan itu Renjun Arion Arrayan cuma disini lebih di kenal dengan sebutan gus Rayan, dan Kalau adiknya nama aslinya Jaemin Jusuf Ariendra dan kalau disini lebih di kenal dengan sebutan gus Jusuf. Mereka itu kembar tak identik yang punya kelakuan yang sebelas dua belas alias sama-sama dingin kaya kutub utara. Lusa mereka bakalan pulang setelah tiga tahun belajar di luar kota kemungkinan santri yang lain kangen sama mereka makanya kita semuanya berinisiatif buat menyambut kedatangan mereka besok lusa" Jelas Jeno panjang lebar seraya menarik tangan si manis untuk ikut dengannya menghampiri teman-temannya yang masih sibuk berkerja.

"Assalamualaikum!!" salam Jeno dengan semangat seraya berhenti tepat di hadapan seorang pemuda tinggi yang tengah mengenakan baju koko berwarna biru laut.

"Eh lu kan yang tadi nabrak gue anying?!!" teriak Haechan heboh seraya menunjuk-nunjuk wajah pemuda tampan berkoko biru laut itu dengan jari tengahnya.

TBC

Kalian udah siap kan ngikutin ceritanya gus Rayan sama si gembul nya?.

Gue harap kalian suka sama cerita abal-abal gue ini.

Dan juga gue kurang tau kehidupan di pondok itu kayak gimana, jadi kemungkinan feel nya gak akan dapet. Jadi gue mau minta maaf dari sekarang.

Gus ReseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang