Rayan meringis pelan ketika merasakan lengan kanannya yang terasa sangat kebas, ia hampir saja mengumpat ketika lengannya kanannya tak bisa di gerakan sama sekalian. Namun sebelum itu terjadi wajah polos sang kekasih mampu membuatnya merasa bersalah karena sudah berniat akan mendorong pemuda gemil itu dari atas ranjang.
"Saya lupa jika saya tidur bersama dengan kamu, bola coklat maafkan koko ya karena mengumpati kamu di dalam hati tadi" gumam Rayan seraya mengusap rambut hitam sang kekasih dengan penuh kasih sayang.
Rayan terkekeh gemas ketika melihat gigi kelinci manisnya yang tengah mengintip malu-malu, kekasih manisnya itu masih terlihat sangat menggemaskan bahkan ketika tengah tidur sekalipun.
"Kamu benar-benar terlihat menggemaskan sayang" kata Rayan sembari mencuri satu ciuman di pipi bulat si manis.
"Oh ya ampun!! Sudah jam setengah lima pagi" Rayan mendadak panik ketika melihat jam dinding yang berada di kamarnya sudah menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit, lima menit dari sekarang adzan subuh akan berkumandang dan itu akan menjadi masalah besar baginya ketika ia tak berada di masjid detik itu juga. Sebab ia yang akan melantun adzan subuh kali ini sekaligus menjadi imannya juga.
"Bola coklat ku!! Ayo bangun" dengan tak sabaran gus muda itu mengguncang pundak sang kekasih dengan sedikit kasar, membuat manisnya menggeram kesal karena tidur nyenyak-nya sudah di ganggu.
Namun baginya gangguan itu belum seberapa, sebab bukannya bangun pemuda manis itu malah semakin menyamakan posisi tidurnya di atas dada bidang sang kekasih.
"Ya ampun sayang ayo bangun!!" Rayan benar-benar di buat gemas dengan tingkah sang kekasih yang sangat sulit di bangunkan ini.
"Bola coklat ku ayo bangun sayang, kalau kamu tak bangun berarti kamu harus menjadi janda karena koko tinggalkan" mata bulat si manis sukses melotot begitu mendengar ucapan sang kekasih barusan, kepalanya bahkan masih terasa sangat pusing ketika ia berusaha mendudukkan tubuh berisi nya di atas ranjang.
"Koko mau putusin aku?!!" kata Haechan sembari menatap sang kekasih dengan penuh permusuhan.
"Bukan itu sayang, tapi koko akan di penggal oleh ayah jika koko tak datang tempat waktu ke masjid" kata Rayan sembari merapihkan surai si manis yang terlihat berantakan.
Haechan yang mendengar ucapan sang kekasih barusan hanya mampu mengangguk paham, seraya menguap pelan ketika rasa kantuk-nya masih belum hilang sepenuhnya.
"Ya udah kalau begitu ayo kita ke mesjid!! Koko kok malah diem aja sih?!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah melaksanakan ibadah shalat subuh serta mendengarkan siraman rohani di pagi, akhirnya kedua pemuda itu bisa bernafas lega ketika nyawa gus Rayan masih bisa di selamatkan pagi ini.
"Koko sih!! Tidur kok kayak kebo kita kan jadi kesiangan untung aja tadi kita datengnya tepat waktu coba kalau gak?!, mungkin sekarang ini aku udah jadi janda karena koko tinggalin" Rayan hanya mampu terkekeh pelan ketika melihat manisnya yang tengah mengomel, benar-benar terlihat sangat menggemaskan.
"Kemarin koko kan cape sayang, wajar saja kan kalau hari ini bangunnya kesiangan" kata Rayan sembari menoel-noel pipi si manis dengan gemas.
"Pasang alarm kan bisa, gitu aja kok repot" sepertinya pemuda manis itu masih kesal perihal ia yang akan menjadi janda jika mereka telat datang ke masjid tadi.
"Ya sudah, nanti koko beli jam yang ada alarm-nya" kata Rayan memilih mengalah daripada harus memperpanjang perdebatan mereka pagi ini.
"Nah! Itu tuh yang, si babi ngepet sama kak Rayan" kata Jusuf sembari menunjuk ke arah gus Rayan dan Haechan yang masih beradu argumen.
"Babi ngepet!! Babi ngepet!! Itu tuh kakak aku yak" kata Jeno kesal seraya mencubit pinggang sang kekasih dengan penuh kasih sayang.
"Ahk!! Ampun, ampun sakit vitamin ku aa' tadi cuma bercanda kok sayang" kata Jusuf sembari berusaha menghentikan aksi manisnya yang tengah mencubiti pinggangnya dengan gemas.
"Rasain!! Suruh siapa aa' ngatain kakak aku" kata Jeno seraya memberikan bonus terakhir, yaitu cubitan memutar ala nya yang sukses mampu membuat sang kekasih berteriak kesakitan.
"Hiks.. Jahat kamu yang gimana kalau aa' meninggal coba karena cubitan kamu itu, memangnya kamu mau menjadi janda?" kata Jusuf seraya menatap manisnya dengan tatapan sok sedihnya.
"Jadi janda, jadi janda nikah aja belum loh kita a'." kata Jeno kesal seraya berjalan cepat menghampiri sang kakak yang tengah di aniaya oleh gus Rayan.
"Apa yang gus lakukan kepada kakak saya?!! Bisa-bisanya gus menyakiti kakak saya seperti itu!!" teriak Jeno lantang seraya menatap tajam gus Rayan yang tengah mencubiti pipi bulat manisnya dengan gemas.
"Hiks.. Jeno bantuin" pipi bulat si manis benar-benar memerah karena ulah kekasih tampan nya itu, sepertinya gus Rayan kelewat gemas dengan kekasih gemil nya itu sampai-sampai tak menyadari jikalau mata bulat Haechan sudah berkaca-kaca. Siap-siap menangis karena merasakan pipinya yang benar-benar terasa sangat panas.
"Gus lepaskan!! Kakak saya hampir menangis itu" Rayan buru-buru menghentikan aksi-nya begitu mendengar ucapan Jeno barusan, kemudian ia melirik ke arah manisnya yang sudah siap menumpahkan air matanya.
"Maaf bola coklat ku, koko tak bermaksud" kata Rayan sembari mengusap-ngusap pipi bulat si manis dengan penuh kasih sayang.
"Dasar koko bangsat Rayan!!"
"Heh!!"
TBC
Ceritanya gak jelas banget kan?. Bodo lah yang penting update daripada gak sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Rese
Short Story"Woy itu yang mukanya kaya tripleks!!, gue sumpahin kecebur got lu setelah ini!!"