Haechan mendecih tak suka ketika melihat Rayan tengah sarapan di warteg bersama dengan seorang wanita, begitupun dengan Jeno yang tengah berdiri di sampingnya. Pemuda sipit itu merasa tak suka ketika melihat Jusuf tengah bersenda gurau bersama dengan seorang wanita cantik yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
"Kita makan di kantin aja yuk Jen" ajak Haechan sembari menarik lengan Jeno untuk segera pergi dari sana.
"Loh? Bukannya kamu lagi pengen makan di warteg ya? Kok sekarang kamu malah mengajak saya untuk makan di kantin?" tanya Jeno bingung.
"Gak jadi! Sekarang gue udah gak mood buat makan disini, mending kita makan di kantin aja" kata Haechan sembari menarik lengan Jeno dengan paksa, Jeno hanya mampu menurut daripada harus membuat pemuda manis itu marah nantinya.
Saat kedua pemuda manis itu hendak pergi suara Jusuf terdengar memanggil nama mereka berdua untuk mendekat.
"Haechan!! Jeno!! Ayo kesini" teriak Jusuf sembari melambaikan tangan kanannya.
"Ayo pergi Jen" rengek si manis sembari menarik-menarik lengan Jeno, namun sayangnya kali ini sang pemilik sama sekali tak bergerak dari tempatnya bareng sejengkal pun.
"Ayo Chan" mata bulat si manis sukses melotot begitu Jeno menarik lengannya untuk berjalan menghampiri kedua gus itu yang tengah sibuk dengan wanita mereka masing-masing.
"Ayo duduk disini" kata Jusuf sembari menepuk-nepuk sebelahnya yang kosong.
"Mereka teman-teman kalian?" tanya seorang wanita berjilbab putih tiba-tiba sembari menatap kedua pemuda manis itu dengan tatapan tak suka.
"Ah iya, kenalkan yang ini Jeno dan yang duduk di sebelahnya itu Haechan. Mereka adalah santri yang tengah mondok disini" wanita berjilbab putih itu hanya mengangguk begitu mendengar ucapan Jusuf barusan, seraya melirik ke arah kedua pemuda manis itu dengan sinis. Entah kenapa tapi wanita itu merasa kalau mereka berdua adalah ancaman terbesar baginya.
"Kalian ingin makan apa? Biar saya pesankan" tanya Rayan seraya hendak berdiri dari duduknya.
"Tak apa gus, kita bisa pesan nanti untuk sekarang Haechan bilang hanya ingin makan gorengan terlebih dahulu" Rayan hanya mengangguk paham sembari mulai kembali melahap sarapan-nya.
Setelahnya kedua pemuda tampan itu kembali sibuk dengan kedua wanita yang tengah duduk di hadapan mereka, mereka berempat bersenda gurau seraya membahas masa kecil mereka. Disini Haechan dan Jeno dapat menyimpulkan kalau kedua wanita itu adalah teman masa kecil Rayan dan juga Jusuf.
Jeno menatap Jusuf dan wanita berjilbab merah itu secara bergantian, entah mengapa ada rasa tak suka ketika melihat interaksi mereka berdua yang benar-benar terlihat sangat akrab.
Haechan dan Jeno benar-benar di abaikan bahkan sepertinya kedua pemuda tampan itu lupa kalau manis mereka masih berada disini.
"Ngomong-ngomong kalian berdua udah punya pacar belum?" si manis mendecih tak suka ketika melihat wanita berjilbab putih itu menatap Rayan dengan genit.
"Pacar?" tanya keduanya seraya menghentikan acara menyuap makanan ke dalam mulut mereka untuk sejenak, kemudian setelahnya kedua pemuda tampan itu menjawab dengan kompak.
"Belum, kita berdua masih jomblo" jawab kedua pemuda tampan itu, yang mampu membuat perasaan Haechan dan Jeno merasa terlukai seketika.
"Wah sayang dong, ganteng-ganteng begini tapi masih jomblo" kata wanita berjilbab merah seraya terkekeh pelan setelahnya.
"Ayo Jen kita pulang" kata Haechan sembari berdiri dari duduknya, membuat atensi empat orang yang tadi mengabaikan mereka sukses melirik ke arahnya
"Tapi Chan kita kan belum sarapan" kata Jeno tak setuju, seraya ikut berdiri dari duduknya juga.
"Kita bisa sarapan di kantin nanti" kata Haechan sembari menarik tangan Jeno dengan sedikit kasar.
"Kalian mau kemana?" tanya Rayan bingung sembari berdiri dari duduknya.
"Gue mau kencan sama Jisung" kata si manis sembari melirik sinis ke arah gus Rayan.
"Jen kamu mau kemana?" Jeno melirik ke arah gus Jusuf yang sekarang ini tengah menatapnya dengan bingung.
"Saya lupa, kalau saya ada urusan dengan Mark sekarang ini jadi saya harus segera kembali" Jusuf mendecih tak suka begitu mendengar ucapan manisnya barusan.
"Jadi kita permisi dulu ya gus"
"Dadah koko bangsat Rayan dan kembarnya yang gak kalah bangsat!!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Mereka berdua bernama Rani dan juga Rina mereka berdua adalah anak kembar sama seperti gus Rayan dan gus Jusuf" kata Jisung santai sembari menutup buku yang tengah di bacanya.
"Oh ok, thanks infonya" kata si manis sembari berdiri dari duduknya.
"Ayo" si manis mengeryit bingung begitu mendengar ucapan Jisung barusan.
"Kemana?" tanya Haechan bingung.
"Kencan" Haechan hampir saja tersedak ludahnya sendiri begitu mendengar ucapan Jisung barusan.
"Lu bercanda?" Jisung menggeleng sembari ikut berdiri dari duduknya juga.
"Kamu sudah berjanji, jadi harus di tepati" Jeno menatap tak suka Jisung yang menggandeng tangan si manis tanpa permisi.
"Mau kemana? Kamu juga harus berkencan bersama dengan saya" Jeno melirik horor ke arah Mark yang sekarang ini tengah menahan lengannya.
"Saya tidak pernah menjanjikan hal itu sebelumnya" kata Jeno sembari menatap Mark dengan penuh permusuhan.
"Memang tidak pernah, tapi sekarang ini saya tengah mengajak kamu untuk berkencan" kata Mark sembari tersenyum tampan yang mana malah membuat Jeno ingin muntah begitu melihatnya.
"Kedua wanita itu akan tinggal di rumah pak kiyai selama satu minggu bukan? Berarti gus Rayan dan gus Jusuf akan sering bertemu dengan mereka, karena itu lebih baik membuat mereka berdua cemburu juga daripada hanya kalian yang merasa cemburu disini" senyuman kedua pemuda manis itu sukses merekah begitu mendengar ucapan Mark barusan.
"Ide bagus!!"
TBC
Tetep update walaupun ceritanya makin gak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Rese
Short Story"Woy itu yang mukanya kaya tripleks!!, gue sumpahin kecebur got lu setelah ini!!"