Menjauh

1.2K 223 25
                                    

Jeno buru-buru bersenyembunyi di balik tubuh berisi Haechan ketika melihat gus Jusuf yang tengah berjalan menghampiri mereka berdua.

"Ngapain situ kemari?" tanya Haechan ketus sembari menatap gus muda itu dengan penuh permusuhan.

"Assalamualaikum" si manis hanya mendecih pelan tanpa berniat membalas salam dari gus Jusuf sama sekali.

"Waalaikumsalam" di belakang sana Jeno membalas sembari menatap gus Jusuf dengan takut-takut.

"Jen ayo kita bicara, saya ingin meminta maaf karena sudah menampar kamu kemarin" pinta Jusuf sembari menatap manisnya dengan penuh permohonan.

"Tapi sayangnya temen gue gak mau ngobrol sama orang kasar kayak situ" kata si manis sembari berjinjit seraya merentangkan keduanya tangannya,
berusaha menyembunyikan tubuh Jeno di balik tubuh mungilnya. Namun sayangnya tubuh Jeno yang lebih besar darinya jelas tak bisa tertutupi sepenuhnya.

"Sebentar saja saya mohon" Haechan berdecak kesal ketika melihat gus Jusuf yang sangat keras kepala ingin bertemu dengan teman sipit nya itu.

"Gue bilang gak ya gak!! Jangan suka maksa jadi orang, kalau gue biarin lu ketemu sama Jeno yang ada lu nyakitin dia lagi. Dan gue sebagai temennya gak akan biarin hal itu terjadi lagi" Jusuf hanya mampu menghela nafas pelan ketika melihat Haechan yang sepertinya tak akan pernah membiarkan ia menyentuh manisnya lagi.

"Jen" Jusuf menatap manisnya yang sama sekali tak menoleh ke arahnya, sakit sekali hati Jusuf ketika melihat itu.

"Jen kemarin saya kelepasan, tapi saya jamin kejadian itu tak akan pernah terulang lagi. Mulai sekarang saya berjanji tak akan pernah menyakiti kamu lagi" di seberang sana Jeno tengah merasa bimbang dirinya benar-benar bingung harus memilih opsi yang mana, memaafkan atau tidak.

"Gu-gus" dengan penuh keberanian Jeno menatap tepat ke arah mata Jusuf yang sekarang ini tengah menatapnya dengan memohon.

"Maaf tapi saya membutuhkan waktu sendiri" begitu selesai mengatakan itu Jeno langsung melenggang pergi, meninggalkan Haechan dan Jusuf yang sekarang ini tengah menatap punggungnya dengan sedih.

"Gue mohon tolong tinggalin Jeno jangan buat dia lebih menderita lagi karena sikap egois lu itu, cukup sampe sini lu nyakitin dia mulai detik ini gue gak akan ngebiarin lu deket-deket sama dia lagi" kata Haechan sinis sembari berlalu dari sana meninggalkan Jusuf yang tengah larut dalam pikirannya sendiri.

"Andai saja kemarin saya tak terbawa oleh emosi mungkin ini semua tak akan terjadi"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rani mendecih tak suka ketika melihat si manis yang di suapi oleh gus Rayan, sedangkan pemuda manis itu sendiri tengah sibuk membaca tulis-tulisan yang berada di buku catatan-nya.

"Serius ini besok harus udah hapal?" kata Haechan sembari menatap gus Rayan dengan tak percaya.

"Kenapa?, hanya ada sebelas asas-asas yang harus kamu hapal jangan mengatakan tak bisa, karena saya tak akan berbelas kasihan kali ini" Haechan mencebikkan bibirnya dengan kesal begitu mendengar ucapan gus Rayan barusan.

"Cih! Hanya rukun islam dan iman saja kamu tak tahu? Anak tk pun bisa menyebutkan semuanya tanpa teks" kata Rani sinis begitu berhasil mengintip isi buku catatan si manis.

"Ran!!" tegur gus Rayan sembari menatap wanita itu dengan tajam.

"Gue selesai" kata si manis sembari berdiri dari duduknya.

"Makanan kamu belum habis bear, habiskan dulu" kata Rayan sembari menahan si manis yang akan beranjak pergi.

"Udah gak nafsu makan gue" kata Haechan ketus sembari menarik lengan kirinya yang di genggam oleh gus Rayan dengan kasar, kemudian pemuda manis itu berlalu pergi dengan buku catatan yang berada di dekapan nya.

"Ran kamu ini kenapa sih?!! Harus ya kamu berbicara seperti tadi?!!" mata Rani sukses berkaca-kaca begitu mendengar suara Rayan yang tengah membentak-nya.

"Kamu yang kenapa? Kamu udah berubah banget loh Ray perasaan dulu kamu gak pernah bentak aku kayak gini, tapi sekarang? Kamu bentak aku cuma karena laki-laki murahan kayak dia!!" amarah Rayan sukses meluap begitu mendengar ucapan Rani barusan, andai saja ia lupa kalau Rani adalah seorang perempuan bisa Rayan pastikan, kalau wanita itu pasti sudah di pukul nya sekarang ini.

"Cukup!! Jangan dekati saya lagi mulai sekarang kamu dan saya bukan teman lagi, saya tak ingin berteman dengan orang seperti kamu" setelah mengatakan itu Rayan langsung berlalu pergi, meninggalkan Rani yang sekarang ini tengah menjerit memanggil namanya.

"Rayan kembali!! Kembali sekarang!!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jeno mendekap tubuh si manis yang tengah bergetar dengan penuh kasih sayang, seraya mengucapkan kata-kata penenang.

"Mereka berdua brengsek banget No, kenapa sih kita harus suka sama modelan makhluk kayak mereka" Jeno hanya terkekeh pelan ketika mendengar ucapan si manis barusan.

"Cup.. Cup.. Cup... Sudah ya jangan menangis lagi hanya karena orang seperti mereka, mulai sekarang lebih baik kita tak mencari urusan lagi dengan gus Rayan ataupun gus Jusuf" si manis mengangguk setuju begitu mendengar ucapan Jeno barusan.

"Kata gue juga apa, mending kita jadian aja" Jeno hanya terkekeh pelan ketika melihat si manis yang tengah mencebikkan bibirnya dengan kesal, benar-benar terlihat menggemaskan di matanya.

"Memangnya kamu mau menjadi kekasih saya?" Haechan langsung mengangguk semangat begitu mendengar ucapan Jeno barusan.

"Mau banget!!, lu ganteng terus manis juga. Lu juga baik banget sama gue ahh!! Pokoknya suka banget"

"Ya sudah kalau begitu mulai sekarang kita pacaran ya"

TBC

Nah loh kalau kayak begini gus Rayan sama gus Jusuf makin susah nih dapetin gembul mereka lagi.

Menurut kalian ceritanya gimana? Makin seru atau makin gak jelas.

Gus ReseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang