BAB 05

59.5K 4.5K 38
                                    

"Dasar bodoh, kau menyumpal mulutnya bego!" maki gadis berambut hitam legam dengan bola mata berwarna biru tua.

"Ahh...aku lupa dengan itu," ucap si pemuda dengan senyum konyolnya.

***

Gadis dengan bola mata berwarna biru tua itu hanya bisa memutar bola matanya malas ketika kembarannya, Axelio Dirgantara tersenyum bodoh di depan tawanan yang ingin mereka habisi.

"Nggak usah senyum anjing!" maki gadis itu.

Axelio tertawa terbahak-bahak ketika mendengar makian dari mulut mungil kembarannya, Axelia Dirgantara.

"Axelio babi!" maki Axelia dengan manatap tajam ke arah Axelio.

"Haha...sorry-sorry, gue kelepasan tadi," ucap Axelio dengan masih sedikit tertawa.

Axelia mendengus, ia merasa sebal dengan sifat kembarannya yang sedikit waras. Padahal Mommy mereka sudah bilang bahwa kita harus gila demi melindungi diri kita sendiri.

"Udah nggak usah marah, gue minta maaf," ujar Axelio sembari mencubit pelan kedua pipi Axelia.

"Ck, jangan pegang-pegang bangsat!" sarkas Axelia yang menepis kasar tangan Axelio.

Melihat Axelia sudah benar-benar marah, Axelio pun hanya bisa pasrah dan dengan langkah pelan, Axelio menghampiri orang yang duduk di kursi lalu menarik kain yang menyumpal mulut orang itu dengan kasar.

"Siapa yang nyuruh lo buat ngikutin adek gue?" tanya Axelio dingin.

"Gue nggak akan pernah kasih tau lo," jawab orang itu tak kalah dingin.

Axelia yang mendengar itu bersmirk, gadis itu mengambil pisau lipat yang berada di atas meja dan memutarnya dengan lihai di jari-jari tangan.

"Kalo lo nggak jawab, berarti lo siap mati," ucap Axelia dengan aura membunuh yang sangat pekat.

Orang itu terlihat menelan silvianya sebentar sebelum kembali menatap Axelio dan Axelia yang sedang tersenyum miring kearahnya.

"Gue bukan orang yang bakal menghianati bos gue," ujar orang itu yang membuat Axelio terkekeh.

"Itu pasti, karna lo itu babu disini," balas Axelio tajam.

Orang itu terdiam, ia tertegun dengan ucapan Axelio barusan. Jika boleh jujur, yang dikatakan Axelio memang benar bahwa dirinya hanyalah babu yang tak terlihat dari para babu lain milik bosnya.

"Kenapa diem? Baru sadar ya kalo lo itu emang babu?" tanya Axelio dengan wajah tengilnya.

"Ck, lama," ketus Axelia yang langsung menendang kursi yang diduduki orang itu hingga rusak.

Brakk!

"Siksa dia, jangan sampai mati dengan mudah," pinta Axelia kepada Axelio.

"Dengan senang hati," balas Axelio dengan memperlihatkan smirk andalannya.

Dengan langkah pelan, Axelio dan Axelia mendekat kearah orang itu yang sudah tidak berdaya dengan keadaan terduduk diatas lantai yang dingin dan kotor.

"Let's play, Baby," ucap kembar A dengan seringaian devil.

Mereka berdua menyiksa tawanan itu dengan bergantian, sehingga membuat si tawanan menjerit kesakitan ketika kuku tangan dan kakinya dicabut paksa oleh kembar A.

"Arghh! Lepasin gue!" teriak si tawanan.

Seolah tuli, kembar A tetap menyiksa tawanan itu tanpa ampun dimulai dari memotong jari kaki dan tangan. Mengukir nama indah di wajah dan tubuh tawanan.

Menyiram luka-luka itu dengan air cuka. Dan terakhir memotong tangan dan kaki si tawanan lalu merobek perut si tawanan untuk mengambil jantung, ginjal, dan hati untuk bahan koleksi.

"Um...darahnya manis," ucap Axelia ketika menjilat darah kental di jari-jari tangannya.

"Menjijikkan," sinis Axelio yang tidak di gubris oleh Axelia.

BERSAMBUNG

Maaf ya kalo jelek dan nggak nyambung, namanya juga pemula😊

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang