BAB 18

32.4K 3.3K 132
                                    

"Jadi, anak Xavier itu...dia? Boleh dicoba," gumam wanita itu dengan menyeringai.

***

Setelah mengamati Viera cukup lama, wanita itu pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobil, wanita itu membuka tasnya dan mengambil ponsel yang ada di dalamnya untuk menelpon seseorang.

Drrt! Drrt!

"Halo sayang? Kenapa menelpon, hm?" tanya seseorang yang berada di seberang sana.

"Nanti aku ceritakan, sekarang aku ingin bertemu denganmu," ucap wanita itu dengan senyum tipis.

"Baiklah, datang saja ke kantorku. Nanti kalau sudah sampai, langsung saja ke ruanganku." balas seseorang di seberang sana.

"Hm, aku akan berangkat sekarang," ujar wanita itu sembari menyalakan mesin mobil.

"Hati-hati di jalan, honey!" ucap seseorang di seberang sana dengan penuh perhatian.

"Tentu," jawab wanita itu sebelum akhirnya menutup sambungan telepon mereka.

Tuut!

Wanita itu melempar ponselnya ke kursi samping kemudi. Lalu, kakinya yang di balut high heels menginjak pedal gas dengan perlahan hingga mobilnya berjalan.

Hari ini, wanita itu akan mencoba hal baru yang belum pernah ia lakukan. Hal baru itu adalah menculik anak kecil yang akan ia jadikan mainan di mansion besarnya.

"Kau harus jadi milikku, gadis kecil!" ucap wanita itu dengan penuh ambisi.

***

Selang beberapa menit, wanita itu pun akhirnya sampai di perusahaan milik suaminya. Ia menghentikan mobilnya tepat di pintu utama, kemudian turun dengan raut wajah dingin.

Melihat istri dari Bos mereka datang, kedua satpam yang berjaga di pintu utama pun langsung menyambut kedatangan wanita itu dengan sopan.

"Selamat datang, Nyonya!" ucap dua satpam itu dengan serentak.

Wanita itu mengangguk, ia berjalan mendekati salah satu satpam dan memberikan kunci mobilnya ke satpam tersebut.

"Parkirkan mobil saya!" pinta wanita itu dingin.

"Baik, Nyonya!" jawab satpam yang menerima kunci mobil wanita itu.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, wanita itu pun segera masuk ke dalam perusahaan dengan langkah angkuh dan tatapan tajam hingga membuat karyawan yang berpapasan dengannya menunduk takut.

Melihat reaksi karyawan suaminya yang aneh, wanita itu pun hanya bisa berdecak dan masuk ke dalam lift khusus Bos untuk menuju ke lantai paling atas di perusahaan tersebut.

Sesampainya di lantai paling atas, wanita itu segera keluar dari lift dan masuk ke ruang khusus CEO di perusahaan tersebut.

Ceklek!

Pintu ruangan pun terbuka lebar, menampakkan sosok pria berwajah tampan yang sedang sibuk dengan berkas-berkas di mejanya.

"Sayang..."

***

Kembali ke Viera, saat ini Viera dan Rafael tengah duduk berdua di taman sekolah karena Viera tidak mau diajak ke kantin oleh Rafael. Viera bilang, makanan kantin terlalu mahal untuk anak rumahan seperti dirinya.

Mendengar alasan Viera, Rafael pun hanya patuh saja karena Rafael pikir Viera tidak suka dengan menu makanan di kantin sehingga tidak mau makan di kantin sekolah dan memilih untuk duduk di taman.

"Em...Viera, kemarin kamu habis di marahin ya sama Tante Cheryn?" tanya Rafael yang membuat Viera menatapnya penuh selidik.

"Kok kamu tau? Kamu kepo ya sama aku?" tanya Viera balik.

Rafael menggeleng, "Tadi pagi aku nggak sengaja denger Bunda lagi ngobrol sama Tante Cheryn."

"Pasti meleka ngomongin aku kan?" tanya Viera yang dibalas anggukan oleh Rafael.

"Mama ngomong apa aja sama Bunda kamu?" tanya Viera lagi.

Rafael mengambil nafas dalam-dalam sebelum menceritakan semua hal yang tidak sengaja ia dengar tadi pagi dari Cheryn.

"Jadi, Mama kamu bilang kamu itu berubah. Kamu jadi nakal dan susah diatur. Mama kamu capek sama sifat kamu, terus dia sempet nangis bentar di pelukan Bunda," jelas Rafael yang membuat Viera langsung terdiam kaku.

Sebenarnya, Viera itu memang anak yang nakal dan susah di atur. Tapi itu semua ada sebabnya. Di kehidupannya yang dulu, Viera merupakan anak yatim-piatu yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua.

Maka dari itu, saat Viera hidup kembali menjadi anak Cheryn dan Xavier yang penuh perhatian. Viera jadi bimbang, ia tidak tau harus bersikap seperti apa kepada mereka berdua.

Bahkan, Viera juga merasa tidak layak mendapatkan ini semua dari Viera asli. Karena, mau bagaimana pun juga Viera hanyalah anak yatim-piatu yang tidak pernah tau akan figura orang tua.

"Viera kamu-" ucapan Rafael terpotong ketika melihat Viera sedang menangis tanpa suara.

"Viera, kamu kenapa nangis?" tanya Rafael panik.

Viera menggeleng, ia menundukkan kepalanya agar tidak ada orang lain yang melihat jika dirinya sedang menangis.

"Aku...selalu baik-baik saja," gumam Viera yang sedang menahan sesak di dalam dadanya.

BERSAMBUNG

VIERA CRY

SEKARANG UDAH TAU KAN GIMANA KEADAAN ASLI VIERA?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEKARANG UDAH TAU KAN GIMANA KEADAAN ASLI VIERA?

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang