"Iya, dan aku ndak yakin kalo Om bisa beliin buat aku. Om kan miskin."
Jleb!
***
Keesokan paginya, Viera terlihat sedang tertidur pulas di ranjang kamar milik Cheryn dan Xavier. Viera memang masih tidur dengan mereka berdua karena umur Viera masih terbilang kecil.
Tapi satu yang mereka tidak tau, Viera anaknya itu bukanlah Viera yang pure bocah 5 tahun, melainkan bocah gede berusia 17 tahun yang mati konyol karena tingkahnya sendiri.
Ceklek!
Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok Cheryn yang memakai celemek khas ibu-ibu rumah tangga. Meskipun memakai celemek, kecantikan Cheryn tetap terpancar indah dimata para kaum buaya.
"Astaga...masih belum bangun juga?" gumam Cheryn dengan menggelengkan kepalanya pelan.
"Sayang, bangun yuk! Nanti kamu telat loh sekolahnya," ujar Cheryn sembari menepuk sayang pantat anaknya.
"Ughh...lima menit lagi, Ma." Viera berkata dengan mata yang masih tertutup.
"Nggak ada lima menit, cepet bangun!" sentak Cheryn yang langsung membuat Viera duduk diatas kasur dengan kesadaran yang masih tipis.
"Lain kali kalo disuruh tidur tuh tidur, jangan begadang. Jadi susahkan bangunnya," omel Cheryn yang tidak didengarkan oleh Viera.
Tadi malam, Viera memang susah tidur. Alasannya simpel saja, ia kemarin sedikit mendapatkan ingatan dari Viera asli kalau Viera itu pernah melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat. Dan kemungkinan hal itu lah yang membuat Viera jadi pendiam.
Bukan hanya itu, Viera sekarang itu merupakan gadis berusaha 17 tahun. Maka jangan heran jika malam ia selalu nething tentang hal-hal yang akan terjadi di hari berikutnya.
"Iya maaf, nanti Viela janji bakal tidul lagi bial nggak bangun-bangun," ucap Viera asal.
Ctak!
"Awss...sakit ihh, kenapa nyentil dahi Viela sih?" sewotnya dengan mengelus dahinya yang memerah.
"Makanya, kalo ngomong tuh dijaga! Udah dibuat susah-susah malah pengen ditanem!" omel Cheryn yang sebenernya takut kalo Viera beneran nggak bangun lagi alias koit.
Viera yang kesadarannya belum full pun hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya tanpa tau hal yang Cheryn ucapkan barusan.
"Yaudah, sekarang kamu mandi. Sini Mama mandiin," kata Cheryn sembari melepas baju Viera.
Merasa ada hawa dingin yang menusuk kulit, Viera pun langsung tersadar dari lamunnya dan segera menutupi dada datarnya dengan tangan yang disilangkan.
"Mama mau ngapain? Jangan pelkaos aku,Ma." Viera berkata dengan wajah panik.
Cheryn menatap Viera dengan malas, dan kalo boleh jujur Cheryn mulai capek dengan sifat dan tingkah Viera yang tidak seperti biasanya. Terhitung dari hari kemarin saat melihat hantu dan pergi ke rumah sakit.
"Yang mau perkosa kamu tuh siapa, hah? Dada aja tepos, apa yang mau diperkosa?"
Jleb!
Oke, Viera lupa kalau sekarang ia berada di tubuh seorang bocil berusia 5 tahun. Ia fikir yang kemarin itu hanya mimpi, ternyata asli.
"Kenapa malah diem sih? Ayo mandi keburu siang!" omel Cheryn yang langsung membuat Viera lari ke kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras.
Brak!
"Viera! Mama belum masuk!" teriak Cheryn kesal karena tidak diajak masuk kamar mandi oleh Viera. Padahal ia ingin memandikan bocil itu biar cepat selesai.
"Viela bisa mandi sendili! Mama pelgi aja!" jawab Viera dari dalam kamar mandi.
"Yaudah, kalo mau mandi sendiri cepetan! Mama tunggu di bawah!" teriak Cheryn bohong karena ia tidak mungkin meninggalkan Viera sendiri di kamar mandi, nanti kalo jatuhkan bahaya.
"Iya! Mama pelgi aja sana, jangan ganggu Viela!" balas Viera yang membuat Cheryn harus menghela nafas lelah.
"Dulu aku salah apa ya pas ngandung Viera?" gumam Cheryn heran karena tingkah Viera yang semakin menjadi.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...