Kisah Alexa
***
Setelah menghabiskan kurang lebih satu jam untuk mencari jajan, kini Viera dan Axel terlihat sedang duduk disebuah kursi taman yang paling sepi dari pengunjung.
Kursi itu tepat di dibawah pohon beringin besar di sudut taman, sehingga tidak ada yang berani bermain di sana karena takut dengan hantu penunggu pohon beringin tersebut.
Viera yang tadinya masih sibuk makan tiba-tiba berhenti mengunyah saat ia teringat tentang cerita Alexa tempo hari. Ia sebenarnya ingin membantu Alexa, namun cerita itu baru dari sudut pandangan Alexa.
Maka dari itu, Viera berniat untuk mencari orang yang bisa menceritakan kejadian masa lalu yang tidak di ceritakan di novel. Yaitu ketika Alexa melakukan hal yang membuat Cheryn marah besar hingga sekarang.
"Em...Om, Viela boleh tanya sesuatu ndak?" tanya Viera dengan mulut yang belepotan dengan saus jagung bakar.
Axel tersenyum, "Boleh, kamu mau tanya apa?"
"Setelah Tante Alexa lulus SMA, dia lanjut apa Om? Kerja, kuliah, atau langsung nikah?" tanya Viera yang membuat Axel terkekeh.
"Setelah lulus SMA, Alexa itu ingin lanjut kuliah di Universitas Liem yang merupakah Universitas paling favorit di negara ini."
"Awalnya semua baik-baik saja, sampai suatu hari Alexa tau bahwa Cheryn juga ingin kuliah di Universitas itu. Makanya, Alexa tanpa sadar melakukan hal yang fatal terhadap Cheryn karena alasan ingin membalas dendam atas kejadian Cheryn yang membuatnya jatuh dari tangga beberapa bulan yang lalu," jelas Axel dengan pandangan lurus kedepan.
Viera yang mendengar penjelasan Axel pun mengangguk, ia lantas memakan jajannya kembali. Membuat Axel yang melihat itu merasa gemas dan langsung mencubit pipi chubby Viera.
"Awss...jangan cubit pipi Viela, Om!" seru Viera dengan wajah garang.
Axel pun tertawa, membuat Viera tertegun karena ia tidak pernah membayangkan jika Axel akan tertawa tepat di depan matanya secara live.
"Telnyata kalo Axel senyum tambah ganteng ya?" batin Viera yang masih betah menatap Axel yang tertawa.
Selang beberapa detik, Axel pun meredakan tawanya yang meledak tadi. Membuat Viera buru-buru membuang muka agar Axel tidak mengetahui bahwa tadi ia terus menatapnya.
"You look very cute, Viera..." bisik Axel di telinga Viera hingga membuat bulu kuduk Viera meremang.
"Om, kita pulang aja yuk! Kayanya disini ada setan deh," ucap Viera dengan mengelus leher bagian belakangnya.
Axel pun mengangguk, ia kemudian bangun dari duduknya dan mengangkat tubuh mungil Viera untuk ia gendong. Viera yang merasa sudah nyaman dengan Axel pun tidak memberontak dan malah menyandarkan kepalanya ke dada bidang Axel.
"Kapan lagi aku digendong sama cowok ganteng," batin Viera, padahal Xavier pun tak kalah ganteng dari Axel.
Axel berjalan membelah kerumunan, membuat banyak pasang mata menatap kearahnya dengan tatapan kagum dan memuja.
"Dia duda anak satu ya? Aku mau dong jadi istrinya. Udah Bapaknya ganteng, anaknya juga lucu."
"Nggak usah halu lo, Juminten! Mana mau berlian kaya mereka bersanding sama remukan semen kaya kita!"
"Anjir! Sugar Daddy gua itu! Aaaa...anaknya gemes bet, jadi pengen nyubit ginjalnya!"
"Ya Tuhan...gue rela di jodohin kalo calonnya kaya dia."
"Halahh...apalah daya gue yang selalu kena sleding sama realita."
Viera yang mendengar suara-suara dari orang yang jalan di sekitarnya pun terkekeh. Andai mereka tau bahwa Axel itu tampang dewa hati iblis. Pasti nanti bakal lapor ke polisi dengan alasan kaderte.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...