Sekarang jam sudah menujukan pukul dua belas siang. Dan di ruangan Viera hanya ada Rafael dan Zavier yang menunggu karena Cheryn sedang pergi mencari makan siang dan Xavier yang sedang pergi ke kantornya karena ada rapat dadakan.
Karena Rafael dan Zavier terlalu asik dengan ponselnya masing-masing. Mereka sampai tidak sadar bahwa mata Viera mulai terbuka.
Ringisan kecil Viera keluarkan ketika kepala bagian belakangnya terasa nyeri dan sakit. Pandangannya pun ikut berkunang-kunang sehingga Viera belum bisa melihat sekitar dengan jelas.
"Shh...sakit banget," lirih Viera dengan memegangi kepalanya.
Rafael yang pertama kali melihat Viera sadar pun langsung melempar ponsel yang ada di tangannya ke sembarang arah dan segera berlari kearah Viera dengan raut wajah bahagia.
"Abang! Viera sadar!" teriak Rafael yang membuat Zavier terlonjak kaget.
Mendengar teriakan Rafael yang sangat cempreng dan menusuk gendang telinga. Viera pun menjadi marah dan menatap Rafael dengan tatapan membunuh.
"Bacot Rap...ehh...ndak boleh ngomong kasal!" ucap Viera dengan menabok mulut mungilnya.
Zavier yang melihat Viera menabok mulutnya sendiri pun langsung mendekatinya. Ia memegang dahi Viera sebentar, lalu mengelus tangan kanan Viera yang terdapat selang infus.
"Kenapa mulutnya di tabok? Kamu butuh sesuatu?" tanya Zavier dengan penuh perhatian.
Viera menggeleng, ia menatap wajah teduh Zavier tanpa kedip dan langsung memeluk tangan Zavier dengan erat, membuat Zavier menatap Viera heran.
"Kamu kenapa, dek? Kalo ada yang sakit bilang sama Ab-" Belum selesai Zavier berbicara, pintu ruang rawat Viera tiba-tiba saja terbuka.
Ceklek!
Mereka bertiga yang mendengar suara pintu terbuka pun kompak menoleh. Dan melihat ada keluarga Dirgantara yang sedang berjalan masuk menghampiri Viera.
"Kamu...sudah sadar?" tanya Alexa dengan gugup.
Viera yang ditanya hanya mengangguk singkat, lalu tersenyum tipis kearah Alexa.
"Iya, Tante sendili ngapain ke sini?" tanya Viera yang membuat Alexa tambah gugup.
"I-itu...Tante cuma mau liat keadaan kamu," jawab Alexa yang berusaha menahan rasa gugupnya.
Merasa ada yang tidak beres dengan gelagat Alexa. Viera pun menyuruh semua orang untuk keluar dari ruang rawatnya kecuali Alexa.
Zavier yang mendapat tanggung jawab dari Cheryn untuk menjaga Viera pun menolak suruhan Viera mentah-mentah.
Namun, Viera malah mengancam akan menjauhi Zavier jika dia tidak mau menuruti permintaannya.
Alhasil, dengan perasaan tidak rela. Zavier pun keluar dari ruang rawat Viera bersama keluarga Dirgantara.
Ia duduk di kursi tunggu bersama Rafael. Sedangkan keluarga Dirgantara berdiri dengan punggung yang menyender di dinding.
"Lo berdua ngapain sih pake ikut segala?" sinis Zavier kepada Twins A.
"Cih...suka-suka gue lah. Lo pikir rumah sakit ini milik nenek moyang lo!" balas Axelio tak kalah sinis.
Zavier berdecak kesal, "Awas aja kalo lo berdua berani gangguin adek gue! Habis lo berdua sama gue!"
Axelia yang mendengar itu tersenyum miring dan berkata, "Lo pikir gue takut sama lo? Lagian, gue udah pernah kok jahilin dia."
Zavier menatap Axelia tajam, "Sialan!"
***
Di dalam ruang rawat Viera terjadi keheningan karena Viera dan Alexa sama-sama tidak ingin membuka suara. Viera pun hanya melirik wajah Alexa yang sedari tadi menunduk.
"Sumpah deh, aku jadi ngeli kalo liat Alexa diem aja kaya patung," batin Viera.
Karena tidak tahan dengan suasana yang canggung ini. Viera pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka pembicaraan kepada Alexa.
"Em...Tante kultup! Sebenelnya maksud Tante kultup bawa aku ke lumah Tante kemalin tuh apa sih?" tanya Viera penasaran.
Ya, sedari awal Viera memang sangat penasaran dengan motif penculikan yang Alexa lakukan terhadapnya.
Tapi, Viera juga tidak bisa mengatakan bahwa ini penculikan karena disana Viera tidak di siksa dan lain sebagainya.
Alexa yang mendengar pertanyaan Viera pun menghela nafas pelan. Ia mengangkat kepalanya pelan untuk melihat Viera yang berusaha tersenyum kearahnya.
"Sebenarnya, Tante melakukan itu supaya Tante bisa bertemu dengan Mama kamu. Tapi, sepertinya cara Tante salah," jawab Alexa dengan tersenyum kecut.
"Emang Tante ada masalah apa sama Mama sampe Mama ndak mau ketemu sama Tante?"
Alexa menarik nafasnya dalam, "Panjang masalahnya Vie, dan itu nggak mungkin Tante ceritain ke kamu. Yang pasti, Tante pernah bikin Mama kamu down karena memfitnahnya."
Viera yang mendengar itu pun menatap Alexa penuh kebingungan, membuat Alexa yang ditatap menjadi terkekeh dan tanpa sadar mencubit gemas kedua pipi Viera.
"Intinya, Tante pernah bikin salah sama Mama kamu. Dan sekarang, Tante berniat untuk meminta maaf sama mereka. Tapi, entah kenapa itu terlalu susah buat Tante..."
"Ohh...gitu. Telus, kenapa Tante ndak ke lumah Mama langsung? Kenapa halus culik aku dulu?" tanya Viera heran.
"Itu karena Mama kamu nggak mau ketemu lagi sama Tante. Dan itu membuat Tante sangat susah untuk ketemu sama dia. Makanya saat liat kamu, Tante jadi mikir buat culik kamu. Supaya Tante bisa ketemu lagi sama Mama kamu," jelas Alexa yang membuat Viera mengangguk paham.
"Belalti, konplik antala Tante Alexa dan Mama sekalang teljadi setelah nopel itu selesai. Makanya, aku jadi ndak tau hubungan meleka beldua setelahnya."
"Kalo benel Tante Alexa mau minta maaf, ndak ada salahnya aku bantuin dia. Lagian, mulai sekalang aku bakalan disini telus. Jadi, ndak enak kalo masih ada musuh masa lalu," batin Viera dengan mengangguk-anggukan kepalanya.
BERSAMBUNG
Absen dari mana, Yuk! Me Jawa.
Dan kalo boleh tau, kalian suka cerita ini versi ada sistem atau nggak? Komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...