"No-Nona...me-mereka..."
***
Disisi lain, Zavier baru saja pulang dari sekolah dengan dijemput oleh Xavier. Saat ini mereka berdua sudah sampai di rumah dan ingin segera menemui kesayangan mereka yaitu Cheryn dan Viera.
"Mama! Adek! Abang pulang!" teriak Zavier yang baru saja masuk ke dalam rumah bersama dengan Xavier yang berjalan di sampingnya.
"Abang jangan teriak-teriak, nanti kalo adek lagi bobok gimana?" tegur Xavier, agar Zavier tidak kebiasaan teriak-teriak di dalam rumah.
"Hehe...maaf Pah, Abang terlalu semangat tadi karena mau kasih ini buat adek," ucap Zavier sembari menunjukkan boneka panda yang berada di tangannya.
"Haha...ada-ada aja kamu ini," kata Xavier dengan mengacak lembut rambut putih milik putranya.
"Yaudah, kita ke kamar Adek yuk. Kita kasih surprise buat dia, oke?"
Zavier mengangguk semangat, membuat Xavier tersenyum senang karena anaknya selalu rukun dan saling menjaga. Bahkan, ia juga mempunyai istri yang cantik dan pengertian seperti Cheryn.
Namun, saat mereka berdua ingin melangkah menuju lift. Xavier tidak sengaja melihat Cheryn tengah berlari menuruni tangga dengan wajah panik dan khawatir.
Sontak hal itu pun membuat Xavier berjalan mendekati Cheryn dengan Zavier yang mengikutinya di belakang.
"Sayang, ada apa?" tanya Xavier yang membuat Cheryn menoleh kearahnya.
"Xavier!" panggil Cheryn yang langsung berlari kearah Xavier dan memeluknya erat.
Grep!
Tubuh Xavier sedikit terhuyung ke belakang karena pelukan tiba-tiba dari Cheryn. Bahkan Xavier hampir saja jatuh jika kakinya tidak langsung menahan beban tubuhnya.
"Hikss...maafin aku," kata Cheryn yang entah mengapa langsung menangis di pelukan Xavier.
Zavier yang bingung dengan situasi pun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Bisa dilihat bahwa rumah mereka sekarang terlihat sepi dan sunyi, hal itu pun membuat Zavier penasaran tentang keberadaan adiknya.
"Ma, adek kemana?" tanya Zavier yang membuat tangis Cheryn semakin keras.
Xavier yang juga ikut bingung pun berusaha menenangkan Cheryn terlebih dahulu dengan mengelus lembut punggung kecil milik istrinya.
"Syutt...kamu kenapa nangis hm? Ada masalah?" tanya Xavier dengan lembut.
Cheryn tidak menjawab, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kekar Xavier hingga membuat Xavier kesulitan bernafas.
"Sayang, kalo kamu lagi ada masalah bilang sama aku. Jangan kaya gini," kata Xavier yang berusaha membujuk Cheryn supaya mau berbicara dengannya.
"Viera...Viera..." Cheryn berkata dengan lirih dan sesegukan.
"Iya, Viera kenapa hm? Dia nakal ya sampe buat kamu nangis kaya gini?" tanya Xavier sembari menyelipkan rambut Cheryn ke belakang telinga.
"Bukan itu..." jawab Cheryn lirih.
Wanita itu segera melepaskan pelukannya dan mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah tegas dan tampan milik Xavier.
"Viera ilang, Xavier."
Deg!
"APAA! ADEK ILANG? KOK BISAA!" teriak Zavier syok, bahkan ia sampai menjatuhkan boneka panda yang ada di tangannya ke lantai.
Cheryn yang mendengar teriakan Zavier pun kembali menangis.
"Mama juga nggak tau, tadi sehabis makan Viera pergi ke taman depan. Tapi waktu Mama samperin, dia udah nggak ada," jelas Cheryn di sela-sela tangisnya.
Xavier yang mendengar penjelasan Cheryn pun seketika emosi dan langsung berteriak memanggil para penjaga gerbang dan para bodyguard yang ia tugaskan untuk menjaga rumahnya.
***
Kembali ke Viera, kini anak itu tengah menatap kedua remaja yang berdiri di depannya dengan tatapan takut. Viera tau jelas bahwa warna mata dari salah satu remaja itu sama persis seperti milik protagonis wanita yaitu Alexa Biantara.
Dan Viera sangat yakin bahwa salah satu dari remaja itu adalah anak dan protagonis. Namun sepertinya tebakan Viera salah karena nyatanya mereka berdua ada twins protagonis, Axelia Dirgantara dan Axelio Dirgantara.
"Si-siapa kalian? Mau apa kalian kemali?" tanya Viera dengan tubuh gemetar menahan takut.
Twins A yang mendengar pertanyaan Viera pun tertawa, apalagi wajah Viera masih penuh dengan lumpur. Jadi jangan salahkan Twins A jika mereka tidak bisa menahan tawa ketika melihat ekspresi ketakutan Viera.
"Hahaha! Ternyata manusia lumpur ini cadel, Li!" seru Axelio kepada Axelia.
"Iya, hahaha! Padahal gue kira dia bakal marah, taunya malah ngelawak!" timpal Axelia yang masih setia tertawa diatas penderitaan Viera.
Viera yang melihat kedua remaja itu tertawa pun bingung. Ia melihat penampilannya dari bawah ke atas dan Viera syok karena tubuhnya penuh dengan lumpur yang sangat lengket dan kotor.
"Sial...sejak kapan lumpul ini menempel di tubuhku?" gumam Viera sebal karena dirinya pasti terlihat sangat jelek dengan tubuh penuh lumpur seperti ini.
Dan benar saja, saat Viera mendongak ia melihat Twins A tetap tertawa, bahkan sistem pun juga ikuti tertawa hingga membuat Viera jengkel setengah mati.
"Ndak usah pada ketawa bangsat!" maki Viera yang membuat tawa Twin A langsung hilang dan digantikan dengan tatapan tajam.
"Lo berani ngumpat di depan gue? Punya berapa nyawa lo?" tanya Axelia dengan aura membunuh.
Viera yang merasa ada ancaman dari Axelia pun memundurkan langkahnya untuk menjaga jarak dari kedua remaja gila itu.
"Ck, lo jangan nakutin dia bego!" maki Axelio yang membuat Axelia memutar bola matanya malas.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...