BAB 33

22.4K 2.3K 27
                                    

Galau Dengan Farel

***

Malam harinya, Viera terlihat tengah duduk sendirian di kursi taman belakang mansion. Ia sedang merenung dengan kejadian tadi siang bersama Cheryn. Pikirnya terasa kacau dengan masalah mereka berdua yang mungkin akan sulit teratasi.

"Hahh...andai aku bisa ketemu lagi sama kamu, Vie. Mungkin aku bisa tanya pendapat kamu buat meleka beldua," lirih Viera dengan menghela nafas.

Karena Viera terlalu sibuk dengan pikirannya, ia sampai tidak sadar bahwa Cheryn sedari tadi terus melihat kearahnya dari jendela dapur.

Rafael yang tadinya ingin mengambil minum pun jadi salah fokus dengan Cheryn yang menatap Viera dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tante," panggil Rafael dengan takut-takut.

Mendengar ada yang memanggilnya, Cheryn pun menolehkan kepalanya ke samping dan tersenyum hangat kearah Rafael yang berdiri di sampingnya.

"Kenapa Raf?" tanya Cheryn dengan senyum yang tidak luntur.

Rafael menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Itu...Tante lagi ada masalah ya sama Viera?"

Cheryn terdiam, senyum yang tadi ia tunjukkan ke Rafael kini telah luntur dan diganti dengan senyum miris dan tatapan sendu.

"Tante nggak papa kok, mungkin Viera yang terlalu banyak mikir. Kamu samperin dia gih, tanyain dia kenapa. Nanti kalo ada informasi,kasih tau Tante ya." Cheryn berkata dengan nada lembut seperti biasanya agar Rafael tidak curiga bahwa ia dan Viera sedang ada sedikit perselisihan.

Karena tidak enak dengan Cheryn dan penasaran dengan Viera, Rafael pun menyetujui perkataan Cheryn. Ia kemudian berjalan ke taman belakang mansion dengan sebotol air putih dingin yang baru ia ambil dari dalam kulkas.

Sesampainya di taman belakang, Rafael langsung duduk di samping Viera tanpa permisi. Membuat Viera yang ada di sana tersentak kaget karena keberadaan Rafael yang tiba-tiba.

"Hehe...aku ngagetin ya?" tanya Rafael dengan cengiran andalannya.

Viera menggelang, "Ndak kok, aku cuma sedikit kaget aja tiba-tiba ada kamu. Aku kila tadi hantu."

Rafael terkekeh, ia kemudian ikut memandang langit malam seperti Viera. Di gelapnya langit malam itu, ada satu titik cahaya besar yang dapat menerangi seluruh dunia.

 Di gelapnya langit malam itu, ada satu titik cahaya besar yang dapat menerangi seluruh dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bulannya bagus ya, Vie. Meskipun dia nggak punya cahaya sendiri, tapi dia berusaha untuk menyinari kita yang membutuhkannya," ucap Rafael dengan tersenyum.

Viera mengangguk, "Iya, bulan itu gambalan olang yang selalu buat olang lain telsenyum dan teltawa. Tapi dia lupa kalo dilinya sendili memiliki kekulangan yang halus dibantu oleh olang lain."

Rafael yang mendengar kata-kata Viera pun tertawa, membuat Viera menatap sebal kearah Rafael yang menertawai kalimat yang sudah ia susun dengan susah payah.

"Ndak usah ketawa! Aku tau kata-kata aku yang tadi itu aneh, tapi-"

"Bagus...aku suka kata-kata kamu tadi," potong Rafael dengan menatap tepat di depan wajah Viera.

"Tapi kalo nggak cadel!" lanjut Rafael yang langsung lari dari sana menuju mansion.

Viera yang tadi sudah di lambungkan setinggi nirwana dan langsung dibanting sampai dasar bumi pun marah. Ia melepas sandal bulu miliknya dan mengejar Rafael untuk menampar pipinya dengan sandal yang ia bawa.

"Yak! Balik sini kamu, Rapael!" teriak Viera yang menggelegar.

Cheryn yang melihat aksi dua bocah itu pun hanya geleng-geleng kepala sembari meminum teh yang sudah ia buat dengan gaya anggunly.

Cheryn yang melihat aksi dua bocah itu pun hanya geleng-geleng kepala sembari meminum teh yang sudah ia buat dengan gaya anggunly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERSAMBUNG

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang