BAB 22

29.5K 3.4K 224
                                    

"Sepertinya dia akan membuatku lelah mental," batin Axel dan Alexa.

***

Xavier mematikan mesin mobil ketika dia sudah sampai di halaman rumah. Helaan nafas berat Xavier keluarkan karena belum berhasil menemukan anak kesayangan Cheryn yaitu Viera.

Rafael yang merasa bersalah pun juga ikut menghela nafas berat. Ia berusaha menahan rasa takutnya untuk menghadapi Cheryn.

"Ayo kita masuk," ajak Xavier yang dibalas anggukan singkat oleh Rafael.

Mereka berdua pun turun dari mobil dengan perasaan gusar. Dan saat mereka ingin melangkah masuk, Cheryn sudah menunggu mereka berdua di teras rumah.

"Om, Rafael takut sama Tante Cheryn," lirih Rafael yang bersembunyi di balik tubuh Xavier.

Xavier yang mendengar lirihan Rafael pun hanya bisa memasang senyum paksa karena nyatanya bukan hanya Rafael saja yang takut dengan Cheryn, dia pun sama.

Bahkan, Xavier jauh lebih takut dari Rafael karena ancaman cerai dari Cheryn. Ia hanya bisa berharap bahwa itu hanyalah ancaman biasa untuk menggertaknya.

Tapi, jika itu benar-benar terjadi. Xavier tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa kehadiran Cheryn dan kedua anaknya yang tampan dan menggemaskan.

"Papa sama Rafael kok nggak masuk? Lagi nunggu siapa?" tanya Zavier tiba-tiba, yang membuat Xavier dan Rafael kompak berjingkrak kaget.

Zavier yang melihat reaksi berlebih dari Xavier dan Rafael pun terkekeh. Maklum, dia tidak tau kondisi Xavier dan Rafael saat ini.

"Astaga, Zavier. Kamu ngapain sih tiba-tiba muncul?" tanya Xavier dengan menahan kesal.

"Hehe...tadi waktu Zavier masuk, kalian diem aja di sini. Makanya Zavier nanya, kalian lagi nunggin siapa sampe serius gitu. Eh...siapa yang ngira kalian bakal kaget kaya gitu," jawab Zavier tanpa rasa bersalah.

Mendengar ada suara-suara keributan di halaman depan, Cheryn pun segera melangkahkan kakinya menuju kesana. Membuat Xavier dan Rafael yang melihat itu menelan ludahnya kasar.

"Bunda...Rafael takut," batin Rafael.

"Habis sudah riwayatku..." batin Xavier dramatis.

Zavier menatap wajah tertekan Rafael dan Xavier bergantian. Ia mengerutkan keningnya ketika menyadari bahwa adiknya, si Viera tidak ada bersama mereka berdua.

"Lohh...kalian cuma berdua? Viera keman-" Belum selesai Zavier berucap, Xavier sudah lebih dulu membekap mulutnya.

"Sttt...jangan berisik," bisik Xavier tepat di telinga Zavier.

Zavier yang risih dengan terpaan angin mulut Xavier pun memberontak. Namun, Xavier tenaga Xavier sangat kuat sehingga dia hanya bisa merengut kesal.

"Emangnya ini kenapa sih? Aneh banget, nggak biasanya Papa-"

"Bagus ya kalian bertiga jam segini baru pulang..." kata Cheryn dengan senyum manis.

Rafael dan Xavier yang melihat senyum itu pun meneguk ludahnya kasar. Sedangkan Zavier malah membalas senyum itu dengan senyum yang tak kalah manis.

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang