BAB 32

24.3K 2.7K 83
                                    

Fakta.

***

Setelah kejadian yang tidak terduga tadi, kini Viera dan Cheryn sudah berada di dalam mobil dengan keadaan sunyi karena tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

Cheryn fokus dengan jalan yang ada di depan, sedangkan Viera fokus pada Babeh yang memegangi lengannya dengan erat seakan takut dengan sesuatu.

Cheryn fokus dengan jalan yang ada di depan, sedangkan Viera fokus pada Babeh yang memegangi lengannya dengan erat seakan takut dengan sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu takut sama Mama ya, Beh?" tanya Viera dengan lirih, takut jika Cheryn dapat mendengarnya.

Miawu!

"Kalo gitu kita sama, aku juga takut sama Mama. Mama kalo malah selem, lebih selem dali hantu sadako," bisik Viera lagi.

Miauw! Miawu!

"Bagus kalo kamu setuju, aku jadi ada temen-"

"Viera, Mama mau tanya sama kamu. Kenapa kamu bisa ada di tengah jalan kaya tadi? Baru juga kemarin keluar dari rumah sakit, sekarang mau masuk rumah sakit lagi?" potong Cheryn yang membuat Viera langsung terdiam.

"Vie, Mama tuh bener-bener nggak habis pikir loh. Kok bisa sih kelakuan kamu, sifat kamu, semuanya tentang kamu itu berubah."

"Mama...Mama sekarang kaya nggak kenal sama kamu, Vie."

Deg!

Tubuh Viera mematung, hal yang selama ini ia takutkan ternyata terjadi juga. Cheryn mulai curiga jika dia bukan anak kandungnya. Lalu, Viera asli juga tidak mungkin bisa masuk ke tubuh ini lagi.

Lantas, apa yang harus Viera lakukan agar Cheryn dan semua keluarganya tidak ada yang curiga bahwa Viera yang sekarang bukanlah Viera yang dulu.

"Ma, bisa kita belhenti dulu? Viela mau bilang sesuatu sama Mama," ucap Viera dengan tatapan sendu.

Mendengar itu, Cheryn pun sedikit merasa heran. Namun, ia kemudian menepikan mobilnya di tempat yang cukup sepi dari kendaraan lain.

Setelah mobilnya berhenti, Cheryn segera mematikan mesin mobil, lalu membawa tubuh Viera ke pangkuannya dengan posisi Viera yang menghadap kearahnya.

"Sekarang Viera mau bilang apa sama Mama, hm?" tanya Cheryn sambil merapikan poni Viera yang berantakan.

Viera yang ditanya oleh Cheryn pun terdiam sejenak, ia sedang memikirkan cara apa yang cocok untuk menjelaskan semua ini ke Cheryn.

"Em...Mama tau ndak, kemalin waktu Viela di lawat. Tante Alexa dateng dan celita soal Mama sama Viela."

Deg!

"Dia bilang, dia nyesel kalena ngelakuin hal yang buat Mama benci sama Tante Alexa sampai sekalang."

"Kalo Viela boleh tau, emangnya Mama sama Tante Alexa ada masalah apa?" tanya Viera penasaran.

Cheryn mengalihkan pandangannya ke samping, "Kamu nggak perlu tau, Vie. Ini masalah orang dewasa."

"Tapi, Mah! Viela pellu tau kalena Papa sama Tante Alexa itu sahabat kecil!" kekeh Viera.

Cheryn tidak menjawab, ia menatap hamparan pohon yang ada di luar jendela dengan tatapan sendu.

"Mah...pliss. Viela ndak mau kita ada musuh," ucap Viera dengan memelas.

"Vie, salah Tante Alexa itu nggak sepele! Dia udah bikin Mama malu di depan umum karena difitnah main contekan saat ujian masuk kuliah!"

Deg!

"Bukan cuma itu, dia juga pernah mau bunuh Mama karena dia cemburu Xavier dekat dengan Mamah!"

Deg!

"Dan karena hal itu, Papa kamu ngelarang keras Tante Alexa buat ketemu sama kita! Itu semua untuk kebaikan kita, Viera!"

Deg!

Cheryn terisak, dadanya terasa sesak ketika masa lalu yang sangat kelam itu kembali terbayang di kepalanya.

"Mama udah coba buat damai sama masa lalu, Vie. Tapi Mama nggak bisa," isak Cheryn yang membuat Viera merasa bersalah.

Viera pun mengulurkan tangan mungilnya untuk menghapus air mata yang mengalir di pipi Cheryn, "Maafin Viela, Mah. Viela ndak tau."

Cheryn mengangguk kecil, ia kemudian menghapus air mata yang entah mengapa mengalir deras membasahi pipinya.

Cheryn mengangguk kecil, ia kemudian menghapus air mata yang entah mengapa mengalir deras membasahi pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak papa sayang," kata Cheryn dengan tersenyum.

Viera yang melihat senyum paksa dari Cheryn pun semakin merasa bersalah. Viera pikir masalah itu tidak separah ini, ternyata dugaannya salah besar karena masalah mereka berdua bukanlah masalah yang bisa dianggap remeh.

"Huftt...jadi selba salah aku na," batin Viera dengan wajah lesu.

BERSAMBUNG

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang