11. Kabur
***
"Sayang, dari tadi kok kamu diem aja sih? Lagi sakit gigi ya?" tanya Cheryn setelah selesai menyuapi Viera.
Viera yang ditanya begitu pun hanya bisa membalasnya dengan gelengan. Mau bicara pun percuma karena suaranya tidak mungkin bisa keluar meskipun hanya satu huruf.
"Terus, kalo nggak lagi sakit gigi kenapa? Nggak biasanya loh kamu diem anteng kaya gini," kata Cheryn cemas, ia takut jika Viera akan kembali lagi seperti dulu.
Viera yang mendengar perkataan Cheryn pun hanya menghela nafas pelan, ia merasa cukup lelah dengan ocehan Cheryn yang sudah seperti ibu-ibu komplek di kehidupannya dulu. Bawel dan cerewet, itulah yang Viera simpulkan dari sosok Cheryn Grazzea.
"Sayang..."
"Cukup! Kamu bisa diem ndak sih? Kuping aku tuh udah panas, Chelyn!" maki Viera dalam hati.
"Sabar Nona, dia itu Ibu anda. Nanti anda kualat."
"Bodoamat! Dia bukan Ibu kandung aku kok!" sewot Viera dengan mencebikkan bibirnya.
"Tapi dia Ibu kandung Viera, Nona. Dan Viera itu adalah anda."
"Ck...telselah deh! Aku udah capek!" ucap Viera yang langsung pergi menuju ke luar rumah.
"Viera, kamu mau kemana?" tanya Cheryn ketika melihat Viera pergi kearah luar.
"Mau kabul! Bial bebas ndak kaya bulung yang di kulung!" jawab Viera tanpa memberhentikan langkahnya.
Cheryn yang merasa diabaikan pun memijat pelipisnya pelan, ia benar-benar dibuat bingung dengan sifat dan sikap Viera yang sangat berubah. Kemarin ia cukup senang karena Viera akhirnya mau berbicara dan bertingkah layaknya anak seusianya.
Namun, kini Viera kembali menjadi pendiam dan hal itu pun membuat Cheryn kembali sedih karena ia belum menemukan penyebab anaknya menjadi seperti itu.
"Xavier...sebenarnya ada apa dengan anak bungsu kita?" gumam Cheryn sedih.
***
Dilain sisi, kini Viera telah berhasil keluar dari rumah tokoh Antagonis atau orang tua kandung Viera dengan mudah karena tidak ada satupun satpam yang berjaga di gerbang rumah.
Dan sekarang, tanpa persiapan apapun. Viera berjalan sendirian menyusuri jalan besar untuk mencari rumah tokoh protagonis sesuai dengan yang diarahkan oleh sistem.
"Ndak mau pulang, maunya digoyang uhuy!"
"Ndak mau peljaka, maunya duda kaya uhuy!"
"Nona belok kan-"
Karena tidak memperhatikan jalan dan asik bernyanyi, Viera pun dengan tidak aestheticnya terpeleset dan jatuh tepat di genangan lumpur yang berada di depannya.
Bruk!
"Awss..." ringis Viera ketika wajahnya membentur aspal jalan.
"Bwahaha! Nona...anda terlihat seperti anak sapi!" ucap sistem dengan tawa menggelegar.
Viera menepuk kedua tangannya dan segera berdiri dari jatuhnya. Meski lututnya terasa nyeri karena luka, Viera tetap acuh dan belum sadar bahwa kini wajahnya penuh dengan lumpur.
"Ndak usah...eh...aku udah bisa ngomong?" heran Viera.
"Bwahaha...aduhh...sakit perutku hahaha!"
Melihat sistem yang terus tertawa, Viera pun merasa heran. Dan tanpa ia ketahui, ada dua orang remaja yang sedang berjalan santai kearahnya.
"Manusia lumpur dari mana ini?" tanya salah satu remaja itu.
Viera yang terkejut pun langsung menolehkan kepalanya kearah dua remaja itu berada. Mereka bersitatap cukup lama hingga tiba-tiba tubun Viera menegang ketika ia tidak sengaja melihat senyum yang sangat menyeramkan dari salah satu remaja itu.
"No-Nona...me-mereka..."
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...