Baiklah...aku mengerti sekarang. Terimakasih Viera, terimakasih...Fel," ucap Xara dengan tersenyum tipis.
"Sama-sama, Xara."
***
Plak!
Suara tamparan keras terdengar begitu nyaring di lorong rumah sakit. Tamparan itu dilayangkan oleh seorang wanita bersurai kuning kepada wanita bersurai hitam.
Wanita dengan surai kuning itu adalah Cheryn, sedangkan wanita dengan surai hitam adalah Alexa. Tadi, saat Cheryn dan Xavier ingin pergi ke kantor polisi untuk melapor atas hilangnya Viera.
Nomor asing tiba-tiba menelfon Xavier dan mengatakan bahwa Viera, anak bungsu mereka sedang di rawat dan membutuhkan donor darah.
Mendengar kabar itu, Cheryn pun sontak menyambar ponsel milik Xavier dan menanyakan alamat rumah sakit yang merawat putrinya.
Setelah mendapatkan alamatnya, mereka berdua pun segera pergi ke rumah sakit dengan perasaan campur aduk seperti cemas, khawatir, dan takut.
Sesampainya di rumah sakit, mereka berdua langsung menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruang rawat Viera.
"Permisi, ruang rawat atas nama Viera Grazzea di nomor berapa ya?" tanya Cheryn dengan raut wajah panik.
"Sebentar ya Mbak, saya cek dulu," jawab resepsionis sambil membuka buku khusus pasien.
"Atas nama Viera Grazzea ada di nomor 12, mbak," kata resepsionis setelah menemukan nama Viera di buku khusus pasien.
"Baik, terimakasih," kata Xavier yang langsung menarik Cheryn pergi menuju ruang rawat 12.
Mereka berjalan dengan tergesa-gesa di koridor rumah sakit untuk segera sampai di ruang rawat 12 dan melihat kondisi putri mereka. Namun, saat sudah berada dekat dengan ruang rawat tersebut.
Cheryn dan Xavier langsung dibuat emosi karena keberadaan keluarga Dirgantara yang sedang menunggu Viera di depan pintu ruang rawat.
"Bastard!" lirih Cheryn dengan tangan mengepal kuat.
Tanpa aba-aba, Cheryn pun langsung berjalan cepat kearah keluarga Dirgantara. Ia menarik kerah Alexa dengan kasar dan menamparnya dengan keras hingga membuat sudut bibir Alexa berdarah.
"Brengsek!" maki Cheryn dengan kilatan amarah di matanya.
Alexa yang tidak mau bersitatap dengan Cheryn yang sedang marah pun menunduk dan berkata, "Maaf..."
"Cih...gue nggak butuh maaf lo brengsek! Lo udah bikin anak gue masuk rumah sakit, sialan!" teriak Cheryn tepat di depan wajah Alexa.
Alexa yang terkejut dengan teriakan Cheryn pun semakin menunduk, rasa bersalahnya semakin besar karena masalah ini. Dan, ada ketakutan saat melihat kemarahan Cheryn yang meledak-ledak.
Axel yang melihat istrinya terpojok pun segera menarik tubuh ramping itu untuk bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Masalah ini bukan 100% salah Alexa. Ini semua murni kecelakaan!" seru Axel dengan tatapan tak suka.
Cheryn menatap Axel dengan penuh permusuhan, giginya terdengar bergelatuk karena amarah yang meledak-ledak.
Xavier yang melihat istrinya akan lepas kendali pun segera menarik tubuh itu agar dekat dengan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Anak Antagonis
FantasyTransmigrasi jadi Antagonis... udah biasa. Transmigrasi jadi Protagonis... udah sering. Transmigrasi jadi Figuran... udah banyak. Tapi kalo transmigrasi jadi anak antagonis, gimana? Bercerita tentang gadis berusia 17 tahun yang bertransmigrasi ke tu...