BAB 26

27.9K 3.2K 80
                                    

3 hari kemudian...

Viera telah diperbolehkan pulang oleh dokter meski dengan kepala yang masih terbalut kain kasa. Walau pun begitu, Viera tetap senang karena bisa terbebas dari sarang para hantu.

"Ma, Papa masih lama ya datengnya?" tanya Viera dengan tak sabaran.

"Nggak kok, mungkin sebentar lagi. Tunggu aja..." jawab Cheryn sembari memasukkan baju ganti Viera ke dalam tas ransel.

Mendengar jawab Cheryn yang kurang meyakinkan, Viera pun menekuk wajahnya menjadi suram. Ia sungguh tidak sabar untuk segera keluar dari rumah sakit ini dan mengajak Rafael ribut tiap hari.

"Dipikil-pikil juga nggak kepikilan. Mending jangan mikil, bial nggak kepikilan," gumam Viera belibet.

Selang beberapa saat, Xavier pun akhirnya datang dengan memakai kaos hitam berlengan panjang dan celana panjang berwarna hitam. Jangan lupa juga jas hitam yang ia bawa di tangan kanannya.

"Kalian sudah siap?" tanya Xavier yang dibalas anggukan oleh Cheryn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian sudah siap?" tanya Xavier yang dibalas anggukan oleh Cheryn.

"Baiklah, ayo kita pulang!" ajak Xavier yang langsung menggendong tubuh Viera ala koala.

Viera yang baru pertama kali dekat dengan seorang pria pun menjadi gugup. Wajahnya terlihat memerah, membuat Xavier yang melihatnya menjadi khawatir.

"Kamu masih sakit, sayang?" tanya Xavier yang dibalas gelengan pelan dari Viera.

"Tapi...wajah kamu-" Belum selesai Xavier berbicara, Viera telah lebih dulu menenggelamkan wajahnya ke dada bidang miliknya.

Viera pikir hal itu akan mengurangi gugupnya, tapi ternyata gugup Viera malah semakin jadi. Bahkan, bukan hanya wajah Viera saja yang memerah, telingat Viera pun ikut memerah.

"Sayang, kalo kamu emang masih sakit bilang aja. Papa nggak marah kok," kata Xavier dengan cemas.

Cheryn yang sedari tadi menyimak hal itu pun tertawa. Membuat telinga Viera yang sudah merah semakin memerah.

"Sialan...belani-belaninya wanita itu teltawa diatas pendelitaanku! Menyebalkan!" batin Viera kesal.

"Udah, Vier. Dia itu nggak sakit kok, cuma salting aja sama kamu," kata Cheryn yang membuat Viera langsung menatapnya tajam.

"Mana ada Viela salting! Olang Viela cuma malu!" ucap Viera tak terima.

"Iya deh iya, malu karena digendong cowok ganteng kan?" goda Cheryn dengan menaik turunkan alisnya.

"Ck...tauk ah! Males aku sama Mama!" ucap Viera yang langsung memalingkan wajahnya dari Cheryn.

***

Sesampainya di rumah, Viera langsung turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam mansion. Xavier dan Cheryn yang melihat itu pun langsung menegurnya, tapi diabaikan oleh Viera.

"Hahh...dasar anak itu," gumam Cheryn dengan geleng-geleng kepala.

Xavier mendengar gumaman Cheryn pun terkekeh, "Namanya juga anak kecil, wajarin aja."

"Wajarin aja wajarin aja, enak banget kamu ngomongnya. Kalo diwajarin yang ada aku stres! Dasar cowok, nggak tau susahnya jadi cewek!" omel Cheryn yang langsung pergi meninggalkan Xavier.

Xavier yang sudah biasa kena semprot oleh Cheryn pun hanya mengangkat bahunya acuh dan berjalan mengikuti mereka yang telah masuk ke dalam mansion.

Sesampainya di ruang keluarga, Xavier melihat Viera telah duduk anteng di paha Zavier. Anak itu terlihat lebih ceria dari biasanya, membuatnya tanpa sadar jadi tersenyum senang.

Viera yang tidak sengaja melihat kehadiran Xavier pun sontak turun dari paha Zavier dan berlari kearah Xavier. Setelah dekat dengan Xavier, anak itu pun langsung memeluk kaki jenjang Xavier dengan kepala yang mendongak.

 Setelah dekat dengan Xavier, anak itu pun langsung memeluk kaki jenjang Xavier dengan kepala yang mendongak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pah, besok Viela sekolah ya," ucapnya dengan menampilkan wajah seimut mungkin agar Xavier luluh.

Cheryn yang baru saja datang dari dapur dan mendengar ucapan Viera pun sontak menjewer telinga Viera, membuat Viera mengaduh sakit.

"Awss...sakit, Mah! Nanti kalo telinga Viela copot gimana?" ujar Viera dengan menahan sakit..

"Kalo telinga kamu copot, tinggal Mama ganti pake telinga kelinci biar panjang!" sahut Cheryn yang membuat Viera mencebikkan bibirnya sebal.

"Telus aja telus, dikila bagus apa ya? Sama anak sendili kaya gitu, helan. Nanti kalo Viela jadi siluman kelinci balu tau lasa."

"Coba aja kalo kamu bisa, eh...tapi lebih bagus kalo kamu jadi siluman Babi sih. Lumayan aset ngepet!"

Jleb!

"Sialan..." desis Viera tak terima.

BERSAMBUNG

Kesan pertama kalian waktu baca cerita ini gimana, Kak? Boleh dong komen...

Jadi Anak AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang