11. Tartarus Agung

117 20 0
                                    

Konferensi meja bundar itu di bentuk, pria emerald itu kini memimpin pertemuan itu tanpa sepengetahuan dari sang raja, percuma juga dia ikut, dia tidak akan melakukan persetujuan untuk melindungi dan mengambil alih Bunga Perak Asia beserta negerinya, bahkan benua Asia yang paling mencolok menjadi perebutan bagi para kaisar, apalagi memandang produk terbaiknya, kulit nya yang berwarna putih dengan pipi merah berhasil menarik satu per satu dari mereka, banyak dari mereka datang untuk menawarkan pernikahan dini.

Pada dasarnya apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya. Kemudian, setiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun keluarga kerajaan selalu menolaknya dan dengan tegas pernikahan dini di negara mereka sudah di atur dalam peraturan perundangan-undangan kerajaan dengan artian tidak di perbolehkan.

Bagaimana pun Varasena adalah putri yang paling mencolok di benua, kecantikan nya tidak tertandingi dengan siapapun. Mereka mengira hasil perkembang biakan dengan ratu sebelum nya dan Vernan membawa produk baru dari Phandhora, ia Varasena Elektra de Asia—Mahakarya benua Asia.

    Motif yang tersebar luas, terutama di kalangan masyarakat kuno , berkaitan dengan dugaan keturunan spesies manusia dari tumbuhan atau hewan. Tradisi keturunan ini biasanya menyebut spesies tertentu sebagai nenek moyang manusia, dan masyarakat sering kali mengambil nama mereka dari tumbuhan atau hewan.
Dan ini sangat mempunyai ikatan kuat dengan bangsa Tartaria manusia berspesies hewan mitologi, mereka mempunyai fisik yang sangat kuat yang tidak di tandingi lebih dari apapun.

Manusia Tartar( Tarta ) dibentuk dari tumbuhan atau hewan oleh para dewa, atau bagian-bagiannya dimodelkan menurut spesies lain. Dalam tradisi keturunan tersebut, manusia yang dihasilkan biasanya merupakan nenek moyang suatu bangsa tertentu.

Manusia Tartar tidak mewakili suatu jenis makhluk baru melainkan suatu manifestasi atau wujud baru, mereka juga mempunyai keterikatan antara hewan dan tumbuhan.

Perundingan mereka para Tartar menghasilkan sejumlah dokumen, di antaranya Piagam Kedaulatan, Status Persatuan, kesepakatan ekonomi serta kesepakatan terkait urusan sosial dan militer, namun perundingan ini terkait dengan ramalan mitologi bahkan legenda dari dewa tertinggi Amun-ra, dewa yang terlihat dan tidak terlihat.

“Pangeran apa yang akan kita lakukan setelah ini?...” Qera memberikan pertanyaan, dia sibuk memikirkan strategi dan tempat Pandhora yang akan mereka lakukan untuk penyerangan.

“Saya rasa kita perlu memantau putri perak itu.” Qarko memberikan tembakau kepada pria bermata Emerald itu, lalu dia mengambil dan menghidupkan cerutunya.

“apakah kita perlu melakukan penyamaran?...” Tanya salah satu dari mereka.

“Iya kita akan melakukan penyamaran terkait apa rencana ratu baru Phandhora selanjutnya, saya ingin memastikan dia sedang berpikir seperti apa di sana.” Pria bermata Emerald itu menghembuskan asap cerutu nya, jari-jari nya sibuk berketuk bergantian di pinggiran kursi dengan sedikit corak kaligrafi.

“Perlukah kita melakukan seleksi dayang yang pantas untuk kita utusan di sana?” Qarko mengusulkan argumennya.

“Saya rasa tidak, Gerga pantas untuk melakukan pekerjaan ini, dan jangan terburu-buru.” Pria itu memberikan senyuman penuh arti di sana. Dia berpikir bangsa Tartar dengan kulit Tan sangat mencolok tentunya jika tidak ada keterlibatan dengan sihir dan ini harus ada bantuan dari penyihir mereka, Burra.

“Burra, bisa kah kau memberikan ramuan merubah warna kulit.” Pangeran Tartar itu menatap Burra yang sedang memegangi jenggotnya yang panjang, dia tampak sedikit bingung dengan permintaan putra mahkota, begitu pun satu persatu dari mereka, mereka masing-masing mengerut kan dahi mereka.

“Apa maksud semua ini Tuan muda, anda hanya akan merusak keturunan nantinya.” Salah satu dari mereka memberontak tentang permintaan ini, namun pria itu justru tersenyum tipis dan mengerikan terukir di bibirnya.


“Sayang sekali, anda terlalu naif untuk ini.” Pria itu mematikan rokoknya, yang memberontak hanya diam dan memandang ketakutan ke pria itu, dia berlutut dengan kedua tangan mengatup.
“Maafkan saya Tuan muda.” Katanya.

“saya pikir bangsa dari benua Timur tengah punya ketertarikan sendiri, kulit kita paling mencolok di antara mereka itu pasti akan membuat rencana kita semakin sulit.”

Argumen dari pria itu, langsung di pahami mereka di sana, mereka mengangguk pertanda setuju atas argumen yang masuk akal itu, itu sebabnya dia meminta ramuan merubah warna kulit dari Burra.

______

Proses pengeditan Naskah

Kaisar Di Langit Perak ( The Kingdom Of Tartaria And Princess Of Asia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang