30. Medusa kedua kalinya.

22 5 0
                                    

Malebranche menggendong Sena. Sena melawan, hingga ia memukul wajahnya dan menampar wajah tua itu, tetapi Malebranche gigih berada di posisinya.

"Turunkan Aku." Teriak Sena.

"Tidak usah memberontak sayang, Pertama kalinya kau tidak akan merasakan sakit." Ucapnya Vulgar.

Malebranche membawa Sena ke kamar kecil di Perpustakaan itu.
Sena melihat sekeliling nya.
Apakah ratu memang sengaja melakukan ini semua, ini seperti nya sudah di rancang untuk harga diri nya. Tempat tidur yang mewah serta Lampu Yang Remang.

Malebranche melempar Sena ke kasur itu.
Menatap Sena dengan Nafsu yang menggebu-gebu.
Dia menghampiri Sena, mendekatkan wajahnya ke wajah Sena.

"Kau harus siap untuk ini." Matanya yang di penuhi nafsu bertemu dengan mata peraknya yang beku.

Malebranche membuka Pengait Tali di Gaunnya, Meninggal gaun Putih Sena yang masih melekat di Tubuhnya. Sena Tidak bisa Bergerak seolah dia patung es.

Tiba-tiba kaca jendela di kamar Itu pecah, menampakkan seorang pria yang masuk ke sana, mata Emerald menyala di bawah cahaya lampu Remang itu, seketika pria itu marah, matanya berubah menjadi Emas dengan Sambaran kilat merah di dalam matanya.

Dia meninju perut Malebranche hingga terpental jauh jaraknya, dan Terbentur oleh dinding.

Dia menggendong Sena yang masih membeku di sana.
Sena menatap mata Emas kilat merah itu, dia mengenali sosok ini.
Dan dia kembali untuk menolong nya kedua kalinya.

Pria itu melompat dari kaca jendela yang sudah ia pecahkan itu, dia meninggal kan Malebranche di sana.
Biar Qera yang mengurus nya.

Di sepanjang perjalanan dia memandang Sena dengan tatapan rumit, gadis itu tidak bergerak sama sekali, dia lunglai seperti Boneka, tatapan nya dingin alih-alih ada yang mengendalikan nya.
Pikirannya kosong.

Dia berhenti sampai di tempat taman Bunga Phoenix, meletakkan Sena di Taman Itu dengan Jubah hitam yang ia kenakan tadi.
Dia menatap Sena, Sena tidak bergerak sama sekali.

Apa yang Terjadi pada dirinya, dia Hidup, bernafas, detak jantung nya ada, dan matanya Terbuka, tapi mengapa dia tidak mengucap kan satu kata pun.

Dia mengangkat Sena dan menduduki Sena di paha besarnya, dia mengangkat dagu Sena, mengguncang kan tubuhnya alih-alih menyadarkan nya.

Pria itu teringat akan pesan Burra.
"Jika dia seperti boneka, Kau Harus meninggal kan Bekas gigitan di pundak nya menggunakan taring mu"

Tanpa Berpikir lagi, Dia mengigit Sena Menggunakan Taring di Pundaknya, dia menggigitnya dengan keras, hingga Bekas Taring, merah, dan Darah Yang Bercucuran dari pundak Sena.
Sena Tersadar, dan memukul Perut rata milik pria itu, menciptakan jarak sedikit jauh darinya.

"Kenapa?..." tanya pria dengan suara serak.

Dia tidak menghiraukan Sena, segera dia menjilati pundak Sena yang Berdarah itu, lidahnya sedikit kasar dan Terasa panas.

"Aaah, ini sakit dan Perih." Ucap Sena samar-samar, wajahnya memerah.

Pria itu hanya bisa tersenyum.

Sena menatap pria itu lamat-lamat nya, Kulit berwarna Tan, dengan Rambut Berwarna gelap, dia mengenali nya, tunggu mata Emas dengan Kilat merah itu kini telah berganti dengan Mata Emerald.
Sena segera mengingat apa yang Terjadi di Perpustakaan itu, ketika dia merasa kan Ciuman Malebranche di Rambut Peraknya.
Sena mengelus Rambut nya sendiri, ibarat dia ingin menghilangkan Ciuman itu.

"Mau Ku bantu." Tawar pria itu.

"Bagaimana itu?..." tanya Sena.

"Seperti ini." Pria itu mencium Rambut Perak nya, dan mengigit kulit kepala nya.
Sena merasakan sakit.

"Aaargr."

"Akan lebih baik jika aku meninggalkan bekas ku di sana." Ucap Pria itu.

Kaisar Di Langit Perak ( The Kingdom Of Tartaria And Princess Of Asia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang