43. Jawaban Sang Ratu

16 2 0
                                    

Goldcorna Mengadakan Pertemuan Pribadi dengan Quan-li.

"Quan-li." Goldcorna tersenyum menanggapi nya dengan Tatapan Sedingin ular, dia memegang Bahunya dengan Geli.

"Ratuku, Apakah kau ingin Bercinta lagi?..." Quan-li menatapnya dengan Ekspresi yang sama.

"Otak yang mesum."

"Kenapa?.. sebelumnya Kau Menyukai Permainan ku di Tempat Tidur."

"Lupakan." Goldcorna Memalingkan wajahnya.

"Ini Tentang Rencana"

"Rencana?" Quan-li bertanya dengan Ulang.

"Iya, Aku Mempunyai sebuah Rencana untuk mu, dan ini Akan Menguntungkan Kita Berdua."

"Katakan Apa itu?..."

"Aku akan Menyetujui Pernikahan Antara Bhuhaib dan Sena." Goldcorna Tersenyum licik.

"Apa-apaan ini, Aku pertama kali memberi tahumu." Quan-li yang tidak terima atas jawaban itu, dia menanggapi nya dengan nada yang Tinggi.

"Tenang..."

Quan-li Menghembuskan Nafasnya Dengan Kasar.

"Jadi Apa selanjutnya?..." Quan-li berusaha Meredam Emosinya di hadapan Ratu Phandhora.

"Ini Rencana nya....."

(******)

Seluruh Para Bangsawan Kelas Atas Berkumpul di Ruang Kemuliaan itu.
Quan-li Tidak berada di sana, sesuai dengan Rencana mereka.
Masuk lah kembali penguasa tertinggi Bagian Timur.

"Salam Raja Tartar." Semua Orang Membungkuk memberi hormat kepada Penguasa Titan itu.

"Bagaimana?..." tanya Qarko kepada Ratu Phandhora, ini aneh seharusnya Bhuhaib yang Bertanya Seperti itu, bukan Qarko.

Goldcorna Tersenyum licik, Bhuhaib Menyipitkan matanya, seolah-olah dia sedang membaca sesuatu yang menarik di sana.

"Ini Baru Permulaan." Dia Bergumam.

"Raja Tartar, pernikahan mu dengan Putri Sena akan Berlangsung secepatnya, bersabarlah aku menerima Lamaran mu, dan kemungkinan putri Sena akan Setuju." Goldcorna tersenyum Dengan Penuh kebohongan dan Mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk menyuruh Countes Sera Membawanya Kemari.
Ketika Putri Sena Berhadapan dengan Tartar dia seperti Boneka yang di kendalikan melalui sebuah sistem.
Bhuhaib Menyipitkan matanya, Begitupun Para Tartar lainnya, mereka merasa kan ada sesuatu yang aneh di sana.

"Apa dia Terlihat seperti bukan dia?.." Gumam Gerga.

"Sang Putri Apakah Anda Menyetujui ini?..." Goldcorna bertanya dengan Nada yang Anggun.
Tidak ada Respon dari sana, Sena hanya mengangguk dengan tatapan nya yang kosong.
Bhuhaib mengerutkan dahinya.

"Majulah Kepada Calon suami mu." Goldcorna memerintah, dan langsung di beri Anggukan Oleh Sang Putri.
Sena Berjalan mendekati Bhuhaib, namun Bhuhaib tetap Berjaga-jaga, Bhuhaib Mengulurkan Tangannya dan langsung di Raih oleh Sena, Goldcorna tersenyum licik di sana.

Bhuhaib merasakan tangannya yang dingin.
"Tunggu seperti nya dia bukan Sang Putri." Bhuhaib Berkata Tegas.

"Apa maksudmu Raja?..." Goldcorna Tetap tenang.

"Kemana sang Putri!!!!" Bhuhaib Berkata Tegas, mengambil Pedang Panjang nya yang berada di Sarung terletak di sakunya, Begitupun Para Tartar lainnya. Bola mata Emas dengan Kilat merah Menguasai dirinya seperti nya dirinya akan meledak saat ini juga.
Dia mendorong Putri yang palsu ke arah Gerga.

"Jaga yang Ini." Perintahnya. Gerga mengangguk.
Mereka akan melakukan pemberontakan di sana.

Goldcorna Tersenyum Bagaikan Iblis.

"Tartar Yang Bodoh." Dia Tertawa terlihat seperti penyihir.

"Kalian semuanya akan Terkena mantra Halusinasi ku, Selamat Bersenang-senang." Ketika Goldcorna Terbang dengan Asap hitam membentuk Awan, Bangsawan Kelas Atas Menatapnya dengan Terkejut, dia benar-benar gila.
dia mulai Melemparkan sebuah Cairan Unik dalam Botol ke arahnya.
Berharap ketika botolnya pecah mereka memasuki dunia mimpi yang indah dan mati dengan Perlahan, namun Pergerakan nya terlalu lambat, Burra mengucapkan Mantra nya lebih awal, mantra Penghilang Untuk semua orang di Sana.
Botol itu pecah di lantai Retakannya beradu terbang di sana.
Goldcorna melihat sekeliling nya dia tidak menemui siapa pun di sana.
Kemana semua mereka Perginya?

"DASAR BAJINGANNNN!!!!!" Teriak nya Bergema di Ruangan Kemuliaan itu.

(****)

Mereka semua Berkumpul di depan Istana megah dan mewah milik Tartar yang Terletak di daerah Padang Pasir.

"Rajaaa." Qarko memanggil namanya lebih awal.
Dia melihat Bhuhaib Berdiri tegak tanpa Ada cacat ataupun luka di sana.

"Aku harus mencari Sena sekarang." Ucapnya Mengoyakkan Baju Kerajaan Di tubuhnya, Dia Terlihat Sangar sekarang, mata emasnya menyala.

"Bhuhaib Tidak untuk sekarang." Burra Berteriak untuk nya.

"Dia mengambil Sena ku." Bhuhaib benar-benar kehilangan akalnya.
Bangsawan yang Phandhora yang ikut bersama mereka, ketakutan melihat Raja Itu mengamuk Layaknya Singa, Tubuhnya Membesar.

"Burra Lakukan sesuatu." Ucap Qarko dengan Panik.

"Sena Ada Bersama mu, dia pasti kembali, jika dia melihat mu seperti ini, dia akan sangat sedih." Burra Memegang Tubuhnya.
Bhuhaib Luluh dengan Ucapan nya, tubuhnya Kembali dalam bentuk semula, mata emas itu berganti Dengan Warna Emerald yang Menarik perhatian sebagian dari mereka.

"Kita Istirahat sebentar, kita akan pikirkan kembali." Qarko mengusul kan Pendapat, yang kemudian mendapatkan persetujuan dari Burra.

"Qera, Bawa Bangsawan ini ke istana Sekunder." Perintah Burra yang langsung di beri Anggukan oleh Qera.

_______________________________________

Kira-kira putri Sena kemana yah?...

Aduh aku jadi khawatir nih:)...

Kaisar Di Langit Perak ( The Kingdom Of Tartaria And Princess Of Asia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang