NOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇
Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...
Setengah jam mereka membersihkan parkiran yang luas itu, dan satu jam di gunakan untuk merapikan parkiran agar motor-motor sialan itu terparkir rapi. Setelahnya Reza dkk beranjak ke kantin kampus untuk memesan minuman dan makanan, karena mereka tidak sempat sarapan pagi tadi, dan sekarang haus karena banyak gerak.
"Anjirlah, cape semua di badan" keluh Reza yang baru saja menyandarkan badannya pada kursi yang dia duduki sekarang.
"Asli sih, pegal kali bah" balas Gallen menyetujui ucapan Reza.
Sedangkan Raza dan Rafa sedang memesan nasi ayam suwir dan es teh untuk mereka berempat. Setelahnya mereka kembali ke meja Reza dan Gallen yang sedang tiduran dengan beralaskan dua tangan yang menyilang diatas meja
"Lu juga mau bilang dikit lagi!" potong Rafaell sinis ke arah Gallen yang hendak mengeluarkan suaranya.
"Dih, PMS lu? Gua mau bilang tolong kasih sambal nya neng" sinis Gallen sambil memutar bola matanya malas.
"Ngga ada sambal!" tegas Raza.
"Lah za? Kok gitu sih" rengek Gallen.
"Lucu lu gitu? Jijik gua!" julid Rafaell dan memakan makanannya tanpa memperdulikan yang lainnya.
Brakkk
"Eh jijik gua jijik" latah Reza yang kaget dari acara tidur di meja kantin.
Gallen menatap nyalang ke arah orang yang baru saja memukul meja mereka, sedangkan Rafaell dan Raza sudah mengeraskan rahangnya.
"Siapa yang suruh kalian makan! Jam istirahat sudah selesai! Kembali ke aula!" tegas senior bername tag Mahendra sebagai wakil ketua BEM
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kita baru bisa makan, tadi dihukum" balas Reza acuh dan menyuap satu sendok nasi kedalam mulutnya.
"Berani ngelawan?" tekan Mahen dengan deep voicenya.
"Ckk" decak Raza sebal, dia tidak suka acara makannya di ganggu.
"Heiii? Lu decak gitu lu pikir sopan?" tanya Mahen dengan nada tenangnya namun sedikit ada penekanan.
Raza menatap datar ke arah Mahen, berdiri agar sejajar dengan katingnya itu, memiringkan kepalanya sedikit dan menatap lamat mata Mahen. Diangkatnya alis sebelah, berjalan maju perlahan medekati sang kating yang tanpa sadar Mahen sendiri berjalan mundur menjauhi Raza.
"Lu ganggu!" tekan Raza dengan aura intimidasinya.
Takut? Tentu saja tidak, Mahen malah menampilkan smirknya dan berhenti berjalan mundur. Kini berbalik Mahen yang menatap remeh kearah Raza, berjalan maju hingga tubuh Raza terhenti di meja kantin, dan mendekatkan wajah mereka. Mahen benar-benar mengikis jarak antara wajah nya dan wajah Raza. Reza menatap penuh permusuhan kearah Mahen, mengeraskan rahangnya, dan mengepal kuat tangannya meredahkan emosi yang siap meledak kapan saja.