"Bang! Gua balik duluan aja ya bang! Serem ini, biar aja polisi yang nyari mereka" ucap Zael.
Tuk...
"Suttt, diam! Udah lu mau nyelamatin pacar elu atau ngga? Jadi udah ikutin aja Reza sama Gallen" balas Gio jengah.
"Apaan? Bukan pacar! cuma teman mereka tu! Lagian ni yaya, lebih seram tuh dua manusia di depan dari pada ni hutan" potong Gara.
Reza dan Gallen menghembuskan napas jengah karena keributan tiga bocah dibelakang mereka.
Zael, Gio, dan Gara berinisiatif mengikuti Reza dan Gallen mencari keberadaan Raza dkk yang diculik tanpa sepengetahuan kating, dosen, dan polisi.
Mereka kabur ke dalam hutan secara diam-diam. Reza dan Gallen terus saja merasa tidak tenang, hingga akhirnya memutuskan untuk menjalankan ide gila ini, dan Gio mendengar semuanya lalu mengancam akan melaporkan mereka pada dosen dan polisi jika mereka tidak diijinkan ikut.
"Diam!" sungguh Gallen tidak bisa untuk tidak membentak mereka.
Ketiga bocah tadi pun langsung diam, dan tidak berani berbicara lagi. Namun hanya bertahan beberapa menit saja, hingga salah satu dari mereka memekik kaget.
"Anjing!" kaget Gara.
"LU BISA DIAM NGGA SIH BANGSAT!" habis lah sudah kesabaran Reza.
"Elah bang, santai dong! Noh liat tuh sono" tunjuk Gara kearah sebuah bangunan tua menggunakan senternya.
"seperti rumah tua tapi megah tapi ngga berbentuk rumah. Aishhh pokoknya gua susah mendefinisikannya" lanjut Gara
Sontak semua mengalihkan pandangan mereka menuju arah yang ditunjuk Gara menggunakan senternya, dan benar saja ada sebuah kastil? Atau mansion? Entahlah, itu benar-benar sudah tidak terawat lagi.
"Eh bang bang bang! Mau kemana?" tanya Gara saat melihat Gallen dan Reza yang akan menuju ke arah bangunan tersebut.
"Menurut lu!" jengah Gallen.
"Jangan ke sana! Kalau ada hantunya bisa berabe bang" jawab Gara dengan sedikit gemetar karena ketakutan.
"Ya ngga papa, nanti elu yang kita tumbalin" jawab Gio acuh dan berjalan mendahului semuanya.
"Nah gua setuju!" jawab Gallen sambil berlalu menyusul Gio dan menarik Reza bersamanya. Intinya Reza jangan jauh-jauh dari dia, cukup Rafaell dan Raza saja yang diculik, jangan Reza juga. Benar-benar karena kejadian itu Gallen sedikit membatasi pergerakan Reza, dia tidak boleh jauh-jauh darinya.
"Gar, kita nunggu sini di makan hewan buas, kalau kita masuk dimakan setan. Gimana dong?" tanya Zael sambil meremas kuat lengan Gara.
Gara yang merasa aura ketakutan Zael pun merangkul pundak temannya memberikan ketenangan.
"Udah kita ikut aja, ada gua yang bakal jaga elu" ucap Gara lantang walaupun sebenarnya dia juga takut.
Perlahan pintu dibuka oleh Gio, benar-benar tidak terurus. Saat dibuka pintunya saja sedikit macet karena engsel pintu yang berkarat, lalu jaring laba-laba yang ada di mana-mana dan debu yang setebal dosa Reza.
"Gila, benaran kayak rumah hantu njir" ucap Reza yang kagum karena baru kali ini liat rumah modelan gini, biasanya cuma di film-film horor saja.
"Bang Reza! Jangan ngomong aneh-aneh!" bentak Zael yang sudah berada dibelakang Reza.
"Ckk" decak Reza yang kaget karena suara yang tiba-tiba muncul dari belakang nya.
Gallen masuk dengan langkah waspada terlebih dahulu setelah melepas pegangan tangannya pada Reza.
"Ngga ada apa-apa" teriak Gallen dari dalam bangunan tersebut.
Mendengar teriakan Gallen, Reza dan yang lain ikut masuk kedalam. Mereka berpencar menelusuri tiap sudut dan ruangan bangunan tersebut.
Reza memasuki sebuah kamar tidur dilantai dua yang diyakini merupakan kamar utama. Perlahan tapi pasti Reza menelurusi dan melihat-lihat semua isi kamar tersebut, dipandangi nya satu-satu foto yang dipajang di dinding walaupun sedikit berdebu.
Pandangannya terkunci pada satu foto keluarga yang terlihat bahagia, walaupun salah satu anak tersebut berfoto dengan pisau lipat kecil yang disembunyikan dibalik bajunya. Reza yakin itu adalah pisau lipat, karena disalah satu foto yang dilihat nya diruang tamu juga ada foto anak kecil yang sama sedang terlihat antusias menerima pisau lipat sebagai hadiah ulang tahunnya.
Reza sedikit kaget, saat tiba-tiba ada bola kasti menggelinding dari dalam lemari tua menuju dirinya yang sedang menatap intens foro keluarga tersebut.
Reza mengerutkan keningnya, mendekati arah lemari tersebut tanpa rasa ragu atau slow motion segala. Dengan tanpa rasa ragu dia meraih gagang lemari dan hendak membukanya.
Puk.
"Ngapain?" tanya Gallen sambil melempar Reza dengan bola kasti yang dia pilih di lantai barusan.
"Bukan apa-apa" jawab Reza sambil membuka pintu lemari tersebut.
Srettt...
"Fuck!" geram Reza saat pipinya digores sebuah pisau oleh seseorang yang tiba-tiba saja melompat keluar dari dalam lemari.
Gallen yang tidak siap dengan kejutan ini didorong kuat oleh orang tersebut hingga terjatuh dan siku kanannya malah menghantam sudut tempat tidur hingga membuatnya meringis kesakitan.
Gio yang mendengar keributan dan kebetulan tidak jauh dari kamar utama tersebut hendak berlari menuju ke sumber ribut, hingga langkahnya harus terhenti menyaksikan seseorang melompat dari lantai dua menuju lantai satu, dan mendarat tepat di samping Gara dan Zael.
"Kejar!" teriak Gio tegas, mengembalikan jiwa Gara dan Zael yang sudah setengah melayang karena ketakutan.
Karena saraf sensorik dan motorik Gara dan Zael yang kelewat aktif karena kaget akan teriakan tegas Gio, mereka berdua mengejar orang tersebut dan melupakan rasa takut mereka.
Reza dan Gallen juga ikut berlari kelantai satu dan mengejar orang tersebut, sedangkan Gio dia masih melanjutkan tour rumah hantunya. Ada sesuatu yang sedang dia cari.
"Ketemu!" gumam Gio dengan wajah sedikit angkuh.
*****
Disisi lain Mahen dan Geralld juga sedang menyusuri hutan malam-malam tanpa sepengetahuan yang lainnya menyusul manusia-manusia menyusahkan ini, dengan bermodalkan senter, dan beberapa tas yang isinya makanan ringan, mereka yakin bocah-bocah itu pasti tidak membawa apapun, hanya membawa diri dan senter beserta otak bodoh mereka.
"Ini kalau gua ketemu mereka! Gua injak satu-satu, gua tinju, gua hantam, gua rabek, gua pejek pejek mukanya" geram Mahen. Tadi saat dirinya sedang melaporkan kejadian kepada pihak berwajib, malah ditarik kasar oleh Geralld menuju kearah hutan.
*****
Lalu di sisi Raza dkk, tanpa mereka ketahui segala tindakan dan pergerakan mereka sedang dipantau oleh orang yang menyeramkan itu sambil menunjukan smirknya.
"Serigala ku benar-benar pintar bermain di antara domba-domba bodoh itu" lirihnya.
Maaf baru up, maaf juga kalau cerita ini gak jelas. Author juga ngerasa banyak momen yang kek dipaksa aja dalam cerita ini. Sorry ya😢
Eh tapi bo'ong😎 kalau ngga suka ya skip, author mah emang gaje kalau buat alur cerita😈
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
AcakNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...