Proses pemakaman Elissa telah dilakukan seminggu yang lalu, dan sekarang Aldhino tengah menatap lekat foto Elissa yang sempat diberikan oleh Rafaell saat proses pemakaman Elissa
"Aldhino" tegur Raza lembut
"Gua boleh masuk?" lanjut Raza bertanya.
"Hmm" jawab Aldhino datar.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Aldhino, Raza masuk ke dalam kamar Aldhino yang telah di siapkan oleh Asgara di lantai satu. Aldhino tidak diijinkan Asgara dan Valle untuk tinggal sendirian karena mereka ingin menjaga Aldhino dan memantau pengobatan Aldhino seperti yang di minta Elissa pada mereka.
Awalnya Aldhino nenolak, tapi keras kepala para Vallorand tidak bisa di tandingi siapapun kecuali oleh Gabriell dan Anggara.
"Ngapain ke sini? Ngga jenguk abang lu?" tanya Aldhino.
Raza diam, dia ingin menjenguk sang abang, tapi setelah kematian Elissa sang abang sedikit berubah, mood nya jadi gampang berubah, dan emosinya benar-benar tidak bisa di tebak.
"Ngga dulu, abang lagi pengen sendiri" jawab Raza dengan senyuman tipis yang Aldhino tau kalau senyuman itu adalah senyuman yang di paksa.
"Lu ngga usah sok senyum-senyum gitu depan gua, gua ngga suka!" tegur Aldhino sedikit dengan nada membentak.
Sadar akan perubahan raut wajah Raza, Aldhino segera meminta maaf akan perbuatannya barusan.
"Ahhh sorry, gua ngga niat bentak lu. Tapi gua ngga suka aja orang yang pura-pura senyum kayak gitu" ucap Aldhino lembut.
"Hummm? Kenapa?" tanya Raza bingung sambil memiringkan kepalanya ke kiri agar bisa melihat wajah Aldhino yang menunduk menatap foto Elissa.
Netra Aldhino yang sedih bertatapan langsung dengan netra Raza yang bingung. Aldhino tanpa sadar mengangkat satu tangannya dan mengusak lembut rambut Raza.
"Gua ngga suka ada yang kayak adik gua, pura-pura senyum didepan gua, akhirnya malah ninggalin gua selamanya" lirih Aldhino.
Raza mengangguk pelan pertanda bahwa dia mengerti maksud dari Aldhino, dan Aldhino sendiri tersenyum tipis melihat tingkah polos Raza.
"Jenguk Reza?" ajak Aldhino.
"Ngga dulu, Raza ngga mau ganggu abang. Al, Raza mau makan dulu, laperrrrr~ Raza ke sini mau ajak Al makan, soalnya dari kemarin Al diam aja ngga makan! Ayo lah Raza udah laper banget banget banget niiii" ajak Raza dengan nada sedikit merengek pada Aldhino.
Aldhino yang melihat tingkah manja Raza hanya mengangguk pelan dan menuruti kemauan Raza. Mereka berdua turun bersama ke ruang makan dengan Raza yang menggandeng tangan Aldhino dan berceloteh ria, sedangkan Aldhino sesekali menanggapi dengan tertawa dan terkadang mengusak pelan rambut Raza.
Tanpa mereka sadari, interaksi mereka mendapatkan tatapan heran dari semua yang sedang duduk menunggu mereka berdua di ruang makan.
"Raza!" tegur Raymond dingin.
Raza sedikit tersentak kaget dengan suara rendah sang abang, pikirannya tiba-tiba saja memutar kejadian yang lalu mengingat apa dia sempat membuat kesalahan?
"Iya bang?" jawab Raza ragu-ragu.
"Kamu tidak menjenguk Reza?" tanya Raymond datar.
"Iya, aku tidak ingin mengganggu nya" jawab Raza gugup.
Aldhino yang melihat kegugupan Raza langsung mengusak lembut rambut Raza.
"Ngga usah gugup, abang lu cuma nanya doang, bukan marahin lu" ucap Aldhino lembut dan menarik Aldhino ke meja makan, sedangkan Raymond mengeraskan rahangnya melihat sang adik yang tengah bermanja ria dengan Aldhino.
![](https://img.wattpad.com/cover/343795632-288-k238333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
AcakNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...