Tapi bo'ong😈
Biar apa? Biarin😝😝😝Pasti ada yang misuh-misuh kan sama endingnya! Ngaku kalian! Tapi ngga papa deh, author mah bodoh amat, intinya kalian stres dulu, byee😌😌😌
Btw baca komen kalian tuh bikin lucu tau ngga? dan author baru sadar ternyata banyak yang baca juga, walaupun ceritanya rada ngga jelas😭😂 pengennya double up di jam yang sama, tapi tiba-tiba ide usil terlintas jadi Author up chap ini agak telatan😝😝
Selamat membaca😊
.
.
.
.
.
"Razaaaa!!!!!" teriak Reza dengan tiba-tiba mengagetkan Raza yang sedari tadi mencoba membangunkan sang abang.
"Apa! Mau marah? Huh? Tidur siang kayak beruang hibernasi! Susah banget dibangunin! Itu Gabi sama Ciel mau duduk di sofa jadi ngga bisa tau! Gara-gara abang tidur siang nya di sofa bukan di kamar!" marah Raza, karena sedari tadi Raza sudah coba membangunkan sang abang, dipukul kepalanya, dicubit lengannya, bahkan sampai menekan pelan jahitan dibagian bekas operasi, tetap saja sang abang tidak kunjung bangun.
Reza yang tengah berlinang air mata, mencoba mencerna semuanya, dipandanginya Raza, Gabi, dan Ciel bergantian.
"Abang belum mati ya? Aza kok kamu juga belum mati?" kok kita di mansion?" heran Reza.
Raza melototkan kedua matanya.
"Dih abang! Kalau mau mati, mati sendiri aja sana! Aza masih mau hidup lama-lama!" jengah Raza.
"Udah sana bangun! Ini Gabi dan Ciel udah pegel berdiri dari tadi tunggu abang bangun!" lanjut Raza geram.
Perlahan dengan segala kebingungan, Reza bangun dan duduk di samping Raza, kembali dipandangi wajah sebal sang adik. Matanya beralih menuju garasi, dan dengan sigap berlari untuk melihat keadaan motor lamanya.
"Motor Reza yang lama mana?" tanya Reza sedikit berteriak.
"Aduh yah" keluh Reza saat kepalanya di timpuk menggunakan dokumen tebal yang di pegang Asgara.
"Minggir! Halangi jalan aja, ayah cape dari kantor malah di suguhi teriakan cempreng kamu!" jengah Asgara.
"Motor kamu udah ayah jual, ngerusak pemandangan aja" lanjut Asgara acuh, dan nyelonong masuk ke ruang keluarga lalu merebahkan badannya disofa, dengan kepala diletakan di paha Archiell, karena Archiell yang duduk paling pinggir.
"Ciel, ayah lelah" keluh Asgara.
Archiell terkekeh pelan, lalu pandangannya dialihkan ke arah sang abang Gabi nya, dengan cepat Gabriell paham maksud Archiell dan bergegas ke kamar mandi Asgara menyiapkan air hangat agar sang ayah bisa berendam nantinya, menghilangkan penatnya.
"Udah ayah, bang Gabi udah ke atas nyiapin air hangatnya, sekarang ayah susul bang Gabi gih, biar airnya ngga keburu dingin" jelas Archiell dengan mengangkat pelan kepala Asgara.
"Huwaa anak-anak bontot ayah lebih pengertian dari pada anak kembar ayah" sinis Asgara dramatis.
Sedangkan Raza hanya tersenyum tipis, merasa lucu dengan sikap ayahnya yang sedikit kekanak-kanakan. Sedangkan Reza berjalan dengan pandangan kosong dan duduk di sebelah Raza.
![](https://img.wattpad.com/cover/343795632-288-k238333.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
RandomNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...