My Spoiled Twin [END]

20. Kampus

Satu bulan telah berlalu, Gallen dan Rafaell tinggal bersama Reza dan Raza di mansion Vallorand. Asgara tidak mengijinkan Reza dan Raza tinggal sendiri lagi, dan meminta ijin pada Rini dan Axal agar putranya tinggal dimansion saja bersama Reza dan Raza.

"Bang Eza!" teriak heboh Raza.

"Apalagi sih dek?" jengah Reza.

"Buruan! Hari ini presentasi!" geram Raza.

"Santai dong ah, kuliah jam 1 dan ini masih jam 10" ucap Reza tak habis pikir dengan antusiasme Raza.

"Tuh tuh tuh Gallen sama Rafa aja udah mau berangkat" geram Raza.

"Kalian kenapa buru-buru?" heran Reza.

"Eh goblok makanya budayakan scroll GC! Hari ini kuliah di majukan ke jam 10:30" jengah Gallen.

"Ayo za" ajak Rafaell.

"Bang kami duluan" pamit Raza sinis.

"Anjing" geram Reza dan cepat" bersiap ke kampus.

Raza dan yang lainnya berangkat tanpa menunggu Reza, karena mereka belum benar-benar menyiapkan diri untuk presentasi.

15 menit berlalu, Reza berlari dengan tergesa-gesa dari dalam lift menuju pintu.

"Reza? Kenapa?" tanya Asgara bingung.

"Tidak apa-apa, hanya telat saja" ucap Reza sambil cengir bak orang gila. Sebenarnya dia takut diomeli sang ayah.

"Hah?" heran Asgara

"Reza pamit ayah!" pamit Reza buru-buru dan berlari menaiki motor sport nya karena mendapat pesan dari teman sekelompoknya.

"Hati-hati! Pelan! Liat kiri kanan! Biar terlambat asal selamat Reza!" teriak Asgara.

"Iya-iya, selamat tinggal! Terima kasih nasehatnya ayah!" balas Reza dengan senyum tulus.

Ting

+6282137******

|Reza kan ya?
|Kita presentasi pertama, dosennya dah masuk.

OTW|
(Dilihat)

Dengan kecepatan tinggi Reza mamacu motornya menghiraukan umpatan pengendara lainnya. Senyum Reza merekah saat gerbang kampusnya sudah terlihat, tanpa basa basi Reza menambah kecepatan motornya.

Tiiittttttt.....

Reza membolakan matanya saat hendak menyalip satu mobil didepan kampusnya, dari arah berlawanan ada sebuah mobil hitam yang sama ngebutnya dengan dia.

Sang pengendara mobil terus melajukan mobilnya tanpa berniat menghindari kecelakaan, sedangkan Reza bingung, jika dia mematahkan stirnya ke kiri maka dia akan menabrak mobil yang tadi hendak di dahului, bahkan mungkin dia akan masuk kedalam kolong mobil tersebut. Namun jika ke kanan itu akan banyak memakan korban.

Hanya ada satu pilihan sekarang, yaitu tidak menghindar kearah manapun.

Brakkk

Dengan begitu cepat nya tabrakan itu terjadi, seluruh body motor Reza hancur, hadiah dari sang kakek hanya bertahan selama satu bulan di tangannya.

Tubuh Reza bahkan terseret hingga belasan meter akibat tabrakan fatal tersebut. Darah merah segar mengalir dari telinga, mulut, dan hidung Reza.