Suasana ruangan begitu canggung, tidak ada yang berbicara bahkan hanya untuk menegur satu dengan yang lain pun tidak. Raza, Reza dan Gabriell yang berbaring di kasur masing-masing dan menutup matanya. Archiell, Raymond, dan Calvino yang duduk di sofa dan terhanyut dalam pemikiran masing-masing. Lalu Asgara yang hanya duduk diam di tengah-tengah antara brankar Reza dan Raza.
Asgara telah memberitahukan semuanya pada Raza, akibat benturan yang keras pada kepala Reza menyebabkan Reza harus kehilangan ingatannya. Dokter tidak bisa memprediksikan kapan Reza akan mendapatkan kembali ingatannya, tapi ada kemungkinan Reza akan kehilangan ingatannya untuk beberapa tahun, dan kemungkinan terburuknya adalah Reza tidak akan mengingat semuanya kembali selamanya.
Dokter juga menyarankan untuk tidak memaksa Reza mengingat semuanya, karena dapat mempengaruhi keadaannya dan tidak membiarkan Reza melakukan aktivitas yang dapat memberikan beban kepada tubuhnya.
"Huhhh, aku lapar" ucap Gabriell yang mulai bosan dengan suasana canggung ini.
Suara Gabriell berhasil menarik perhatian semuanya untuk menatap kearah dirinya.
"Aku suapin ya bang" tawar Archiell sambil berjalan menuju Gabriell membawa sebungkus bubur ayam yang dia beli di jalan sebelum ke rumah sakit tadi.
"Adek~ masa cuma Gabi aja yang di suapin" rengek Raza.
"Loh abang juga lapar?" tanya Ciel
"Ya menurut adek? Abang juga belum makan loh" ucap Raza lirih.
"Aku yang suapin abang ya" tawar Calvino sambil mengelus kepala Raza lembut, dan di balas anggukan pelan dari Raza.
"Reza?" tegur Asgara lembut. Semua memandang ke arah Reza dengan berbagai tatapan.
"Makan ya, ayah suapin" tawar Asgara.
"Ngga perlu om, gua bisa sendiri" tolak Reza.
"'Ayah' Reza, berapa kali saya harus bilang, saya ayah kamu" ucap Asgara lembut.
"Maaf, gua belum terbiasa" acuh Reza.
"Dan jangan gunakan bahasa gaul mu itu! Jangan gunakan kata 'gua' saat berbicara dengan ayah" tegas Asgara.
Gabriell menatap horor ke arah Archiell, dan Archiell yang menyadari hal itu langsung mengerutkan keningnya.
"Tapi dia tadi menyebut dirinya 'gua' jadi gua pikir kata 'gua' lumrah dalam keluarga kalian" tunjuk Reza pada Gabriell.
Semua menatap kearah Gabriell, dan Archiell langsung paham arti tatapan sang abang barusan.
"Aduh dek, sakit" keluh Gabriell saat keningnya dikutik oleh Archiell.
"Siapa yang ajarin?" tanya Archiell.
"Keceplosan" lirih Gabriell.
"Maaf ya ayah, abang, adek" lanjut Gabriell sambil mengangkat dua jari membentak mini heart.
"Jangan lagi Gabriell, Reza" tegur Asgara lembut.
"Siap ayah" balas Gabriell.
Sedangkan Reza hanya memutar bola matanya malas.
"Abang lupa ingatan bukannya kalem malah tambah ngeselin sumpah" jengah Archiell.
"Kan dek, sumpah benaran bikin kesal. Lupa ingatan coba lupa juga sifat tengilnya, lah ini malah tambah menjadi-jadi" balas Gabriell julid.
"Rese amat lu" jengah Reza.
"Ayah tuh abang pake lu gua lu gua" adu Gabriell.
"Udah makan dulu" lerai Asgara.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
SonstigesNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...