26. /Reza/Gabriell/

1.1K 104 35
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 2 dini hari waktu setempat. Tapi Reza masih setia membuka matanya, menatap datar langit-langit kamarnya. Pikirannya kalut mengingat bagaimana dirinya dengan tidak sengaja mendorong Archiell hingga terjatuh, bentakan Raza, dan perkataan kasarnya pada Barak. Terlebih sikapnya selama ini kepada Raza yang sudah keterlaluan.

"Gua ngga boleh sedihkan? Ini yang terbaikkan? Aza dan yang lainnya harus jauhin gua! Biar ngga ada penyesalan di akhir?" batin Reza lirih.

"Abang~" panggil Gabriell dari balkon kamarnya. Archiell sudah tidur nyenyak sambil berpelukan dengan Anggara, tadi Gabriell dan Anggara susah payah menenangkan bayi gede itu saat menangis.

"Yuhuuu~ bang Eza, Gabi tau loh abang belum tidur" panggil Gabi sekali lagi.

"Adek ngapain diluar dingin-dingin! Masuk! Mana ngga pake jaket lagi!" tegur Reza tegas.

"Ish abang~ Gabi ke sana boleh?" tanya Gabriell penuh harap.

"Hmm, cepat kesini" panggil Reza.

"Adek! Lewat pintu! Aaaaa astaga adek!" kaget Reza saat Gabriell dengan tidak ada rasa takutnya melompat dari balkon kamar Gabriell ke balkon milik nya.

"Adek! Ini lantai tiga, kalau kamu jatuh bagaimana!" marah Reza

"Koma kayak dulu" acuh Gabriell.

"Adek!" bentak Reza.

"Apa!" balas Gabriell tidak kalah membentak.

"Kamu seharusnya tau menghargai hidup kamu!" tegas Reza.

"Terus abang apaan? Ngga ada bedanya kita, Gabi sama abang tuh sama, jadi jangan sok menasehati" jengah Gabriell.

"Diam Gabi, abang pusing!" jengah Reza.

"Abang ngga papa kan?" Tanya Gabriell khawatir.

"Abang pusing sama kelakuan kamu" jengah Reza.

"Abang! Jangan suka kayak gitu! Gabi khawatir!" bentak Gabriell dengan suara gemetar.

"Adek hei, abang cuma becanda aja tadi" ucap Reza sambil mengelus lembut punggung bergetar sang adik.

"Jangan gitu lagi abang, ngga lucu tau ngga" lirih Gabriell.

"Iya-iya maaf"

"Gabi tidur sama abang ya malam ini" mohon Gabirell lirih.

"Ya udah ayo tidur" ajak Reza dan menarik adiknya tidur bersamanya.

"Kapan abang jujur sama yang lain?" tanya Gabriell dalam pelukan sang abang.

Reza hanya diam tak menjawab pertanyaan sang adik.

"Jangan bodoh abang, akan lebih menyakitkan bagi mereka jika mengetahui semuanya terlambat. Bahkan mungkin Gabi juga akan dibenci mereka" lirih Gabriell.

"Karena itu, abang akan menyembunyikan ini selamanya, dan adek juga harus janji sama abang jangan memberitahukan kepada siapapun" jawab Reza lembut.

"Bagaimana bisa abang? Semua akan tau cepat atau lambat" tegas Gabriell.

"Minggu depan, abang bakal keluar dari mansion ini" jawab Reza yakin

Gabriell langsung bangun dari acara rebahannya menatap tajam sang abang.

"Ayah ngga mungkin biarin abang begitu saja keluar dari mansion abang" ucap Gabriell menahan tangisnya.

"Abang bakal buat mereka benci sama abang" jawab Reza sambil menarik Gabriell dalam pelukan hangatnya.

"Abang, hiksss... Kenapa harus kayak gini sih, abang yakin" tangis Gabriell.

"Abang yakin dek, nanti Gallen ikut abang kok, Rafaell nanti bakal disini buat gantiin posisi abang buat Aza" Reza terus mengelus kepala sang adik.

My Spoiled Twin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang