Setelah semuanya selesai, Valle dan Gavendra melaporkan semua kejadian yang terjadi pada pihak kepolisian dengan sedikit mengarang cerita. Tentu saja mereka tidak akan memberitahukan bahwa mereka telah membunuh si pelaku penculikan, walaupun dalam kasus ini mereka bisa di bebaskan dengan alasan pembelaan diri, tapi tetap saja itu akan membuat mereka terlibat dalam urusan kepolisian yang ribet.
Karena pengakuan tersebut, Valle Gavendra dan semua yang terlibat dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan. Sempat timbul keraguan antara pihak polisi dan Valle karena kesaksian dari Reyna dan Mirai yang mengaku menembak beberapa orang, namun Gavendra dapat dengan segera meluruskan keraguan tersebut. (Syukur ada mantan pengacara, kalau ngga riweh dah😴 Reyna dan Mirai ngga di ajak diskusi sih)
Setelah dari kantor polisi, mereka akhirnya pulang ke kediaman masing-masing dengan Reza dan Raza ditarik untuk tinggal kembali ke mansion. Entah kenapa Asgara tidak tenang lagi kalau berjauhan dengan anak-anaknya.
"Abangggg!" pekik heboh Archiell saat melihat mobil sang ayah dan yang lainnya tiba di mansion.
"Jangan lari sayang" tegur Reza yang dengan cepat menangkap tubuh sang adik yang hampir terjatuh karena hilang keseimbangannya waktu berlari.
"Huwaaa Ciel mau ke apotek dulu, Gabi demam soalnya" lirih Archiell.
"Loh? Kenapa tidak telpon dokter keluarga?" tanya Jayden.
"Abang, aku takut menganggu kak Raymond dan yang lainnya yang sedang sibuk, bang Hersa lagi di luar kota ikut seminar-seminar itu, papa juga ikut kalian mencari abang, jadi aku memilih ke apotek sendirian saja.
"Papa sudah disini, ayo kita ke kamar dan lihat keadaan Gabi" ajak Gevandra sambil mengelus lembut kepala Archiell.
Semuanya masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, mengagetkan Raymond dan yang lainnya yang masih sibuk berkutat dengan laptopnya.
"Ayah? Kalian sudah pulang?" heran Raymond.
"Sudah, seperti yang kau lihat sekarang" jawab Asgara seadanya. Sedangkan Gevandra sudah terlebih dahulu menuju kamar Gabriell.
"Reza Raza" panggil Raymond dan langsung berlari memeluk keduanya dengan Archiell yang masih setia dalam pelukan Reza.
"Abang" panggil Calvino. Semua melihat kearah anak tersebut, berantakan seperti orang yang memgalami stres berat saja. Mata sembab, bibir pucat, dan rambut yang berantakan.
"Hei sayang" tegur Raza saat Calvino menghambur kedalam pelukannya dan terus menangis.
"Dia sangat mengkhawatirkan kalian" jelas Raymond.
"Sudah-sudah kalian lepas rindu saja dulu, ayah akan melihat keadaan Gabi dulu" potong Asgara.
"Gabi?" tanya Raymond dan Calvino kompak.
"Eh? Kalian tidak tahu? Gabi sakit" jelas Reza.
Tok tok tok
"Masuk"
"Papa" teriak Anggara heboh dan sedikit sendu, lalu berlari kearah sang papa.
"Hey boy, why?" tanya Gevandra.
"I miss u" lirih Anggara.
"Ayah bahkan tidak sampai 1 hari tidak bertemu dengan mu sayang" kekeh Gevandra.
"Aku kira ayah akan lebih lama menolong bang Reza dan Raza" lirih Anggara.
"Ngga kok, tikus kecil seperti mereka gampang di basmi" sombong Gevandra.
"Ayah tolong periksa adek" lirih Anggara lagi sambil menarik lengan sang ayah ke arah tempat tidur sang adik.
"Dia tidur nya lelap sekali" kekeh Gevandra melihat wajah polos sang ponakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
De TodoNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...