25. Pulang

900 104 53
                                    

Tepat 1 bulan 2 minggu 3 hari 4 jam 5 menit 6 detik kini Reza diijinkan keluar rumah sakit setelah menajalankan penanganan yang sangat amat intensif. Dan selama itu juga Raza selalu mengunjungi Reza setelah pulang dari kampus. Terkadang Calvino dan Raymond juga menjenguk nya setiap 2 hari sekali, begitu pula dengan yang lainnya. Benar-benar yang tidak pernah absen ya Asgara dan Raza.

Namun tidak dengan Archiell dan Gabriell yang bahkan setelah kepulangan mereka hari itu tidak pernah sekalipun mengunjungi sang abang lagi.

"Raza" tegur Reza.

"Iya? Kalau abang mau bentak aku lagi itu udah ngga mempan ya" ucap Raza sambil terus merapikan pakaian Reza.

"Ckk" decak Reza.

"Hari ini abang pulang, dan kita akan satu atap lagi. Jadi abang ngga bisa bentak dan usir aku keluar seperti kemarin-kemarin" ucap Raza tanpa memandangi sang abang.

Reza menatap datar Raza, walau sebenarnya dia kagum dengan Raza karena kegigihannya. Walaupun tiap hari dibentak dan diusir oleh dirinya, Raza tetap saja datang dan mengunjungi nya, bahkan sekarang membantunya merapikan pakaian dan mengurus beberapa keperluannya untuk pulang.

Asgara sedang mengurus surat kepulangan sang anak, jadi diruangan hanya Reza dan Raza sendiri.

"Gabi Gabi itu sama Ciel kok ngga pernah datang?" tanya Reza tapi matanya bergerak ke segala arah, menghindari kontak mata dengan Raza.

Raza yang menyadari kalau Reza sedang menghindari kontak mata denganya langsung tersenyum kecut.

"Apa seharusnya Raza juga ngga usah kunjungi abang ya, biar bisa ambil perhatian abang?" tanya Raza lirih.

Reza mengerutkan keningnya, menatap Raza yang matanya sudah mulai berembun.

"Ya buk-"

"Mereka datang kok bang, tapi Aza suruh datangnya selalu saat abang tidur, biar ngga di usir mulu kayak Aza" ucap Raza sambil tersenyum manis, menutupi luka pada perasaannya.

"Lu apa-apaan sih? Kalau ngga suka di usir ya udah sana pulang" jengah Reza.

"Aza juga mau kayak gitu! Tapi Aza ngga bisa karena Aza ngga mau harus jadi asing nantinya!" ucap Raza dengan nada tinggi.

"Asing ya asing susah amat!" bentak Reza.

"Iya abang ngomong gitu karena abang enak bisa lupain semua kenangan buruk waktu itu! Sedangkan aku! Aku ingat dengan jelas bagaimana dulu ayah mengabaikan anak-anaknya! Kita menjauhi dan memandang rendah Archiell! Aku ingat semua nya dengan jelas!" bentak Raza, menahan sesaknya di dadanya.

"Sor-"

"Ayah? Udah selesai urusannya?" potong Raza yang langsung berdiri mengabaikan perkataan Reza.

"Udah kok, kamu juga udah selesai beres-beresnya?" tanya Asgara.

"Udah yah, oh iya Raza duluan ya sekalian bawa tas ini ke mobil dan suruh Xavier kesini ambil sisanya" balas Raza sambil berlalu pergi dengan tas pakaian Reza.

Asgara mengerutkan keningnya, ada apa dengan anak ketiganya ini? Tidak biasanya dia begini.

Tidak lama Xavier muncul dan mengangkat beberapa barang ke mobil, sedangkan Asgara membantu Reza berjalan ke mobil.

Asgara duduk dibelakang bersama Reza, sedangkan Raza duduk disamping Xavier.

"Raza?" tegur Asgara.

"Iya?" jawab singkat Raza.

"Kamu ada masalah?" tanya Asgara.

"Tidak" balas Raza singkat.

"Aishh kembali ke mode pabrik" lirih Asgara pelan, Reza yang mendengarnya hanya mengerutkan keningnya.

My Spoiled Twin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang