Asgara dan yang lainnya menatap gelisah pintu UGD. Setelah Elissa pergi, Reza pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Asgara dan yang lain semakin dibuat panik saat Reza di bawa ke ruang operasi.
"Tuan Asgara tolong ikut saya sebentar" tegur dokter James.
"Katakan disini saja" balas Valle
James mengangguk dan mulai mengatakan semuanya.
"Saya mendapat informasi dari dokter Vina, dokter spesialis ginjal yang menangani Reza, bahwa Reza sudah melewatkan jadwal cuci darahnya selama 1 minggu ini, tiga kali jadwal cuci darahnya tidak dia laksanakan. Keadaannya makin memburuk, Reza harus segera melakukan transplantasi ginjal sekarang" jelas James to the point.
Asgara terkejut, bukannya selama ini Reza selalu ke rumah sakit untuk mencuci darahnya bersama Barak? Lalu apa-apaan ini? Bagaimana bisa Reza melewatkan jadwal cuci darahnya selama tiga kali?
"Barak!" tegur Gavendra penuh penekanan.
"Reza selalu kerumah sakit bersama saya James! Bagaimana bisa dia tidak mengikuti jadwal cuci darahnya?" tegas Barak bingung.
"Saya juga tidak tahu Barak, tapi faktanya dia selalu melewatkan jadwal cuci darahnya" Balas James singkat.
"Saya akan mendonorkan satu ginjal saya" potong Aldhino, yang memang dia juga ikut membawa Reza ke rumah sakit, bahkan dia juga yang mengangkat Reza ke dalam mobil tadi, karena dia yang pertama menyadari Reza pingsan.
Semua menatap terkejut kearah Aldhino.
"Maaf ?" tanya James
"Aldhino" jawab Aldhino singkat.
"Maaf Aldhino, tapi Reza membutuhkan dua ginjal, bukan hanya satu" balas James
Aldhino terdiam sesaat, rasa ragu tiba-tiba saja menyeruak dalam dadanya.
"Jangan paksakan dirimu, kami akan mencari pendonor itu segera" potong Valle dan mengelus kepala Aldhino.
Nyaman dan hangat Aldhino rasakan, perasaan sayang yang di harapkan Aldhino sedari dulu dari kedua orang tuanya, dia dapatkan dari sosok musuh keluarganya.
"Saya yang akan mendonorkan ginjal saya dok" potong Raza
"Raza!" Bentak Asgara
"Ayah! Aza ngga mau bang Eza kenapa-napa" tegas Raza
"Jangan gila kamu!" tegas Gevandra.
Raza terdiam, air matanya jatuh, dia tidak ingin kehilangan sang abang
"Aza ngga mau kehilangan bang Eza" lirih Raza.
Asgara memeluk erat Raza memberi penguatan kepada sang putra.
"Jangan menyerah, ayah pasti akan segera menemukan pendonornya" lirih Asgara.
"Saya akan mendonorkan kedua ginjal saya" potong Aldhino.
Semua menatap terkejut sekali lagi ke arah Aldhino.
"Semua ini terjadi karena saya, jadi sudah seharusnya saya memperbaiki kesalahan saya, lagi pula hidup saya sudah tidak lama lagi dengan penyakit kanker otak saya" tegas Aldhino tanpa ragu saat Valle akan memotong ucapan nya.
"Saya hanya minta satu hal! Jaga adik saya" tegas Aldhino.
Tanpa menunggu balasan dari semuanya, Aldhino langsung berjalan menuju James dan menyuruh James menuntun jalannya untuk mengecek kecocokan ginjalnya dan Reza.
"Aldhino" lirih Asgara pelan.
"Ayah? Bukankah kita egois?" tanya Raza lirih.
Asgara diam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan sang putra, tidak ada jawaban yang bisa di berikan. Di satu sisi dia bersyukur, namun di sisi lain dia merasa bersalah karena merebut kehidupan anak yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
RandomNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...