37. Akhir

1.2K 115 70
                                    

Pagi-pagi sekali Aldhino sudah bersiap dengan hoddie over size putih, celana hitam pendek selutut, dan sepatu putih miliknya.

"Pagi sekali, mau ke mana?" tanya Gavendra dengan suara serak khas bangun pagi nya.

"Ah, tu- eh maksud aku dad, aku mau lari pagi sebentar saja" jawab Aldhino.

Gavendra hanya mengangkat satu alisnya, melihat sang putra dengan kebingungan. Aldhino yang melihat respon Gavendra yang kebingungan juga ikut mengerut kan keningnya.

"Kenapa tuan, aish daddy?" tanya Aldhino heran.

Gavendra mengeraskan rahangnya, dia geram anak bungsunya ini sudah satu bulan tinggal bersama tapi masih belum terbiasa memanggilnya daddy, sedangkan pada Asgara lancar sekali dia memanggilnya ayah.

"Sekali lagi kamu panggil daddy dengan sebutan tuan, uang jajan kamu daddy potong 50 pesen!" ancam Gavendra.

"Baik dad" jawab Aldhino dengan senyum tanpa dosa nya.

Gavendra mengerutkan keningnya, putra bungsu nya ini benar-benar berbeda. Jika yang di ancam adalah anak-anak Asgara atau Gevandra, maka dengan cepat mereka akan bergelayut manja dan melarang ayah atau papanya memotong uang jajan mereka. Sedangkan ancaman itu tidak berlaku pada Aldhino.

"Hahahahaha" tawa Reza dan Raza menyapa indra pendengaran daddy dan anak bungsu itu.

Gavendra dan Aldhino langsung mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara.

"Ada yang mau ngancem biar anaknya manja-manjaan sama dia, tapi lupa anaknya mandiri tingkat dewa" ledek Reza.

"Sakitnya dimana? Sakitnya tuh di sini" lanjut Raza dengan berpura-pura sedih sambil menepuk dadanya dramatis.

Gavendra memandang datar kedua ponakannya itu.

"Mau ke mana kalian?" tanya Gavendra bingung

"Olahraga lah" balas Reza datar.

"Kenapa pakai pakaian olahraga SMA kalian?" heran Gavendra.

"Kenapa pakai pakaian olahraga SMA kalian?" heran Gavendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi rindu masa muda" lirih Reza dramatis

"Aduh dad, sakit tau" kaget Reza saat sendal tidur Gavendra mengenai kepalanya.

Raza dan Aldhino tertawa puas melihat interaksi daddy nya dan Reza.

"Lagian kamu itu masih muda, baru juga lulus beberapa bulan lalu bahkan belum genap satu tahun lulus, sok-sokan rindu masa muda! Terus daddy apaan? Fosil!?" geram Gavendra.

"Lah kok daddy tersinggung, mana sendal terbang daddy keras lagi! Kalau Reza amnesia lagi gimana? Daddy mau tanggung jawab?" geram Reza

"Ya bagus, setidaknya saya tidak akan pusing dengan tingkah aneh kamu ini" jengah Gavendra.

Reza diam, dia tidak ingin melanjutkan debatnya lagi, tenggorokan nya sakit kalau adu bacot sama daddy yang ngga mau ngalah ini.

Sedangkan disisi Raza, Aldhino, dan Gavendra merasa bersalah karena menjahili Reza, ditambah Reza yang tiba-tiba diam dan berjalan menuju garasi mobil mereka.

My Spoiled Twin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang