Sekarang tepat pukul 2 dini hari, Reza dan yang lainnya sedang duduk melingkar didi ruang tamu mansion tua itu dengan terus memandang datar kearah Elissa.
"Jelaskan! Kenapa kau menyerang kami?" tanya Reza sedikit emosi.
"Kalian keluarga pembunuh! Keluarga kalian membunuh daddy, bunda, dan saudara kembar Elissa" lirih Elissa dengan badan yang gemetar ketakutan, mengingat kembali kejadian masa lalu. Dimana keluarga nya di serang dengan brutalnya oleh orang-orang berbadan besar dan tinggi.
"Lu gila ya! Kita kesini ngga ada urusan sama keluarga lu! Kita cuma cari teman kita dan diculik!" geram Gallen.
"Bohong!" pekik Elissa.
"Lu!" gemas Gallen dengan ancang-ancang seperti ingin mencekik leher Elissa.
Elissa mundur beberapa langkah ke belakang melihat reaksi Gallen. Bayangan waktu dirinya dicekik oleh seseorang melintas dalam pikiran tanpa ijin darinya.
Brakk...
Pintu mansion ditendang dengan tidak elitnya, menganggetkan semua orang yang berada di dalamnya.
"Kalian!" Geram Mahendra.
"Shhh" desis Zael.
Mahendra yang awalnya geram langsung mengalihkan pandangannya ke arah Zael.
"Kenapa lu bocah?" tanya Mahen
"Cuma sedikit cedera doang karena tu cewe jadi-jadian yang lagi main sikopat-sikopat ngga jelas" jawab Zael acuh.
"Sini" tegas Geralld
"Lu yang sini aja bang, gua susah geraknya" balas Zael.
"Hmm" jengah Geralld, dan beranjak mendekati Zael mengeluarkan alkohol dan kasa steril lalu mulai mengobati luka-luka Zael, lalu Gallen Gara, dan terakhir Reza.
"Kenapa nekat?" tanya Mahen
"Adik gua diculik, ya gua sebagai abang ngga bisa diam aja" jawab Reza.
"Tapi kalian nyusahin tim evakuasi!" balas Mahen.
"Lu kata mereka kena bencana alam dievakuasi segala?" heran Reza.
"Lu! Aihh terserahlah, kalian nyusahin tim pencari, pelacak, dan pe pe lainnya" jengah Mahen.
Gio benar-benar stres mendengar percakapan unfaedah dua orang itu.
"Dimana tempat sahabat gua di sekap?" tanya Gio to the point pada Elissa.
"Lu tau tempat mereka di sekapkan! Walaupun lu memang ngga terlibat dalam rencana ini" lanjut Gio saat menyadari gelagat Elissa yang akan berbohong.
Gio melempar beberapa foto ke udara di depan Elissa.
"Itu foto-foto lu sama orang-orang aneh yang nyerang perkemahan kami, gua nemu ini di kamar utama sebelum gua nyusul yang lain" Gio terus menatap Elissa datar. Dia tidak ingin terpancing emosi.
"Jawab anjing! Dimana adek gua disekap bangsat!" geram Reza.
"Kalau gua kasih tau, kalian bakal bunuh mereka gitu?" jawab Elissa seolah menatap remeh kearah yang lainnya.
"Tentu saja!" balas Gallen tegas
"Baiklah, gua ngga akan beritahukan kalian" acuh Elissa.
Bughhh..
"Ngga peduli lu cewe ataupun cowo, lu bakal mati ditangan gua anjing!" geram Reza setelah menendang keras tubuh Elissa.
"Za! Sabar!" tegas Gallen.
"Ngga bisa Gal! Raza dalam bahaya!" geram Reza.
"Kalian pembunuh! Gua ngga bakal biarin kalian ngebunuh orang yang gua sayang! Gua udah cukup merasakan kehilangan, sekarang ngga lagi!" pekik Elissa histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Twin [END]
RandomNOTE: Bagi yang baru baca, author saranin baca Archiell dan Gabriell dulu ya, biar ngga bingung kalau tiba-tiba muncul karakter lama😇 Dingin dan tak tersentuh sengaja dia sematkan dalam karakternya agar kehadiran/eksistensinya tidak disadari semua...