Jangan bertanya pada diri sendiri apa yang dibutuhkan dunia, tanyakan pada diri sendiri apa yang membuatmu menjadi hidup. Dan kemudian pergi dan lakukan itu karena yang dibutuhkan dunia adalah orang-orang yang hidup.
Jisoo memeluk erat tubuh Eomma dan Appanya. Tentu nanti yang akan dirindukannya adalah Eomma dan Appanya.
"Hati-hati ya anak Eomma, jaga diri disana."Eomma tidak mengatakannya sambil menangis justru dengan menampakkan senyum lega anak gadisnya yang sudah dewasa ini telah berani mengambil keputusan dalam jalan hidupnya sendiri.
"kalau terjadi sesuatu langsung hubungi Appa ya nak. Appa akan langsung terbang ke Korea."perkataan Appa seperti sebuah lelucon, Jisoo dan Eomma dibuat tertawa.
"Eomma Appa aku pasti akan jaga diri, kalian juga harus jaga kesehatan ya di sini. Jisoo sayang kalian." Ia memeluk Eomma dan Appa lagi kemudian melepaskannya dan mulai berjalan masuk bandara sambil melambai kearah eomma dan appanya.
Jisoo melangkah mantap meneguhkan hatinya bahwa ini adalah keputusan terbaik yang diambilnya. Ia berkata kepada dirinya sendiri bahwa tidak akan pernah lagi lari dari kenyataan.
KOREA
Hal pertama yang terfikirkan oleh Jisoo setelah sampai di korea adalah menghubungi Jinyoung.
"Jisoo ?" nada Jinyoung di sebrang telepon seakan tak percaya bahwa Jisoo yang menghubunginya.
"Ya aku Jisoo. Cepat jemput aku dibandara sekarang."
"Se-sekarang ?" Jinyoung menjawab dengan terbata. tak lama terdengar suara wanita dari telepon Jinyoung " Yak Jisoo... kau akhirnya kembali. Aku merindukanmu... tungu sebentar ya aku dan Jinyoung segera menjemputmu." Belum jisoo menjawab perkataan wanita itu tapi panggilannya sudah dimatikan. Ia terheran siapa wanita itu, yang jelas itu bukan suara Eommanya Jinyoung.
30 menit Jisoo menunggu. Akhirnya Jinyoung datang membawa mobil dan 1 penumpang wanita yang duduk di depan. Ketika kaca mobil dibuka "Anyyeong Jisoo" ternyata wanita itu seulgi temannya saat bekerja di café dulu. Jinyoung turun membantu Jisoo meletakkan koper di bagasi belakang. Jisoo tersenyum meledek "Jinyoung aku menunggu cerita dari kalian nanti." Jinyoung hanya tersipu malu.
Jisoo duduk dikursi belakang, kaca jendela Ia buka yang menyebabkan angin berhembus ke wajahnya. Matanya terpejam sedangkan hidungnya mencium udara segar Korea yang sudah beberapa tahun ini Ia tinggalkan. Tanpa memikirkan apa-apa. Ia hanya senang bisa kembali ke Korea.
"Bagaimana kabarmu di Indonesia selama ini ? kau tidak pernah memberi kabar pada kami." Tanya Seulgi.
" Tentu saja baik aku bisa melepas rinduku dengan Eomma Appaku."
Seulgi mengangguk tanda mengerti .
"Kalian pacaran ? sejak kapan? " Tanya Jisoo penasaran. Bagi Jisoo dunia sekitarnya sangatlah sempit. Semua orang disekelilingnya saling terhubung tanpa Ia sadari.
''ceritanya panjang tapi yang pasti kita pacaran baru 1 bulan nyang lalu." Ungkap Seulgi menatap Jinyoung yang focus menyetir sambil terlihat tersipu malu mendengar jawaban pacarnya seulgi.
"Kau ingin kuantar kemana ? Tanya Jinyoung. Jisoo hampir lupa meberitahu tujuannya kepada Jinyoung karena keasyikan mengobrol dengan seulgi yang duduk persis dikursi depannya. Ia lalu meberikan detail alamat Apartemen yang akan ditinggalinya selama dikorea.
"Jadi sejak kapan kau merencanakan kembali ke korea ? sepertinya sudah lama ya sampai kau sudah menyewa Apartemen disini." Tanya Jinyoung karena masih terheran dengan kedatangan Jisoo.
"Aku tidak merencanakannya. Kebetulan atasanku diJakarta mengirimku ke kantor pusat disini dan karena waktunya terlalu mendadak aku minta tolong orang kantor untuk membantuku mencari Apartemen." Jelas Jisoo. Memang kepindahannya bukan rencananya tapi mungkin ini yang diinginkan Tuhan. Membukakan jalan agar Jisoo tidak lagi lari dari masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A BET
Fanfiction(ON GOING) NAMJOON X JISOO #Sebuah Taruhan Di bayar Dengan Luka Yang Indah# Namjoon menerima sebuah taruhan demi barang yang diincarnya. Dengan syarat Ia harus berpacaran dengan seorang gadis selama 3 bulan. Namun siapa sangka takdir sedang bermai...