Di perjalanan pulang menuju Apartemen mereka berdua Namjoon merasa sedang diikuti oleh mobil yang juga berwarna hitam dibelakangnya. Ia mencoba melihat siapa yang ada di dalam mobil hitam itu dari kaca mobilnya. Tapi Namjoon tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.
Mobil itu mengikutinya hingga parkiran Apartemen.
Jisoo sudah membuka pintu mobil dan bersiap untuk turun “Kau tidak turun juga Joon?”“Aa…aah ya aku turun.” Namjoon sedari tadi menatap kearah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari tempatya saat ini. Ia kini melepas seatbelt dan turun dari mobilnya mengikuti Jisoo.
Baru saja Ia turun dari mobil dan menoleh kearah mobil hitam yang sudah tancap gas pergi dari parkiran Apartemennya.
“Ada apa?” Jisoo bertanya karena Namjoon berhenti dan menoleh kearah mobil yang baru saja meninggalkan parkiran.
“Tidak apa-apa ayo masuk.” Namjoon melanjutkan langkahnya masuk ke dalam Apartemen. Ia berfikir bahwa orang itu mungkin adalah suruhan ayahnya karena hal serupa pernah terjadi.
Namjoon mengantarkan Jisoo sampai depan pintu Apartemennya. Tidak lupa kecupan singkat yang diberikannya di dahi Jisoo. Namjoon menutup malam indahnya dengan sangat sempurna hari ini. jisoo yang merasakan pipinya akan memerah lagi memilih untuk segera masuk dan menutup pintunya.
Setelahnya namjoon menuju Apartemennya sendiri. Ketika Ia baru melangkah keluar dari lift sudah terlihat tiga pria berpakaian rapi didepan pintunya. Ia mengenali salah satu dari ketiga pria itu.
“Paman ada apa sampai membuatmu kemari malam-malam?” Ia bertanya sambil berjalan mendekat kearah tiga pria itu.
“Kau harus ikut kami pulang Joon?” jawab Sekretaris Nam dengan sopan.
“Aku tidak mau.”
“Ayahmu sedang sakit keras saat ini. apa kau mau kehilangan orangtuamu sekali lagi?” tegas Sekretaris Nam berhasil membuat Namjoon terdiam dan berfikir keras akan tindakan apa yang harus Ia ambil.
Meski Namjoon sangat membenci ayahnya, tapi mendengar kondisi ayahnya yang sedang sakit membuat hatinya yang keras sedikit melunak.
“Baiklah aku akan pulang tapi jawab pertanyaanku dengan jujur. Apa kalian tadi mengikutiku?”
Ketiga pria itu saling tatap. “Tidak. Kami bahkan sudah menunggumu disini selama satu jam. Apa ada yang mengganggumu?”
“Ani. Bukan apa-apa. Lupakan saja.” Namjoon tidak meneruskan perbincangannya. mungkin itu hanya perasaannya saja. Bisa saja mobil itu tidak bermaksud mengikutinya mungkin pengemudinya memang sedang ada urusan di gedung Apartemennya.
Ia kemudian masuk kedalam Apartemennya dan mengemasi barang-barangnya malam itu juga. Ketiga pria itu juga membantunya membereskan barang-barang di Apartemennya.
“Semua sudah beres kita pergi sekarang juga.” Ucap Sekretaris Nam dan menyuruh dua pria lainnya untuk membawa turun ke parkiran. Namjoon juga membantu kedua pria itu membawa kardus berisi barang-barangnya ke parkiran dan memasukkannya ke bagasi mobil. Sebagian barang diletakkan di bagasi Namjoon dan sebagian lagi berada di bagasi Sekretaris Nam.
Setelah semua barang sudah tertata rapi di dalam bagasi. Sekretaris Nam segera memerintahkan kedua pria dan Namjoon untuk masuk ke dalam mobil.
“Paman aku lupa berpamitan kepada temanku.” Namjoon segera berjalan kembali ke dalam gedung
“Aku tidak akan lama.” Seru Namjoon kepada pria-pria itu. Ketiga pria itupun hanya diam dan tidak ada niatan untuk menghentikan Namjoon.
Lift membawa Namjoon naik ke lantai sepuluh. Tanpa membunyikan bel Ia memasukkan password dan memasuki Apartemen itu. Tanpa permisi Ia memasuki kamar seorang gadis yang terlihat tengah tertidur pulas hingga tidak menyadari kehadiran Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
A BET
Fanfiction(ON GOING) NAMJOON X JISOO #Sebuah Taruhan Di bayar Dengan Luka Yang Indah# Namjoon menerima sebuah taruhan demi barang yang diincarnya. Dengan syarat Ia harus berpacaran dengan seorang gadis selama 3 bulan. Namun siapa sangka takdir sedang bermai...