37. My blood, my sweat, my heart, and my tears

390 50 9
                                    

Dibutuhkan hati yang kuat untuk mencintai, tetapi dibutuhkan hati yang lebih kuat untuk terus mencintai setelah terluka🌻



"Tadi kau bertemu dengan siapa?" Kini nadanya terdengar dingin dan menusuk seperti biasanya.

"Itu t-tadi aku tidak sengaja bertemu..." Ia tak bisa meneruskan akhir kalimatnya.

"Namjoon?" Tanya Seokjin cepat.

Jisoo diam,

"Apa dia menyakitimu?" Tanyanya lagi. Perlahan Ia mengulurkan tangannya ke leher Jisoo yang memerah dan dengan gerakan cepat Jisoo menepis tangannya.

"Tidak. Kenyataannya Oppa lah yang menyakitiku." 

Seokjin malah menanggapi jawaban Jisoo dengan suara tawa kencangnya.

"Sooya aku tekankan lagi padamu."

"Aku sangat mencintaimu dari dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah. Perasaanku tetap sama padamu. Jadi mustahil bagiku menyakitimu." Paparnya sambil menatap Jisoo yang bahkan enggan untuk meliriknya.

"Tidak. Bukan. Ini bukan cinta. Oppa sadarlah!" Jisoo kehilangan kendalinya karena malam ini sudah sangat melelahkan untuknya.

Ia melepas seatbelt dan segera pergi dari mobil Seokjin.

Ia melangkah dengan cepat, tapi sepatu hak tinggi yang dikenakannya sedikit menghambat gerakannya.

Tentu saja Seokjin semakin gampang untuk menyusul langkahnya.

Seokjin menggapai pergelangan tangan Jisoo dan dengan cepat membalikkan tubuh Jisoo menghadapnya.

"Kajja." Ia tidak membentak, ajakannya terdengar lembut.

Jisoo memberontak, Ia menggoyangkan tangannya kasar agar bisa terlepas dari Seokjin.

"Oppa jebal. Aku sudah tak tahan dengan semua ini."

Lagi, setetes air mata lolos dari matanya.

"Aku akan mengantarmu pulang. Kau butuh istirahat." Ucap Seokjin.

"Tidak! Aku tidak ingin pulang bersamamu." Ia masih terus menggerakkan tangannya sekuat tenaga dan Seokjin juga tak mau kalah, Ia tak bergeming. tangannya memengang erat pergelangan tangan Jisoo agar tidak lepas.

Mereka berdua seakan sedang bergulat di tengah tempat parkir yang sunyi.

Bersamaan dengan itu, seseorang yang berjalan menuju kendaraannya mendengar sayup-sayup kegaduhan di area parkiran. Ia pun mendongakkan kepala mencoba mencari dimana sumber suara itu berasal.

"Itu..." Ia masih belum bisa memastikan apa dia orang yang dikenalnya. Ia semakin menyipitkan matanya, mempertajam penglihatannya.

"Itu Jisoo." Tanpa pikir panjang Ia menghampiri Jisoo dengan berlari sekencang-kencangnya.

"LEPASKAN TANGANNYA DASAR BAJING*N." ujarnya lantang.

"Tae...Taehyung." Jisoo kaget sekaligus bahagia karna kehadiran tiba-tiba Taehyung yang tepat waktu.

Taehyung yang melihat Jisoo menangis itu semakin geram. Ia memajukan langkahnya menuju Seokjin. Memukulnya tepat di bagian pelipis.

Jisoo memanfaatkan keadaan dengan sangat  baik, Ia berhasil melepaskan cekalan di tangannya dan berlindung dibelakang tubuh Taehyung yang masih saja meninju wajah Seokjin tanpa ampun.

BUGH

BAGH

BUGH

BUGH

A BETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang