Hari ini Namjoon membawa Jisoo untuk bertemu pamannya di sebuah Restoran di daerah Itaewon. Mereka berdua telat 5 menit dari waktu yang telah dijanjikan. Pelayan restoran membawa mereka yang baru saja tiba ke ruangan yang sudah dipesan.
Di ruangan itu sudah terlihat pria paruh baya dengan setelan jas hitam duduk di salah satu kursi. Jisoo merasa tak enak karena membuat paman Namjoon menunggu. Ia memberi salam dengan membungkukkan badannya 90 derajat dan juga meminta maaf.
“Maaf kami sudah membuat paman menunggu lama.”
Namjoon yang berada disamping Jisoo malah menahan tawanya karena perilaku Jisoo “Tidak perlu seformal itu kepada pamanku.”
AAKKH! Pekik Namjoon
Jisoo baru saja menginjak kaki Namjoon “Kau sangat tidak sopan pada orang tua.”
“Biarkan saja dia memang tidak punya sopan santun sedari dulu. Lebih baik kita duduk.” Sang paman hanya terkekeh melihat tingkah dua anak muda yang sedang kasmaran ini.
“Kau Kim Jisoo benar.” Ujar sang paman memastikan
“Ye. Paman bisa panggil saya Jisoo.” Ramah Jisoo
“Ini untuk paman” Jisoo memberikan sebuah paperbag kecil pada paman Namjoon.
“ Terimakasih hadiahnya Jisoo. Aku Nam Jae Woo.”
“Baiklah kita makan dulu. Setelah makan kita lanjutkan mengobrolnya.” Namjoon menyela sesi percakapan sang paman dan gadisnya.
Melihat tingkah Namjoon saja Jisoo sudah kesal. Bagaimana bisa dia tidak punya rasa hormat pada pamannya sendiri. Tapi setelah dilihat-lihat sifat Namjoon dan pamanya sangat bertolak belakang. Dan juga kenapa marga mereka berbeda.
Tanpa di kehendaki otaknya mulut Jisoo tiba-tiba berucap ditengah kegiatan makan mereka
“Apa kalian ada hubungan darah? Saya baru sadar nama marga Namjoon dan paman berbeda.”
Sontak pertanyaan Jisoo membuat keduanya berhenti makan dan sang paman malah tertawa terbahak-bahak.
HA HA HA HA HA
“Maaf apa saya salah bicara?”
“Tidak-tidak. Apa Namjoon tidak menceritakannya padamu?”
Jisoo tidak mengerti dan hanya menoleh kesisinya yang merupakan tempat duduk Namjoon. Ia berusaha meminta penjelasan dari tatapannya.
“Maaf aku lupa memberitahukannya. Paman adalah sekretaris ayahku. Karena dari dulu pamanlah yang selalu ada disampingku jadi aku sudah menganggapnya seperti keluargaku sendiri.”papar Namjon kepada Jisoo.
Jisoo baru tahu ada hubungan keluarga yang rumit seperti ini.
Selanjutnya acara makan mereka berjalan lancar. Paman Namjoon hanya bertanya hal-hal mendasar kepada Jisoo seperti dimana orang tua Jisoo dan lain-lain. Jisoo juga banyak bertanya mengenai bagaimana Namjoon kecil dulu.
Paman Namjoon sempat mengatakan hal yang sulit dimengerti Jisoo ketika Namjoon pamit pergi ke kamar mandi.
“Entah kenapa dari awal melihatmu aku sudah menyukaimu. Aku harap kau selalu ada disamping Namjoon apapun yang terjadi kedepannya. Kau mau berjanji dengan paman?” Paman Namjoon mengacungkan jari kelingkingnya tepat dihadapan Jisoo.
Jisoo menyambut dan menautkan kelingkingnya dengan kelingking sang paman tanpa berpikir panjang, tanpa tau apa yang kelak akan terjadi. Baginya saat ini tujuan akhirnya adalah Kim Namjoon.
🌻🌻🌻
Namjoon tidak langsung pulang setelah mengantarkan Jisoo. Ia sedang asyik menonton pertandingan bola yang disiarkan secara langsung di Apartemen Jisoo.
Terdengar notifikasi pesan masuk di handphone Jisoo. Namjoon membuka pesan tersebut yang ternyata dari seseorang bernama Seulgi.
Seulgi
Besok manager baru kita mulai masuk kerja dan kita harus datang di acara penyambutan untuk manager. Jadi kau harus siap pulang larut malam besok.
“Besok manager barumu akan mulai kerja.” Namjoon menyodorkan handphone ditangannya kepada Jisoo yang baru saja selesai memberesakan dapur.
Jisoo membaca pesan tersebut. “Ah aku malas kalau harus ikut acara seperti ini.” Jisoo menjatuhkan tubuhnya disofa.
“Kalau begitu tidak usah ikut.”
“Yah aku akan langsung pulang saja besok.”
“Jisoo.” Namjoon memanggil nama gadisnya yang duduk tepat disampingnya
“Hmm.”
“Aku mungkin mulai besok akan sedikit sibuk. Mungkin juga aku tidak bisa sering mengantar jemputmu.”
“Kau sibuk apa? Tumben sekali.”
“Ayahku menyuruhku belajar beberapa hal sebelum aku jadi penerusnya. Kau tidak keberatan?”
“Kenapa kau bertanya seperti itu. Tentu saja tidak. Aku akan selalu mendukung apapun pilihanmu.”
“Gomawo.” Namjoon meraih punggung Jisoo dan memeluknya erat. Ia begitu bersyukur memiliki gadis seperti Jisoo. Gadis yang memiliki hati seluas samudra.
“Kalau terjadi sesuatu segera hubungi aku. Aku berjanji akan segera menghampirimu.” Namjoon berucap di selasela leher Jisoo.
Terbersit suatu hal di kepalanya bahwa Ia tidak boleh melewatkan kesempatan yang mungkin akan jarang didapatkannya.
Namjoon masih memeluk erat tubuh Jisoo. Ia juga membubuhi sebuah kecupan dileher gadisnya dan sesekali menyesapnya hingga meninggalkan tanda keunguan disana.
Beberapa menit kemudian Namjoon melepaskan Jisoo dari pelukannya. Ia takut akan terjadi hal yang tak diinginkan jika kegiatan ini diteruskan.
Namjoon baru menyadari apa yang dilakukannya tadi setelah melihat tanda di leher Jisoo.
”Kau besok jangan lupa memakai syal yang sudah kubelikan dan jangan dilepas kalau ada orang.” Ucap Namjoon.
“Wae?” Sepertinya Jisoo masih belum sadar akan akibat dari perbuatan Namjoon padanya.
“I…itu lehermu.”
Jisoo kemudian berjalan menuju kamarnya dan melihat pantulan lehernya di kaca yang sudah berwarna keunguan.
Jisoo murka dan meneriaki Namjoon saat itu juga
“YAK! HARUSNYA KAU BERFIKIR DULU SEBELUM MELAKUKANNYA. Bagaimana jika ada orang yang melihat ini. Aishhhh!!! KIM NAMJOON!”
Namjoon yang punya firasat buruk akan diterkam oleh harimau betina bergegas untuk angkat kaki dari kandang harimau betina itu.
Jisoo berjalan dengan langkah cepatnya kearah Namjoon.
“Mianhae. Kau tau aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri.” Ia bergegas memakai sepatunya hingga lupa mengikat talinya
“Aku akan pulang. Jangan lupa pakai syalmu besok.” Namjoon berlari keluar dari kandang itu dan berhasil meloloskan diri.
Dari belakang Jisoo melempar sneakersnya kearah pintu yang baru saja tertutup. “Aissh pria itu benar-benar semaunya sendiri.” Ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A BET
Fanfiction(ON GOING) NAMJOON X JISOO #Sebuah Taruhan Di bayar Dengan Luka Yang Indah# Namjoon menerima sebuah taruhan demi barang yang diincarnya. Dengan syarat Ia harus berpacaran dengan seorang gadis selama 3 bulan. Namun siapa sangka takdir sedang bermai...