Loving someone doesn’t need a reason. If you can explain why you love someone,it’s not called ‘Love’-Darrel HSudah tiga hari Jisoo tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas dan membuat Seokjin hampir gila karenanya.
Pagi hari Seokjin selalu berdiri menghadap jendela diruangannya yang mengarah pada pintu café, berharap gadis itu datang. Tapi harapannya selalu pupus ketika Ia mengangkat panggilan teleponnya.
“Bos masih tidak ada pergerakan. Hanya ada orang pengantar makanan.”
Seokjin menutup panggilannya sepihak setelah mendengarnya. Sudah tiga hari Ia hanya mendengar itu-itu saja dari orang suruhannya. Dari pagi siang hingga malam hari hanya orang pengantar makanan yang naik turun ke lantai Apartemen Jisoo.
Ia sudah muak mendengarnya ‘Mau sampai kapan kau menjauhkannya dariku. Dasar pengecut!’
Kesabarannya sudah mulai habis. Namjoon benar-benar ingin menantangnya. Ditambah lagi, bagi Seokjin adik tirinya itu juga sudah berani merebut gadisnya.
Tanpa pikir panjang lagi Ia kemudian menghubungi seseorang
“Kau harus membuat Namjoon pergi dari Apartemen itu sekarang juga”
🌻
“Joon sampai kapan aku harus berdiam diri di Apartemen? Aku bosan.” Jisoo menggoyang-goyangkan bahu Namjoon yang sedang asyik menonton tv.Tapi Namjoon tidak mengindahkannya Ia mengacuhkan Jisoo yang setiap hari merengek kepadanya.
“Gajiku tiga hari juga melayang hmm sayang sekali.” Terdengar helaan nafas setelah Jisoo berucap.
“Sudah kubilangkan kau tidak perlu bekerja ditempat itu lagi.” Namjoon menjawabnya dengan mata yang masih terfokus pada layar tv.
“Baiklah. Tapi setidaknya biarkan aku menulis surat pengunduran diri.”
“Tidak perlu.” Ucapannya singkat dan tegas.
“Kalau begitu biarkan aku menghubungi temanku. Mereka pasti mencariku karena tidak masuk kerja tiga hari ini. Boleh kan?....Hmmm..Hmmmm?” Jisoo menunjukkan jurus puppy eyesnya.
Tapi Namjoon tetap pada pendiriannya “Jangan memasang wajah seperti itu dihadapanku. Aku bilang tidak ya tidak. Kau paham!”
Bibir Jisoo mengerucut karena prianya ini tidak memperbolehkannya menghubungi temannya, terutama Seulgi yang pasti Ia yakini sudah megirim puluhan pesan dan panggilan.
“Ini sudah tiga hari Joon apa kau tidak ada pekerjaan di perusahaan?”
“Tidak. Anggap saja aku sedang bolos kerja.”
Jisoo tidak bisa menjawab atau berbuat apa-apa lagi. Ia serasa sedang ditawan oleh prianya sendiri.
Memang tiga hari ini Namjoon menyita handphone Jisoo dengan alasan ingin menghabiskan waktu dengannya tanpa gangguan siapapun. Ia bahkan tidak memperbolehkan Jisoo keluar sejengkal saja dari pintu Apartemennya.
Ia hanya tidak ingin gadisnya sampai bertemu dengan kakak tirinya. Hal itu membuat Namjoon bersikap seprotektif sekarang ini. Meskipun Ia tau caranya terkesan kekanak-kanakkan tapi dengan berada disisi Jisoo setiap saat membuat perasaannya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A BET
Fanfiction(ON GOING) NAMJOON X JISOO #Sebuah Taruhan Di bayar Dengan Luka Yang Indah# Namjoon menerima sebuah taruhan demi barang yang diincarnya. Dengan syarat Ia harus berpacaran dengan seorang gadis selama 3 bulan. Namun siapa sangka takdir sedang bermai...