44. DAY 1

75 13 2
                                    

You wanna know who I'm in love with? Read the first word again.

Hari pertama kerja tentu saja Jisoo masih beradaptasi. Cara kerja, struktur , alur, dan aturan di kantor pusat tentu saja berbeda. Karena terhitung baru tentu Ia tidak langsung ditugaskan membawakan sebuah berita. Ia ditugaskan untuk mengikuti seniornya ke sebuah perusahaan untuk belajar dan melihat seniornya sedang mewawancarai CEO dari perusahaan yang bergerak di bidang elektronik tersebut.

Ia memasuki gedung besar itu mengikuti langkah seniornya yang satu bernama Lee Ara yang akan bertugas mewawancarai dan satunya bernama Jung Haein bertugas merekam proses wawancara.

"Ayo cepat Jisoo, kita tidak boleh telat. Bos bilang CEOnya galak." Ujar Haein dengan menambah laju jalannya menuju ruangan yang telah disiapkan diikuti oleh Jisoo dan Ara.

Mereka bertiga di ruangan sambil sedikit terengah dan dengan sigap Haein menyiapkan keperluan siaran seperti menata kamera sambil di bantu oleh staff perusahaan tersebut. Sedangkan Ara membaca ulang pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkannya. Dan Jisoo dengan membawa buku dan pena siap mencatat pengalaman yang akan didapatnya disini sebagai pembelajaran kedepannya.

10 menit kemudian setelah semuanya tertata rapi dan semua orang siap ditempat dengan tugasnya masing-masing. Pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan kaki jenjang seorang pria tinggi yang diikuti beberapa staff dibelakangnya.

Namjoon.

Jisoo tak sengaja menjatuhkan pena dari tangannya yang tentu saja membuat pria itu menoleh kearah Jisoo dan berlalu begitu saja. Ia masih tertegun melihat siapa yang berjalan melawatinya. Perasaannya berkecamuk ada rindu ada pula rasa kecewa, kecewa bahwa dulu Namjoon membiarkan Seokjin membawanya. Jisoo tidak bisa memproses pikirannya. Ia terdiam sambil memandangi pria yang kini telah duduk di kursinya menata jas hitamnya bersiap untuk memulai sesi wawancaranya tanpa memperdulikan Jisoo yang masih saja mematung seakan Ia tak ingat lagi dengan Jisoo.

Lamunannya dibuyarkan oleh Haein yang menyenggol bahu Jisoo "Jisoo-ya bisa minta tolong ambilkan handponeku di mobil. Takutnya kalau nanti bos menghubungi kita." Bisik Haein takut bila suaranya menganggu sesi wawancara. Jisoo mengangguk dan segera mengambil yang diminta Haein.

Di perjalanan Jisoo merutuki keputusannya sendiri kembali. Rasanya setelah bertemu secara langsung Ia merasa tak mampu. Dadanya kini sesak jantungnya berdegup kencang. Tapi ada pula rasa lega melihat Namjoon baik-baik saja. sebelum kembali ke ruangan dengan menggenggam kuat handphone Haein Jisoo mengelus dadanya pelan sambil membisiki dirinya sendiri "Tidak apa-apa Jisoo kau bisa melewatinya. Semangat." Ia membuka pintu ruangan pelan agar suara gesekan pintu tidak mengganggu orang didalamnya dan menyerahkan barang yang dia pegang kepada Haein.

Tak terasa proses wawancara telah usai. Jisoo memilih izin kepada Haein untuk ke toilet sebelum pria itu berjalan keluar. Sialnya jalannya terhalang badan Jungkook yang ternyata bekerja dengan Namjoon dan berniat akan memasuki ruangan tersebut.

"Noona kau salah satu staff yang mewawancari hyung ? kebetulan sekali." Tanya jungkook tepat di depan pintu. Jisoo tidak menjawab tapi gerakan tangannya mengisyaratkan Jungkook agar minggir dari jalannya.

"Eoh hyung kau sudah bertemu dengan Noona?"

Terdengar deheman seseorang yang berada di belakang tubuh Jisoo.

Jisoo pasrah momen ini tidak seperti yang diharapkannnya. Ini pertemuan yang sangat tiba-tiba. Ia bahkan tidak bisa mengatakan atau bahkan bereaksi yang benar dihadapan Namjoon.

"Jungkook bawa gadis ini ke ruanganku sekarang." Seru Namjoon raut wajahnya terlampau datar.

Jungkook menarik tangan Jisoo agar sedikit minggir dari depan pintu sehingga Namjoon dan beberapa staffnya dapat lewat.

A BETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang