40. Kim Tan

388 48 9
                                    

Jisoo terbangun dari tidurnya, mimpi buruk yang terasa sangat nyata itu membuatnya takut.

Di mimpinya Jisoo melihat sekujur tubuhnya berlumur darah, dihadapannya Namjoon tengah berdiri namun perlahan Jisoo melihat sosok Namjoon pergi menjauh darinya.

'Hanya mimpi' ujarnya lega dalam hati lalu Ia menghembuskan nafasnya dalam-dalam.

Segera Jisoo menetralisir ketakutannya, Ia pergi ke dapur, kemudian menenggak segelas air dingin.

"Kau belum tidur?" Tanya Jinyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Aku baru saja terbangun." Jawab Jisoo singkat.

Jinyoung menanggapi dengan anggukan kecil dan berjalan kembali ke kamarnya.

"Jinyoung-a."

"Hm?"

"Mau menemaniku mencari udara segar?" Tanya Jisoo dengan sedikit canggung

"Yak tidurlah. Kau tidak lihat sekarang masih pukul tiga pagi. Mana ada orang yang mencari udara segar pukul tiga pagi?"

"Tentu saja ada. Aku orangnya." Jawab Jisoo

"Kalau begitu cepat pakai jaketmu." Ucap Jinyoung datar, Ia adalah pria yang tak akan pernah bisa menolak permintaan Jisoo.

Jisoo bergegas mengambil jaketnya dan menyusul Jinyoung yang sudah menunggunya di depan pagar.

"Kajja." Jisoo menepuk bahu Jinyoung dan berjalan selangkah ďi depan Jinyoung.

Jisoo berjalan lamban dan sesekali memejamkan matanya sambil menghirup udara yang dingin. Ia benar-benar terlihat seperti sedang menikmati udara segarnya. Ia tak mengeluarkan sepatah kata begitu juga Jinyoung.

Jinyoung menatap lurus jalanan yang masih sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang dijumpainya. Sekali dua kali Jinyoung mencuri pandang ke arah Jisoo. Wajah teduh Jisoo selalu bisa mengalihkan dunianya. Namun kali ini Jinyoung menyadari bahwa dibalik keteduhan itu, ada hal yang tengah di sembunyikan Jisoo. Ia mendapati Jisoo sedang melamun seakan ada yang mengganggu pikirannya.

"Yak kau mau berjalan sampai kemana?" Seru Jinyoung setelah menyadari langkah mereka sudah terlalu jauh dari rumahnya.

"O..ooh." Jisoo berhenti dan segera tersadar. Ia melihat sekeliling, 'ini kan jalan yang menuju taman rumah Kim Tan' , sepertinya Jisoo sudah menemukan sebuah alasan.
Itu karena Jisoo pun tak sadar Ia telah berjalan cukup jauh. Sedari tadi Ia tengah tenggelam dalam ingatannya bersama Namjoon.

"Jinyoung-a aku ingin mengunjungi Kim Tan." Tutur Jisoo.

"Terserah kau saja." Ucap Jinyoung.

Mereka berdua pun melanjutkan langkah kecilnya hingga tiba di taman tepatnya di rumah mungil Kim Tan.

"Dia tidur." Jisoo ingin sekali membelai lembut bulu Kim Tan, tapi melihatnya tengah tertidur membuat Jisoo tak tega jika membuatnya terbangun nantinya.

"Tentu saja dia sedang tidur, apa harus ku ingatkan kau lagi sekarang jam berapa?" Ujar Jinyoung.

"Ne..Ne Jinyoung-si aku tau." Jawab Jisoo
Ia memilih duduk dibangku taman yang tepat berada di depan rumah mungil Kim Tan. Entah kenapa melihat Kim Tan membuat perasaan Jisoo sedikit tenang.

Kim Tan, dia adalah alasan Jisoo bisa jatuh hati pada Namjoon. Tanpa sadar Jisoo menyunggingkan senyum.

"Jinyoung-a." Jisoo memecah kesunyian antara mereka berdua.

"Wae?"

"Apa kau tidak memberi makan Kim Tan ? Kenapa dia terlihat kurus." Singgung Jisoo

"Yak! Aku setiap hari memberinya makan. Apa kau tidak lihat sisa makanan di mangkuknya eoh?"

Jisoo terkekeh mendengar pernyataan Jinyoung yang menggebu-gebu karena tuduhan-nya.

"Aku hanya bercanda, kenapa kau serius sekali."

Jinyoung berdeham

"Tolong jaga Kim Tan untukku." Ucapnya lirih.
Karena bagi Jisoo Kim Tan adalah malaikat yang menyatukannya dengan Namjoon.

Jinyoung yang tak mengerti maksud Jisoo dan hanya mengangguk "Tanpa kau perintah pun aku akan melakukannya, setiap hari aku selalu mengunjunginya, memberinya makan dan minum. Aishh." Itu karena bagi Jinyoung Kim Tan adalah bagian dari kenangan indahnya dengan Jisoo.

"Gomawo."

Jisoo terdengar tulus mengucapkannya, membuat debaran di dada Jinyoung kembali terdengar setelah sekian lama.

🌻

"Hyung apa kau benar-benar melepaskan Jisoo noona?" Tanya Jungkook se-usai menghadiri sebuah rapat bersama Namjoon.

Namjoon tak menjawab tatapannya tetap fokus pada notebooknya.

"Maaf kalau aku terlalu ikut campur, aku mengetahuinya dari Sekretaris Nam. Saat aku bertanya tentangmu dan Noona dia mengatakan bahwa kau sudah tidak bersamanya lagi, jadi aku hanya memastikan." Jelasnya lirih

"Yang kau dengar benar."

"M..mwo!" Seru Jungkook dengan mata terbelalaknya. Ia hanya tak habis pikir Namjoon dengan begitu mudahnya melepaskan Jisoo.

Namjoon tiba-tiba beranjak dari kursinya, membuat Jungkook mundur selangkah tanpa aba-aba.

"Aku pergi dulu. Jungkook-a lain kali jangan membahas hal pribadi saat di kantor." Tuturnya pada Jungkook sambik menepuk bahu pria yang lebih muda darinya itu.

🌻

Apa menurut kalian bagi Namjoon melepas gadisnya itu mudah?
Tentu tidak, setiap saat Namjoon berhasil menahan sesaknya dengan cara menyibukkan dirinya sendiri. Entah sampai kapan cara itu akan berhasil membendung rasa sesaknya. Hanya Namjoonlah yang mengerti akan batasannya sendiri.

Sedangkan Seokjin,
Pria itu tak henti-hentinya pergi kesana-kesini mendatangi kenalan Jisoo. Berharap dirinya bisa menemukan gadis yang dianggap miliknya.

A BETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang