16. Two Choices

467 56 0
                                    


Semoga pilihanmu mencerminkan harapanmu, bukan ketakutanmu - Nelson Mandela


Jinyoung membantu mengeluarkan kotak lauk yang sudah kosong dari kulkas Jisoo dan memasukkan kotak lauk yang Ia bawa. Ibu Jinyoung tak pernah absen untuk memberikan lauk kepada Jisoo yang tinggal sendirian.

Jisoo memang sangat dekat dengan Ibu Jinyoung sampai-sampai menganggap Jisoo sebagai anaknya sendiri. Jisoo juga menganggap Ibu Jinyoung sebagai ibu keduanya.

"Eomma membuatkanku Buchu kimchi (kimchi lokio) kesukaanku." Jisoo mengicip buchu kimchi sebelum ditata Jinyoung ke kulkasnya.

"Aku heran kenapa Ibuku selalu memanjakanmu."

"Aku memang anak kesayangannya. Kau iri." Ujar Jisoo sambil tersenyum jahil pada Jinyoung

"Eoh. Memang kau anak kesayangannya jadi jangan lupa kerumah eommamu."

"Ah iya. Aku akan segera kesana. Katakana ke eomma ku ya." Nada Jisoo terdengar menyebalkan bagi Jinyoung.

"Kau sudah tidur kemarin? Kenapa tidak membalas pesanku?" Jinyoung sudah menghentikan aktivitasnya dan berbalik menghadap Jisoo yang masih sibuk mengicip buchu kimchinya berkali-kali.

"ehmm ya aku sudah tidur. Mian." Jisoo terdengar tak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Yasudah. Aku akan pulang dan jangan lupa kerumah. Kau tahukan eomma akan menyiapkan semua makanan kesukaanmu di hari ulang tahunmu. Dan kali ini eomma bilang akan mencoba membuat kue sendiri untukmu."

"Tentu. Pasti aku tidak akan lupa Jinyoung. Hati-hati dijalan dan sampaikan salamku ke eomma."

Jisoo merasa bersalah karena harus berbohong kepada Jinyoung. Selama ini Jisoo tidak pernah menyembunyikan sesuatu kepada Jinyoung karena tempat mencurahkan keluh kesahnya adalah Jinyoung. Tapi bila menyangkut Namjoon sepertinya Jisoo harus terus berbohong kepada temannya itu. Ia tak ingin membuat Jinyoung marah.

🌻🌻🌻

Di tempat lain ada seorang pria yang terlihat tak focus dengan ocehan lawan bicaranya.

"Kau sakit Joon? Kenapa terlihat tidak bersemangat sekali." Ucap Yoonggi

"Aku hanya sedikit bingung."

"Wae?"

"Jisoo sebentar lagi ulang tahun tapi aku tidak tahu harus memberi apa."

"Joon aku kan sudah memberitahumu semua kesukaanya." Ujar Hosoek.

"Aku sudah memberikannya waktu meminta maaf padanya. Jadi tidak mungkinkan aku memberikan hal yang sama lagi."

"Hyung aku tau. Bagaimana kalau kita membuat pesta kejutan untuk Jisoo." Taehyung terlihat bersemangat dengan idenya.

"Ah iya Hyung pasti akan menyenangkan." Pria bergigi kelinci ini selalu bersemangat jika mendengar kata pesta.

"Aku akan menyiapkan semuanya Joon tenang saja. Dari décor, makanan dan lain-lain. Jadi kau tenang saja dan percayakan saja padaku." Hosoek menunjuk dirinya sendiri dengan bangga.

Namjoon terlihat bersemangat kembali. Teman-temannya ini memang selalu bisa diandalkan dalam hal apapun. Dan sepertinya Ia harus membelikan gaun terbaik untuk Jisoo kenakan.

🌻🌻🌻

Jisoo terbangun dari tidur siangnya karena dering dari handphonennya. Nama Namjoon terlihat di layarnya. Jisoo segera mengubah posisi tidurnya menjadi duduk bersila diatas tempat tidurnya.

Ia mengecek suaranya agar tak terdengar seperti orang baru bangun tidur.

"Joon ada apa?"

"Kau lupa dengan perkataanku di club kemarin?"

"Aa....ahh. Oppa ada apa?" Jisoo masih belum terbiasa dengan panggilan barunya kepada Namjoon.

"Cepat turun ke parkiran sekarang."

Tanpa membiarkan Jisoo menjawab, seperti biasa Namjoon mematikan teleponnya sepihak. Jisoo selalu dibuat kelabakan oleh Namjoon.

Ia hanya mencuci muka dan mengenakan kaos dan jeans seadanya. Ia bahkan tak sempat memakai lipstiknya. Penampilan Jisoo terlihat polos saat ini dan membuat kecantikannya semakin terlihat.

Tak butuh waktu lama Jisoo bersiap dan turun ke parkiran menghampiri mobil Namjoon. Mobil itu melaju entah kemana. Namjoon tak menjawab ketika Jisoo bertanya mereka akan kemana.

🌻🌻🌻

Mobil hitam itu telah sampai di depan sebuah butik ternama di daerah Gangnam. Jisoo hanya mengikuti langkah Namjoon memasuki butik tersebut.

"Ada yang bisa kami bantu tuan?" Tanya seorang pramuniaga dengan ramah

"Tolong pilihkan gaun terbaik untuk gadis ini." Namjoon merangkul bahu Jisoo sambil tersenyum kearahnya. Jisoo terlihat kebingungan tapi Ia tetap mengikuti pramuniaga itu untuk mencoba berbagai gaun yang dirasa cocok.

Jisoo sudah mecoba banyak sekali gaun yang di rekomendasikan pramuniaga itu tapi Namjoon selalu menggelengkan kepalanya dan menyuruh Jisoo mencoba yang lain.

Jisoo sudah terlihat lelah. Meskipun hanya mencoba gaun tapi siapa yang tidak lelah jika harus memakai-melepas-dan memakai lagi gaun-gaun itu.

Hingga mata Namjoon tak lepas dari Jisoo ketika memakai gaun hitam dengan motif bunga berwarna merah. Gaun tersebut sederhana namun terlihat sangat cocok dengan Jisoo. Dan sudah Jisoo pastikan kalau ini adalah gaun terakhir yang Ia coba.

Namjoon yang sudah membayar gaun tersebut kemudian memberikannya kepada Jisoo.

"Besok pakai gaun ini." Namjoon berucap setelah mereka memasuki mobil.

"Memangnya mau kemana Oppa?"

"Pokoknya besok aku akan menjemputmu."

Tapi besok Jisoo harus kerumah Jinyoung. Karena Ia selalu merayakan hari ulang tahunnya bersama Jinyoung dan Ibunya. Jisoo bingung harus bagaimana.

Namun Ia tak bisa menolak kehendak Namjoon bukan.

A BETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang