4. Bad Side

5.6K 184 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kalau soal akting, Jevano jagonya. Reza Rahadian mah kalah.

Lihatlah dia sekarang. Sangat pandai sekali mempertahankan image sebagai pria penuh sopan-santun di depan ibu.

Aku saja sempat terkecoh saat melihat senyum manisnya dan nada suaranya yang hangat saat menanyakan kabar ibu.

Aku terheran-heran, Jevano apa tidak berat ya memasang muka dua begitu? Dia juga apa tidak capek harus mengganti-gantinya ketika dia berhadapan dengan orang lain dan ketika berhadapan denganku?

Untung wajah tampannya itu tidak hasil oplas. Kalau oplas, Jevano harus merogoh uang lebih besar lagi untuk oplas dua muka. Meskipun sebenarnya uang adalah hal yang bukan menjadi masalah Jevano sama sekali.

Setelah menanyakan kesehatan ibu, Jevano lanjut berbasa-basi dengan menanyakan kegiatan ibu belakangan ini. Yang ibu jawab kalau belakangan ini dia hanya berbaring saja.

Aku jadi merasa bersalah karena tidak sering menemani ibu. Yang ibu tahu aku kerja di rumah Jevano menggantikannya. Padahal aslinya aku hanya dikurung Jevano di apartemennya untuk melayani birahi gilanya itu.

"Titip Prisa ya, Den." Itu adalah kalimat yang sering ibu katakan kalau Jevano sedang berkunjung. "Tolong jaga Prisa."

Titip. Jaga.

Ibu tidak tahu saja kalau anaknya ini adalah budak seks pria yang diminta untuk menjaganya.

"Ibu nggak usah khawatir. Prisa baik-baik saja kok bersama saya. Saya akan menjaganya."

Aku merinding mendengar Jevano mengatakan itu.

Menurut dia definisi aku baik-baik saja saat bersamanya itu bagaimana sih?

Sebenarnya aku ingin di sini bersama ibu. Tapi aku tidak yakin Jevano mau membiarkanku tetap di sini. Karena sepertinya dia bisa gila kalau sehari tidak menyentuhku. Oh, bukan sepertinya lagi, tapi faktanya begitu. Karena Jevano sendiri yang pernah mengatakannya.

Aku terkejut saat Jevano bilang, "kamu di sini aja malam ini." Detik itu juga aku hampir meragukan pendengaranku. Jevano yang inisiatif bilang begitu tanpa aku minta terlebih dahulu.

Saking kagetnya aku sempat khawatir kepala Jevano terbentur sesuatu yang keras sebelumnya membuat otaknya bergeser ke mode baik sepenuhnya.

Aku mengantarkan Jevano pulang sampai ambang pintu keluar. Seperti suami yang akan berangkat kerja, Jevano meninggalkan kecupan singkat di keningku yang membuatku sedikit menegang kaget. Karena jujur aku tidak menyangka Jevano akan mencium keningku dengan selembut itu.

Aku menanyakan perkembangan kesehatan ibu kepada suster yang merawatnya. Beliau bilang kesehatan ibu stabil. Yang itu artinya tidak buruk, tapi tidak bisa juga dikatakan sehat.

Lust of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang