1. Step Brother

5.8K 100 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ares menyeringai tepat di saat pintu di hadapannya terbuka. Memunculkan seorang perempuan yang menjadi alasan kepulangannya hari ini.

"Hi, sister?" Seringai Ares terbit semakin lebar ketika melihat perempuan di hadapannya tampak terkejut. "Long time no see."

Sebenarnya Ares tidak mengira akan langsung disambut oleh adik manisnya ini. Dia tidak berekspetasi akan langsung melihat perempuan ini tepat saat dia menginjak rumah untuk pertama kalinya lagi setelah kurang lebih empat tahun. Ares sengaja pulang setelah mendengar kabar ayahnya sedang bulan madu bersama istri barunya. Meninggalkan anak dari istri barunya seorang diri di rumah. Dan ini lah anak itu. Perempuan yang sedang berdiri di hadapannya sekarang.

Ares masuk ke dalam, menubruk pundak Hara yang berusaha menguasai keterkejutannya.

"Woy?"

Hara mengerjap. Menengok ke belakang. Ares dengan seringai menyebalkannya kembali tertangkap di objek pandangnya.

"Bawain koper gue!" Ares mengedikkan dagu ke arah koper yang baru Hara sadari ada di depan pintu, tepat di depannya.

Hara kembali menatap Ares. Laki-laki itu baru saja memerintahnya?

"Kenapa?" Ares menaikkan sebelah alis, "nggak mau?" Menyebalkan sekali. "Sebagai adik yang baik lo harus mau melakukan apa yang gue suruh," katanya sengak. "Oh atau jangan-jangan lo belum tahu gue ya?" Ares melangkah mendekati Hara, mengulurkan tangan, "kenalin, gue ... Ares," melakukan penekanan saat menyebutkan namanya, "kakak baru lo." Dia tampak menahan tawa dengan cara menyebalkan yang sejurus kemudian air mukanya berubah menjadi dingin, "atau ... mantan yang lo sia-siakan." Suaranya ditekan rendah.

Ares menggerakan tangannya yang terulur. Menyuruh Hara segera menjabat tangannya.

Kenyataannya Hara sama sekali tidak berniat menjabat tangan Ares atau balik memperkenalkan diri--tanpa berkenalan pun Ares pasti sudah tahu--ya itu pun kalau laki-laki ini tidak melupakannya. Lima tahun berpisah rupanya Ares masih menyebalkan seperti dulu.

Sadar Hara tidak akan membalas jabatannya, Ares menarik tangan, menenggelamkannya di dalam saku celana.

"Jangan lupa bawain koper gue. Simpan di lantai atas," suruhnya dingin, sebelum kemudian berbalik pergi meninggalkan Hara yang mengembuskan napas panjang. Kesal.

Dengan terpaksa Hara membawa koper Ares yang berat sekali.

"Bi Yani mana?" tanya Ares yang baru kembali dari dapur.

"Nggak ada," jawab Hara tanpa menatap Ares sama sekali. Jawaban pertama yang dikeluarkan setelah tadi hanya mampu mendumel dan terkejut-kejut dalam hati.

"Nggak ada ke mana?"

"Pulang. Anaknya sakit."

Ares diam. Tepat di detik berganti seringainya terbit. Jadi ... hanya ada dia dan Hara nih di rumah ini?

Lust of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang