jangan lupa vote dan komennya yaaa teman-teman. happy reading!
***
"Pagi, Pak."
"Hm." Arkana menjawab sapaan Alana dengan gumaman singkat.
Arkana baru datang ke kantor di jam setengah sembilan. Telat setengah jam. Seandainya tadi pagi kembali main dengan Alana mungkin dia akan datang lebih telat lagi. Begitu pun Alana yang bakal terseret ikut-ikutan telat.
Tadi saat di apartemen, Alana bersikeras menolak dengan mengatakan pagi ini Arkana ada meeting penting dan kalau telat urusannya bisa rumit--kenyataannya Arkana memang ada rapat penting sekarang. Membuat mood Arkana berubah buruk. Ditambah ada telepon masuk dari orang yang membuat mood-nya bertambah buruk.
"Sebentar lagi ada rapat dengan Pak Dipta, Pak."
Arkana masih berguman sebagai respons. Sorot matanya menatap Alana lekat-lekat membuat yang ditatap sedikit gugup dan salah tingkah ditatap selekat itu. Namun Alana berusaha menjaga profesionalitasnya.
"Ruang rapatnya sedang disiapkan," info Alana.
Arkana mengangguk. Kemudian tanpa kata dia membuka pintu ruangannya.
Alana menunggu Arkana masuk. Tetapi bosnya itu justru kembali menatapnya.
"Rambut kamu lebih baik digerai saja."
Alana mengangkat kedua alis. Tidak mengerti kenapa bosnya tiba-tiba mengatakan itu.
Alana baru membuka mulut untuk mempertanyakan alasannya ketika Arkana sudah lebih dulu menyambung, "kiss mark buatan saya di leher kamu kelihatan tuh."
***
Alana menganggap Arkana saat di kantor dan Arkana saat berbagi kehangatan dengannya adalah dua orang yang berbeda.
Saat di kantor Arkana tampak seperti orang yang menganggap Alana tidak lebih dari asistennya saja. Arkana selalu menjaga keprofesionalitasannya. Arkana tampak seperti bos yang tidak menjalin hubungan gelap dengan sekretarisnya sendiri.
Alana mensyukuri hal itu. Dia bersyukur Arkana tidak pernah minta dilayani saat di kantor. Selain tidak ingin mencampur pekerjaan bersih dan pekerjaan kotornya, Alana menghindari hal-hal yang bisa mendatangkan masalah baru untuknya.
Seperti kepergok atau tiba-tiba digosipkan mempunyai hubungan gelap dengan Arkana--meskipun faktanya memang begitu. Begini-begini juga Alana masih ingin citranya tetap bersih, setidaknya di kantor saja agar dia bisa menjalankan pekerjaan dengan damai.
Oleh sebab itu Alana kaget saat Arkana tiba-tiba mengatakan hal seperti tadi. Padahal kaat Alana mengecek dengan panik lehernya melalui cermin, dia tidak menemukan kiss mark yang Arkana maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust of Love
Short StoryMature Content [21+] Kumpulan short story. Edisi sayang kalau hanya mendekam di draft dan belum sreg untuk dijadikan long story. Sooo enjoy!! © nousephemeral, 2023. all pictures, inside cover © pinterest.