Yang seumuran saja seringkali bermasalah dalam komunikasi yang menyebabkan banyak cekcoknya, apalagi hubungan dengan rentang 22 tahun.
Sebagai yang muda, Violet seringkali mengkhawatirkan banyak hal. Seperti, apa dia bisa membuat Januar bertahan bersamanya untuk waktu yang begitu lama?
Januar yang sudah mapan, sementara dirinya lulus sekolah saja belum buat kekhawatiran Violet meningkat karena pria semapan Januar pasti mencari perempuan yang setara juga dengannya.
Lalu, Violet jadi semakin mengkhawatirkan masa depannya. Bagaimana jika dia tidak berhasil? Sementara dia ingin menjadi perempuan yang bisa dianggap setara untuk bersanding dengan pria itu.
Banyak hal yang Violet khawatirkan.
Bagaimana jika Januar bosan dengannya? Bagaimana jika Januar mencari perempuan lain? Bagaimana jika Januar meninggalkannya? Belum lagi, masih ada hal yang harus Violet pikirkan, seperti tanggapan ibu dan Agnes tentang hubungan mereka. Violet tidak peduli tanggapan masyarakat, toh sebentar lagi dia akan lulus dan usianya sudah legal kok.
Dibanding persetujuan ibunya, Violet lebih mengkhawatirkan persetujuan Agnes. Apa temannya itu akan setuju-setuju saja ayahnya menjalin hubungan dengan temannya sendiri?
Selain mengkhawatirkan banyak hal, Violet juga sering kali merisaukan hal-hal sepele yang bahkan mungkin tidak seharusnya dibahas.
Contohnya di suatu waktu, Violet pernah bertanya, apa Januar pernah pacaran lagi setelah ibu Agnes meninggal?
Saat itu Januar menjawab, “pernah.”
“Kenapa putus?” Violet bertanya penasaran.
“Sudah nggak cocok aja.”
“Nggak cocoknya kenapa?”
Saat itu Januar hanya menatap Violet tanpa memberi jawaban apa pun.
“Om — “ ketika Violet ingin kembali bertanya, Januar malah mencium bibirnya dan bilang. “Sudah ya, jangan dibahas. Sudah lama juga.”
Violet tidak puas. Tapi takut juga Januar malah marah dan bete.
Saat itu Violet jadi merisaukan sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana jika alasan Januar tidak ingin membahas hal itu karena pria itu masih mencintai perempuan yang pernah dipacarinya itu?
Violet jadi penasaran, siapa perempuannya? Ingin bertanya, tapi takut. Ujung-ujungnya Violet jadi overthinking sendiri. Egonya tidak terpuaskan. Hanya karena takut membuat kekasih dewasanya itu marah dan kesal karena dia ngotot membahas hal yang tidak ingin pria itu bahas.
Sungguh hubungan yang tidak sehat. Karena membuat Violet tidak bisa mengekspresikan emosinya dengan baik. Dan terjebak dalam lingkaran overthinking yang menyiksa, tidak tahu bagaimana mengomunikasikan kegelisahannya tanpa menimbulkan masalah.
Violet dan Januar sama sekali tidak setara. Januar begitu mendominasi, sementara Violet terlalu penurut dan ingin selalu menyenangkan pria itu karena takut ditinggalkan.
Hubungan yang seharusnya saling mendukung dan membuatnya merasa aman justru berubah menjadi tempat di mana dia harus terus mengalah pada perasaan yang dipendam.
Belum lagi, Januar bukan tipe yang senang mengabari. Jika sedang ada pekerjaan di luar kota atau bahkan di luar negeri, Januar paling hanya akan bilang akan pergi, tapi setelah sampai di sana pria itu tidak pernah mengabari lebih dulu jika bukan Violet yang bertanya.
Membuat Violet merasa tidak dianggap. Kehadirannya tidak penting.
Meskipun ingin sekali menyuarakan kegelisahan dan keinginannya untuk selalu dikabari, Violet tidak berani melakukannya. Karena takut dianggap tidak mengerti kondisinya yang mungkin sibuk. Atau ribet sekali karena mempermasalahkan hal sepele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lust of Love
Short StoryMature Content [21+] Kumpulan short story. Edisi sayang kalau hanya mendekam di draft dan belum sreg untuk dijadikan long story. Sooo enjoy!! © nousephemeral, 2023. all pictures, inside cover © pinterest.