1. Affair with Boss

9K 168 5
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Alana terbangun saat merasakan sesuatu menimpa tubuhnya. Begitu dia membuka mata sepenuhnya ada sebuah lengan kokoh yang melintang melingkari perutnya.

Alana menoleh ke samping mendapati wajah seseorang yang terlelap di ceruk lehernya. Pundaknya juga terasa berat karena setengah badan orang itu menimpa dirinya.

Alana benar-benar terhimpit.

Alana menyingkirkan lengan pria itu pelan-pelan. Dia mencoba menggulingkan tubuhnya dengan sebisa mungkin tidak membuat pria itu terusik. Namun, tubuh pria itu terlalu kokoh dan berat untuk dia singkirkan. Membuat Alana harus menggunakan sedikit tenaga untuk menyingkirkan badan pria itu.

Gerakan Alana membuat Arkana terusik. Dia bergumam-gumam dan jelas sekali tampak terganggu. 

Alana spontan menegak ketika lengan Arkana kembali melingkari tubuhnya dan kepala pria itu kembali menyusup di ceruk lehernya.

Tidak ada pilihan lain Alana harus membangunkannya.

Alana menepuk-nepuk lengan Arkana pelan. "Pak, saya harus siap-siap kerja."

Arkana masih bergeming. Dia justru mendusel-dusel di ceruk leher Alana. 

"Pak." Alana menepuk pundaknya sedikit lebih keras. "Pak, saya harus segera siap-siap."

Arkana masih bergeming. Padahal Alana yakin dia sudah bangun.

"Pak?"

"Berisik, Alana." Arkana berdecak. Tapi dia berhenti memeluk Alana dan tubuhnya perlahan menjauh.

Alana tidak merespons apa pun. Dia melilitkan selimut ke tubuhnya yang masih telanjang.

Alana turun dari ranjang, bergerak ke kamar mandi meninggalkan Arkana yang menatap kepergiannya dengan pandangan tak terbaca.



Alana pikir setelah dia keluar dari kamar mandi Arkana sudah pulang. Rupanya pria itu masih ada di tempatnya. Sedang bersandar di headboard ranjang sembari memainkan ponsel. Hanya boxer hitam satu-satunya yang melekat di tubuhnya, memamerkan pundak lebar, dada bidang dan perut ratanya yang terdapat cetakan seperti roti sobek.

Ini memang bukan pertama kalinya Arkana ada di ranjangnya. Tapi ini untuk pertama kalinya Alana mendapati Arkana yang terbangun pagi di kasurnya. 

Biasanya Arkana tidak menginap. Tapi semalam Arkana memang datang terlalu larut. Di jam setengah satu malam saat Alana baru saja akan menuju alam mimpi. Alana tidak tahu apa yang membuat Arkana datang di jam yang mendekati dini hari itu.

Namun mendapati wajah Arkana yang kusut dan langsung mencumbunya tanpa aba-aba, Alana yakin Arkana sedang tidak berada dalam mood yang baik sehingga membutuhkan dia untuk melampiaskan nafsunya.

Ya, Alana tidak perlu sakit hati. Dia dibutuhkan Arkana memang untuk menjadi pelacurnya saja. Dan kalau Alana tidak membutuhkan uang lebih untuk biaya sekolah adiknya, untuk membayar hutang dan biaya pengobatan ayah, Alana tidak akan mungkin mau menjatuhkan harga dirinya seperti ini. Tapi keadaan yang mendorongnya sampai pada titik ini.

Lust of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang