11. Little Girl

482 28 3
                                    


Siang tadi, Violet menyetujui ajakan makan malam dengan temannya. Katanya ada restoran baru yang ingin dicoba dan Violet menyetujuinya tanpa pikir panjang.

Violet menatap penampilannya di cermin. Hanya mengenakan gaun berbahan linen dengan potongan sederhana berwarna beige. Panjang gaunnya sampai di bawah lutut dengan lengan berpotongan puff yang mencapai siku. Elegan dan tertutup sekali.

Rambutnya digelung sederhana dengan menyisakan poni. Memperlihatkan leher jenjangnya yang dihiasi kalung.

Violet menatap pantulan dirinya di cermin. Menarik napas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa tak nyaman yang menggigit. Pasalnya Violet tahu, makan malam ini jelas bukan makan malam antara teman biasa.

Meskipun Violet menganggapnya makan malam tanpa ada maksud apa pun, orang yang mengajaknya mungkin memaknai sebagai hal lain. Teman yang mengajaknya adalah seorang pria yang sudah beberapa kali mencoba mendekatinya.

Violet selalu menolak ajakan makan malam Leo dengan alasan pekerjaan. Baru kali ini dia menerimanya.

Hanya karena ingin mengalihkan pikirannya dari kejadian malam tempo lalu. Tepatnya mungkin mengalihkan perasaannya dari Januar. Itu yang membuat Violet merasa tak nyaman karena terkesan memanfaatkan Leo.

Tapi, pada dasarnya Violet memang ingin mencoba untuk membuka hati kepada lelaki itu. Violet sadar selama ini dia tidak pernah mencoba membuka hati untuk siapa pun.

Selain karena trauma, Violet juga ingin fokus pada dirinya sendiri terlebih dahulu meskipun ujung-ujungnya ternyata selama 10 tahun ini dia betah melajang.

Violet pikir selamanya sendiri pun akan baik-baik saja. Karena memang tidak ada pria yang membuatnya tertarik.

Sampai kemudian sosok dari masa lalunya, sosok yang menjadi alasannya belum ingin membuka hati untuk pria mana pun, tiba-tiba kembali datang. Memporak-porandakkan pertahanannya, baru lah Violet ketar-ketir. Dan mulai menerapkan petuah yang mengatakan salah satu cara cepat move on adalah dengan jatuh cinta lagi.

Violet semakin sadar bahwa dirinya belum move on dari Januar sejak malam itu dia terbuai oleh perhatian dan sikap lembutnya. Hingga tanpa sadar dia mengeluarkan sisi manjanya dan bahkan... sampai keceplosan memanggilnya dengan sebutan akrab.

Om.

Malam itu Violet benar-benar malu. Bingung. Kaget dengan dirinya sendiri. Hingga tanpa kata dia langsung berbaring, menyembunyikan seluruh tubuhnya di bawah selimut.

Meskipun rasanya sangat tidak nyaman ditambah karena suhu tubuhnya panas, Violet tetap bersembunyi di balik selimut sambil menyuruh Januar untuk pulang.

Awalnya Januar kukuh ingin Violet keluar dulu dari selimut. Tapi, Violet lebih kukuh lagi. Hingga pada akhirnya Januar mengalah setelah menitipkan pesan agar Violet makan, minum obat dan istirahat dengan baik.

Pria itu bahkan menyiapkan semuanya di meja samping tempat tidur Violet. Dari mulai obat sakit kepala hingga demam, sup, nasi, air, alat pengompres, buah-buahan yang sudah dikupas dan dipotong. Januar menyiapkan segalanya.

Perhatian-perhatian itu lah yang sampai sekarang tidak mau pergi dari kepalanya.

Frustrasi sekali Violet.

Sampai tanpa pikir panjang dia menyetujui ajakan makan malam dari pria yang mendekatinya.

"You look so pretty." Adalah ucapan pertama Leo ketika Violet masuk ke dalam mobilnya.

Violet tersenyum tipis, mengucapkan terima kasih atas pujian itu.

"Makasih ya udah terima ajakan makan malam aku." Leo berkata lagi. "Aku seneng banget pas baca balasan dari kamu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lust of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang