Hari ini hari libur untuk atlet-atlet pelatnas Cipayung. Ada yang menghabiskan waktu untuk ngopi santuy, main game, pergi staycation sampai memilih berbelanja kebutuhan ke supermarket.
Belum ada agenda apapun yang Fajar pilih, lain halnya Rian yang sudah berpakaian rapi hendak pergi bersama ayang.
"Mau gue kenalin ke temen gue nggak" tawar Rian yang iba atas nasib jomblo temannya itu.
"Nggak, emang lo punya temen" jawab Fajar sinis.
"Gue nt lagi jom," tambah Fajar dengan muka memelas.
"Kenapa? Ditolak?"
"DM gue ngga dibales sama Salma" keluh Fajar.
"Hari gini masih ngandelin DM, percuma lu follow-follow an kalo nggak punya kontak WhatsApp, minta lah nomornya" tutur sang ahli bucien.
"Gimana mau minta, dm aja belum dibales"
"YA CARI CARA!"
Hmmm. Cara?
Cara apa?
Pythagoras?
Aljabar?
Alogaritma?
Cinta memang rumit seperti matematika.Beberapa setelah Rian pergi, Fajar mendapati pesan WhatsApp darinya.
Tak kunjung dibalas, Fajar menggunakan ilmu detektifnya untuk menemukan tempat dimana Salma manggung. Tak lama setelahnya, ia langsung pergi menggunakan mobil miliknya.
Masih memakai jersey Manchester united, klub kebanggaannya, Fajar dengan percaya diri ingin menonton show Salma disalah satu Mall di daerah Jakarta. Tapi sial, jarak tempuh yang lumayan, ditambah macet yang menguras emosi membuat ia datang terlambat. Sampai di lokasi, acaranya telah berakhir. Pupus sudah harapannya bisa bertemu dengan Salma.
"Ini tanda kalo ngga jodoh kali ya, jauh-jauh mau ketemu malah zonk,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET [ END ✅ ]
Fanfic[ SELESAI ] konon katanya, perbedaan kadang jadi alasan untuk bisa saling mengerti dan menghargai. perbedaan mengantarkan pada keberagaman. perbedaan juga bisa memecah maupun menyatukan. tergantung pada pilihan kita. dua profesi yang jauh berbeda...