Salma perhatikan lengkung senyum yang terukir di wajah pria itu. Alisnya, bulu matanya, giginya yang rapih dan senyum yang manis. Lengkap sudah keindahan ciptaan Tuhan satu ini.
Malam ini untuk menjemput Salma, Fajar memilih untuk mengenakan kaos bercorak army dan bawahan hitam. Style om-om pada umumnya. Namun setelah di lihat-lihat, Salma menemukan ada yang ganjil di kaos Fajar.
"Yang, itu bekas lipstik siapa? kamu habis ngapain sama perempuan????!!!" tanya Salma kebakaran jenggot.
Fajar mengehela nafas, memang susah kalau menghadapi perempuan.
"Kamu lupa apa kita abis pelukan? itu bekas lipstik kamu," ucap Fajar sambil fokus menyetir.
Salma terdiam, sambil "oo iya ya, hehehe" dalam hati.
Selang beberapa menit, mereka sampai di Kos Salma. Fajar membantu membawakan tas Salma. Tangan satunya memegang erat tangan Salma. Ia sadar, Salma sudah sangat lelah.
Salma membukakan pintu kos dan mempersilahkan Fajar untuk duduk di kursi.
"Mau nginep sini?," tanya Salma mengetes keimanan Fajar.
"Astaghfirullah yang, haroommmm,"
Baguslah, masih waras juga ternyata.
Fajar langsung berpamitan pulang karena ini sudah jam satu lebih. Tidak enak juga lama-lama kalau tetangga kos tau. Sebelum pulang, ia berkata :
"Selamat sayang, kamu hebat hari ini. Seterusnya begini, jadi kebanggaan kita semua,"
Hari ini Fajar memeluk Salma dua kali, di parkiran GBK dan di Kos Salma. Sekarang giliran Salma yang tak mau melepas pelukan itu.
"Udah ah, nanti lipstiknya nempel lagi," ucap Fajar meledek.
Salma melepas kedua tangannya yang berada di pinggang Fajar dengan terpaksa. Namun tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba ciuman Fajar mendarat di kening Salma. Ini pertama kalinya, jadi shock sedikit lah ya.
"Kayak ada rasa bedaknya sama jerawat dikit, yang" ucap Fajar tak merasa berdosa setelah mendaratkan ciuman di kening Salma.
"Kamu aba-aba dulu lah, kaget aku!" jawab Salma menimpali.
"Ya masa aku bilang CIUM KENING GRAK!,"
=°=°
Salma bahagia, hari ini ia tampil di acara Pergelaran Angklung Terbesar di dunia. Dan, rindunya sudah sirna karena Fajar sudah di Indonesia. Menemuinya, memeluknya, dan mencium keningnya.Eh, sebentar.
Seperti ada yang kurang. Fajar bilang, ia pergi makan dan bagi-bagi buah tangan dari Sydney untuk teman-temannya. Lah, kenapa pacarnya tidak dikasih?
Tak terima, Salma langsung membombardir Fajar lewat pesan WhatsApp.
"P"
"Yang, mana oleh-oleh aku?"
"Orang lain dikasih, masa pacar sendiri nggak "
"Kamu udah nggak sayang aku?!"KAMU UDAH NGGAK SAYANG AKU, jadi kalimat cukup horor bagi Fajar.
"Kamu lupa ya, yang. Aku nawarin kamu barang tapi kata kamu, aku nggak mau apa-apa selain kamu pulang, sehat, udah. Ya udah aku nggak beliin apa-apa," jawab Fajar.
Emosi Salma makin menjadi-jadi. Bisa-bisanya Fajar menjawab seperti itu. Perlu diketapel sepertinya.
"BALIKIN CIUM KENINGNYA, SEKARANG. BALIKIN!" tulis Salma di Whatsap.
Aish, ini perempuan pagi buta gini bilang suruh balikin cium keningnya. Mana bisa?
"Iya besok aku balikin, sekarang lagi dijalan,"
Ternyata Fajar belum peka terhadap kode Salma. Harusnya lu tuh minta maaf Fajar, hadeh. Nggak paham-paham juga.
"Yang, maaf aku besok belum bisa nonton kamu di Bandung. Aku baru dapet info, perlu ada ketemu sama orang bahas kerjaan,"
Yah, gagal lagi. Gagal lagi.
Kapan Fajar bisa meluangkan waktunya untuk bisa nonton Salma manggung. Kapan?!
Percuma, mau protes pun tak bakal terjadi perubahan apa-apa. Ya sudah, memang pekerjaan lebih penting dari segalanya. Walaupun sedikit nyesek, Salma iyakan saja.
Iya, moas, sakarepmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET [ END ✅ ]
Fiksi Penggemar[ SELESAI ] konon katanya, perbedaan kadang jadi alasan untuk bisa saling mengerti dan menghargai. perbedaan mengantarkan pada keberagaman. perbedaan juga bisa memecah maupun menyatukan. tergantung pada pilihan kita. dua profesi yang jauh berbeda...