"ka, kamu perlu aku bawain penutup mata ngga?"
"buat apa?"
"buat dibawa kamu ke korea"
"ngapain bawa gituan sal?"
"biar kamu safe disana, mata kamu enggak jelalatan liatin cewek-cewek cakep di Korea"
"aku ngga suka cewe Korea, kerempeng soalnya"
Ya begitulah, jujurnya Fajar kebangetan. Fajar tau kalau Salma hanya bercanda mengenai penutup mata. Salma tidak se posesif itu kok. Yang ada, Salma ini cuek banget kalau Fajar dekat dengan cewek lain. Entah kenapa bisa se pasrah itu Salma.
Jadi, Salma sudah lama memegang prinsip:
"Kalau itu takdirku, pasti enggak akan melewatkan ku"Ia yakin, kalau memang Fajar ada untuknya maka itu memang sudah takdirnya. Jadi, mau siapapun yang mendekati Fajar, kalau akhirnya Salma adalah pemenangnya maka itu akan menjadi miliknya. Tidak ada rasa khawatir ataupun curiga.
Sebab sekeras apapun Salma berusaha mengikat Fajar, kalau itu bukan miliknya, maka akan lepas juga.
"Kamu pernah cemburu nggak liat aku sama temen-temen cowokku?" tanya Salma saat melakukan panggilan video saat itu.
"Pernah lah, tapi aku yakin sama kata-kata ini : mau orang lain jungkir balik pun kalau memang kamu untuk saya, pasti saya yang dapat,"
"Walaupun mereka usaha mati-matian deketin kamu, tapi kalau memang kamu adalah takdirnya aku, ya aku yang dapat, Sal "Kita nggak tau, sejauh mana waktu membawa kita keliling semesta. Kita nggak pernah tau mau dengan siapa kita menghabiskan sisa waktu di dunia. Kita nggak akan pernah tau, sebelum kita berusaha mencarinya. Menemukannya. Semoga kita jadi salah satunya.
Batin Fajar dalam hatinya."Kalau kamu libur nanti, kita ketemu ya, kemana kira-kira? Yang deket aja kali soalnya aku ada jadwal ke luar kota juga,"
Andai, waktu mengizinkan kita bersama seterusnya. Aku pengin bawa kamu keliling dunia, Sal. Kita ke Swiss bareng-bareng, karena kata kamu, kamu pengin banget kesana. Walaupun aku udah pernah ke Swiss, tapi nggapapa aku bawa lagi kamu kesana. Kita ada di Swiss bareng-bareng, menghirup udaranya yang segar, melihat tumbuhan dan rerumputan yang hijau. Air sungainya disana seger banget lho, Sal.
Semoga ya Sal, ada waktunya, ada masanya kita keliling dunia. Kalo perlu kita bareng-bareng ke Banda Neira, walaupun aksesnya cukup sulit, tapi kalau dilalui bareng kamu, aku juga mau. Sal, semoga kita bisa terus sama-sama, saling dukung, saling sayang, saling menghargai sebab banyak perbedaan yang emang signifikan.
Gumam fajar yang sedari tadi terdiam.
"Heh! ditanya kok diemmmm, kaaa, ka Fajar! Hello????!" tanya Salma sambil melambai-lambaikan tangannya.
"Eh iya, kemana ya? Ke Monas aja, kamu jangan lupa bawa botol plastik" jawab Fajar spontan.
"Buat apa?"
"Tempat receh, kita ngemis bareng disana"
Senyum itu lagi-lagi merekah di hati perempuan itu. Salma, yang sedang menghitung hari menunggu waktu libur Fajar rasanya sudah tidak sabar untuk berbagi cerita. Sebab selama ini, panggilan video belumlah cukup mengobati rindunya. Apalagi ia tidak bisa setiap hari membalas chat Fajar, kadang ada kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Begitu kurang lebih membangun hubungan dengan jarak. Harus sabar dan tawakal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALJAY : LAUGH, MIC & RACKET [ END ✅ ]
Fanfic[ SELESAI ] konon katanya, perbedaan kadang jadi alasan untuk bisa saling mengerti dan menghargai. perbedaan mengantarkan pada keberagaman. perbedaan juga bisa memecah maupun menyatukan. tergantung pada pilihan kita. dua profesi yang jauh berbeda...